09 Misi Baru

6K 489 24
                                        


"Jadi apakah kau bisa membawakan kepalanya untukku?"

Pria dengan setelan jas, dan topeng hitam yang menutupi area matanya itu. Tengah berbicara dengan Rea yang berada di ruangan yang sama dengannya, dengan penghalang jeruji.

Ada sebuah lubang kotak di bagian bawah jeruji, tempat dimana client memberikan sesuatu.

"Apa kau sudah menyiapkan apa yang kubutuhkan?" Rea lalu mengambil sebuah foto dan sebuah map dari pria itu.

Rea dengan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi wajahnya, nampak serius mengamati isi map dan foto yang client berikan.

"Baiklah, akan kuterima. Semua hal yang kuminta juga sudah kau sediakan. Senang berbisnis dengan anda tuan, saya pastikan anda akan mendapat hasil memuaskan sesegera mungkin." ucap Rea diakhiri dengan formalitasnya.

"Aku menunggu kabar baik darimu. Jika hasilmu memuaskan, akan kuberikan bonus yang kau inginkan."

"Baik Tuan." Lalu client itu segera pergi dan meninggalkan tempat pertemuan yang tersembunyi itu.

Begitupun Rea yang segera meninggalkan tempat itu untuk pulang ke apartemen.

....

"Baiklah, aku sudah menata semuanya. Hahh, leganya..." Arel segera ambruk begitu selesai menata barang.

"Mungkin Rea akan segera pulang. Apa aku buatkan makanan saja ya?"

Saat Arel hendak berdiri, terdengar suara seseorang yang memasukkan kode pintu.

ceklek

"Eh Rea?" Rea berjalan memasuki apartemen, melepas sepatu, sarung tangan, serta maskernya.

"Hahhh.." ia ambruk ke dalam sofa.

"Ada apa? Kau terlihat lelah." Alex lalu membereskan jaket yang Rea lempar sembarangan.

"Aku menghadapi client yang cukup memuaskan tadi." mendegar itu Arel mengerutkan dahinya.

bukannya malah bagus ya?

"Bukankah itu adalah hal yang baik? Lalu mengapa kau seperti ini?"

Rea memiringkan wajahnya menghadap Arel, ia menatapnya lamat. Tentu saja, Arel yang ditatap terang-terangan begitu menjadi salah tingkah.

"Berhenti menatap seperti itu! Kau aneh!" Arel melirik ke arah lain.

"Kau tahu, client yang memuaskan, tentu saja meminta hasil yang memuaskan bukan?" Arel lalu kembali menatap Rea.

"Misi kali ini letaknya jauh, Arel. Targetku adalah seorang pebisnis yang gila seks. Dan dia kini sedang menikmati liburan di luar negeri." Arel mendengarkan penjelasan Rea dengan seksama.

"Lalu apa hubungannya denganku?"

pletak!

Rea menyentil dahi Arel.

"Aww!"

"Kau bodoh apa bagaimana? Kau adalah pelayananku. Siapa yang akan mengurus makan dan tempat tinggalku di sana kalau bukan kau?"

Rea lalu bangkit dari duduknya, diikuti mata Arel yang hanya menatap pergerakannya.

"Kita akan berangkat dalam 3 hari. Jadi siapkan segala kebutuhannya, Mr. Gigolo." Rea lalu segera memasuki kamarnya.

"Yak, Rea!!!!"

.....

"Melelahkan! Sungguh ini melelahkan!!!" Arel terkapar lemas di lantai.

Rasanya sangat melelahkan seluruh apartemen dan mengemasi barang-barang agar

Dalam 2 hari ini Arel menyibukkan diri dengan menghabiskan persediaan rumah. Entah membuat kue, masakan atau olahan lain guna diberikan kepada tetangga atau ia makan dengan Rea.

Rea datang menghampiri Arel dan berdiri di sampingnya.

"Arel, tidak bisakah kau berhenti melakukan itu?"

"Melakukan apa?" jawab Arel yang sibuk membuat adonan kue. Pipinya juga dipenuhi noda tepung.

"Melakukan ini." Rea mengusap lembut noda yang tertinggal di pipi Arel.

Hal itu membuat Arel yang awalnya menghiraukan Rea, memusatkan segala pandangan padanya.

"Lihat, pipimu penuh debu begini dan kau masih berkutat dengan lumpur berwarna itu?" Rea mengambil tisu dan kembali membersihkan wajah Arel dengan teliti.

t-terlalu dekat!!

"Apa maksudmu lumpur?!" Kesal Arel, namun tetap membiarkan Rea memanjakan pipinya dengan jemari halusnya.

"Itu. Bukankah itu lumpur?" tunjuk Rea dengan ekor matanya.

"Rea.. itu adalah adonan kue, dan debu yang kau maksud ini adalah tepung." Rea menjauhkan tangannya dari Arel karena wajahnya sudah lebih bersih.

Itu membuat Arel merasa sedikit kehilangan.

"Bukankah aku sudah bilang, jangan membuat dirimu kelelahan hanya untuk menghabiskan bahan. Kita bisa meninggalkannya Arel."

"Tidak!" Rea sedikit tersentak dengan bentakan Arel yang lebih ke imut.

"Aku tidak mau ya, kalau harus membuang ini dengan percuma. Yah walaupun aku tahu uangmu hanya tinggal keruk saja. Tapi tetap, aku ingin segera menghabiskan bahan untuk sesuatu yang berguna. Kita juga belum tentu akan kembali dalam waktu yang singkat."

Jelas Arel panjang lebar yang hanya dibalas anggukan oleh Rea.

"Baiklah-baiklah lakukan sesukamu." Rea mengacak-acak rambut Arel lalu pergi meninggalkannya.

Rambut yang Arel tata begitu rapi pun harus rusak, dan itu membuat Arel marah.

"Reaaa!!! Jangan kabur kau!" Rea segera saja berlari memasuki kamarnya dan menutup pintu.

....

Ceklek

Seorang lelaki memasuki sebuah ruangan gelap dengan file yang berada di tangannya.

"Tuan, ini laporannya untuk hari ini."

Ia meletakkan map itu di meja Tuannya.

"Ya, kau boleh pergi." jawab lelaki dalam kegelapan itu.

"Baik." dan bawahannya pun segera meninggalkan tempat.

Sang Tuan mulai membuka laporan yang diberikan bawahannya.

Itu bukanlah laporan biasa, melainkan beberapa jepretan foto dari Aron.

"Sudah lama sekali tidak melihatmu manis, kuharap kita akan segera bertemu di waktu yang tepat."

lalu lelaki itu mencium lembut foto Aron, seolah menyalurkan segala perasaannya.










_________________________________

i'm back🥲

so tired yeorobun akhir-akhir ini juga lagi sibuk

maaf kalau banyak typo, author juga manusia😔

yak, langsung aja di vote ya

dan tinggalkan komen, aku suka sekali baca komen kalian. tambah semangat tahuuu😭

🌟

Kamis, 20 Mei 21

My Gigolo So CuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang