"there is no clear skies, if I lose you."
~♥~Mati rasa.
Itu yang Jeongguk rasakan ketika melihat Taehyung tergeletak tak berdaya di ranjang salah di rumah sakit dengan alat bantu nafas di area hidungnya. Jeongguk hanya mampu melihat Taehyung dari kaca persegi dipintu kamar tersebut. Berharap doa yang Jeongguk panjatkan terhantar pada Taehyung yang sedang berjuang pada hidupnya.
Taehyung masih mau berjuang untuk hidupnya, 'kan?
"ayo duduk dulu." bahu Jeongguk disentuh telapak hangat milik Mingyu. Jeongguk menoleh, lalu ambruk menangis keras dipelukan Mingyu yang ikut sakit melihat keadaan yang demi apapun tak pernah siapapun bayangkan akan terjadi.
Jeongguk menengadah, menatap Mingyu yang lebih tinggi darinya dengan linangan air mata "Kak Tae.."
Diusapnya air mata yang turun dipipi Jeongguk "dia bakal baik-baik aja, percaya sama gue. Dia sayang banget sama lo, Jeongguk, nggak akan semudah itu dia nyerah sama hidupnya. Everything is gonna be okay, ya?"
"what if it's no--"
"ssst. Don't say that, just don't."
"sorry." Jeongguk menangis makin keras, otaknya berasa kosong dan tak bisa berfikir dengan benar. Hanya Taehyung, Taehyung, Taehyung saja yang berputar, mengelilingi, memenuhi pikirannya. Jeongguk ternyata masih sangat menyayangi pria yang ia tuduh bermain hati dibelakangnya.
"ayo istirahat dulu, you look so tired, seenggaknya teguk air atau cuci muka lo. Baju lo juga darah semua, Gguk."
Jeongguk menggeleng pelan, "nggak mau ninggalin Taehyung sendirian."
"gue nggak tau gimana cara bujuk lo yang bener gimana? Tapi keadaan lo juga bener-bener nggak baik, Gguk." Mingyu menatap Jeongguk tajam, mengeratkan pegangan di kedua bahu Jeongguk. Terlihat marah yang tertahan. Jeongguk tahu, Jeongguk paham Mingyu tidak ingin Jeongguk ikut sakit. Tapi dia tidak ingin meninggalkan Taehyung sendiri disini.
"Ming--"
"Kak Mingyu!"
Mata Jeongguk menangkap gadis cantik yang ia temui beberapa kali bersama Taehyung. Gadis itu lari tergopoh-gopoh dengan mata yang sama-sama menahan tangisan. Dia langsung berlari dan berhenti tepat dihadapan Mingyu. Mingyu melirik kamar disebelahnya, memberi tanda bahwa yang gadis itu cari tengah berada dibawah penanganan dokter di kamar itu.
Taera langsung mendekat kepintu, menatap Kakaknya yang terbaring disana, tangisannya terdengar; lirih dan amat pilu. Jeongguk dapat merasakan sakitnya. Untuk kali ini, Jeongguk tidak ingin termakan cemburu buta, gadis ini juga terlihat baik. Yang terpenting sekarang adalah keadaan Taehyung.
"Kak Taehyung...."
Minggyu menyelinap, menyentuh lengan Taera yang langsung jatuh ke pelukan Mingyu. Mereka terlihat dekat dimata Jeongguk untuk ukuran pertemuan kedua.
"Ssst, Kak Taehyung nggak apa-apa, dia bakalan baik-baik aja Taera. Ayah sama Bunda udah dihubungin?"
Taera mengangguk, Jeongguk mengerutkan dahi.
"Taera?" sebut Jeongguk menatap Taera dan Mingyu bingung, mata indahnya tertutupi air matanya sendiri.
"ya?" gadis itu menjawab dan,
Jeongguk jatuh limbung ke lantai tak kuat menahan tubuhnya.
Ya, Jeongguk ingat. Taera adalah nama adik yang pernah Taehyung sebut dalam ceritanya.
---
"maaf."
Taera menoleh kesebelah dimana Jeongguk duduk dengan kepala tertunduk menatap ujung kemejanya yang ia mainkan dengan jemari indahnya. Genggaman Taera pada tangan Taehyung perlahan terlepas, tangan mungil gadis itu beralih menggenggam jemari Jeongguk yang terasa dingin.
"nggak apa-apa, Kak. Udah terjadi. Dari sini juga, Kak Jeongguk bisa belajar buat saling jujur tentang apa yang Kak Jeongguk rasain dan Kak Jeongguk rasa janggal. Komunikasi penting banget, Kak. Jadiin semuanya pelajaran, biar kedepannya nggak terulang lagi."
Jeongguk menitikkan air matanya, rasanya ia ingin menangis tapi air mata yang ingin ia keluarkan tak sederas dengan kesedihan yang ia rasakan. Jeongguk sungguh menyesali perbuatannya yang berefek besar pada hubungannya dan Taehyung.
Bahkan ia rasa, yang membuat Taehyung terbaring di ranjang ini, dan yang membuat Jeongguk kecelakaan beberapa bulan lalu, adalah akibat dari apa yang ia pendam tanpa ia utarakan.
Kalau Jeongguk menyesal hari ini, apa ia bisa memperbaiki dikedepannya? Memperbaikinya bersama Taehyung? Boleh tidak? Sekali lagi Jeongguk ingin egois untuk Taehyung. Jeongguk ingin Taehyung, bersamanya memperbaiki tiap sisi yang ia rapuhkan. Satu kali saja, dan Jeongguk berjanji akan memperbaiki kesalahan sebelumnya.
"Kak.." panggil Taera seraya menghapus air mata dipipi Jeongguk.
Jeongguk menatap Taera, "terimakasih, Taera." memeluk Taera menyalurkan rasa rindu pada Taehyung melalui saudara sedarahnya. Karena Jeongguk tahu, pelukan erat Jeongguk mungkin bisa meremukkan tubuh Taehyung saat ini.
"Kakak aku sayang banget sama Kak Jeongguk." ucap Taera perlahan sembari tangannya mengusap punggung Jeongguk, keduanya kini saling menguatkan. Jeongguk mengangguk, Taera dapat merasakannya.
"aku tahu dan aku juga sayang banget sama Kak Taehyung."
Taera melepaskan pelukan terlebih dahulu, menangkup pipi Jeongguk dengan senyuman yang tersungging manis di wajah setengah bule milik Taera.
"kita berdoa ya buat kesembuhan Kak Taehyung supaya Kak Taehyung cepet sadar dari komanya dan cepet pulih, aku tahu kalian berdua masih sama-sama sayang. Masih seratus persen sama-sama ingin bersama." Taera tersenyum, lagi. Melirik Taehyung yang tampak tidur dengan nyaman.
"kakakku orangnya kuat banget! Jadi dia pasti bisa lewatin ini! Iya kan, Kak Jeongguk?"
Jeongguk tahu, Taera butuh dukungan, Taera butuh disetujui, dibalik kalimatnya yang ceria dia juga sebenarnya mengkhawatirkan keadaan kakaknya. Jeongguk paham.
Dan benar, yang perlu mereka lakukan saat ini yaitu saling menguatkan, saling percaya bahwa Taehyung segera bangun dari komanya.
Jeongguk menyentuh lembut jemari Taehyung. Jemari favoritnya akhir-akhir ini, jemari yang selalu menyuapkan stroberi padanya, jemari yang sangat pas untuk ia genggam. Jeongguk mencium jemari Taehyung lembut. Tidak ingin menangis karena ia tahu yang Taehyung selalu inginkan yaitu kebahagiaannya.
Jadi Jeongguk tersenyum, dengan harapan senyuman yang Taehyung selalu bilang adalah hal favoritnya didunia ini membawa Taehyung untuk kembali sadar.
Jeongguk sangat berharap, sungguh.
Rambut lebat sedikit bergelombang itu Jeongguk usap dengan penuh rasa sayang, mencium jemari Taehyung lagi.
Bangun Taehyung..
Ada raga yang ingin memelukmu, ada jiwa yang menunggumu pulang, ada rindu yang harus segera dituntaskan.
Bangun Taehyung, Demi Tuhan Jeongguk rindu.
-tbc
Lagi-lagi aku mau bilang, ini telat banget. I feel so bad nggak bisa update secara rutin since aku lagi ngerjain skripsi. But I promise to myself and you guys, my beloved kalau aku pasti tamatin cerita ini kok (eventho it takes 100 years, lol joking) 😂😂
And yes, I feel so glad if u give your time to comment and like this story if you enjoy it! I love you my babies so muchhhhhhhh💜💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [KTH&JJK]
Random[taekook] Jeon Jeongguk itu suka cewek. Agak kesel kalau temen-temennya ngegodain dia tentang Kim Taehyung; si kating ganteng idaman penjuru kampus yang 'katanya' naksir dia. Mau itu gosip atau bukan, Jeongguk tetap nggak suka. Mau Taehyung seganten...