•• dua puluh satu ••

20 4 0
                                    

Kala and Her Prince Bee — 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala and Her Prince Bee — 21

Sang penantang yang sesungguhnya bukanlah mereka yang banyak kata, melainkan mereka yang banyak aksi.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Selama belasan tahunnya ia hidup di dunia ini, Kala tidak pernah merasakan bagaimana kebahagiaan datang menerpa hidupnya, ketika ia bisa berbincang dan berdiskusi bersama dengan teman sekelasnya. Dan, hari ini, pada akhirnya Kala bisa merasakan momen-momen itu. Duduk membentuk lingkaran bersama Anisa, Yulia, Rahma, dan Ririn benar-benar membuat Kala merasa senang bukan main. Ya, walaupun ia tidak bisa memungkiri masih ada hawa tidak mengenakkan yang datang dari ketiga teman Anisa. Namun, setidaknya, ketiganya sudah mulai menerima Kala, masuk ke dalam lingkaran pertemanan mereka, dan belajar bersama.

Beberapa kali, Kala mengeluarkan suaranya untuk berdiskusi mengenai materi yang tengah mereka pelajari itu. Hari ini akan ada kuis mendadak, setidaknya itulah yang diinfokan pak Andre selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Organik I. Maka dari itu, 30 menit sebelum kelas dimulai, Anisa sudah mengajak teman-temannya, dan tentunya bersama Kala untuk belajar bersama agar bisa mengisi kuis nantinya.

Setelah kemarin belajar habis-habisan menghafal semua materi, kini Kala merasa dirinya sedikit berguna, ketika ia bisa membantu menjelaskan materi yang tidak dipahami oleh salah satu temannya. Anisa yang sedang fokus menjelaskan materi kepada Yulia, membuat Kala mengambil alih kepada Ririn untuk menjelaskan materi itu. Ririn bertepuk tangan dengan meriahnya sendiri ketika Kala menjelaskan materi itu dengan singkat, dan mudah dipahami. Sebelumnya, gadis itu sudah mencoba menonton penjelasan dari aplikasi Youtube, tapi penjelasan Kala lah yang justru berhasil membuatnya terkagum. “Gila, keren banget. Kamu jelasinnya singkat gitu, tapi aku bisa pahaminnya. Aduh, makasih, ya, La.”

Kala mengangguk, kemudian tersenyum kecil. Enak, ya, rasanya ketika kita mempunyai ilmu lebih, dan bisa membaginya dengan orang lain.

“Oh iya, kalian udah belajar materi yang C ini belum? Kata pak Andre, ini juga keluar,” ujar Rahma.

“Loh, bapak kemarin jelasinnya cuma dikit bagian ini. Masa keluar, sih?” tanya Ririn.

Anisa mengangguk, kemudian mengiyakan ucapan Rahma. “Iya, itu keluar. Materinya gak susah, sih, sebenarnya. Cuma, emang banyak hafalan aja.”

“Yah, kirain udah kelar semua materi aku pelajari. Rupanya masih ada satu,” keluh gadis dengan rambut sebahu itu. Ririn yang baru saja menutup modul tebalnya, membuka ulang pada halaman ke dua ratus guna membaca materi yang ia lupakan itu.

Kelimanya kembali fokus menatap buku, sebelum rasa ingin ke toilet Kala menyerang, dan membuat gadis itu pamit sejenak guna beranjak keluar kelas. “Bentar, ya, aku ke toilet dulu.”

Kala and Her Prince Bee [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang