🌹 Tiga Belas 🌹

19K 1.6K 63
                                    

Sakti, Alea, dan Alesha sedang duduk di ruang tamu sambil menonton tv. Saat ini Eca sedang duduk di pangkuan Ayahnya dan menerima suapan makan malam dari Alea.

Ya, Eca merengek kepada Sakti ingin makan di suapi oleh Alea. Eca nggak tau kenapa pengen saja makan malam ini di suapi oleh idolanya.

Alea yang mendengar rengekan Eca. Langsung menuruti permintaan gadis kecil itu dengan semangat.

Eca tampak bahagia sekali. Badannya di goyang-goyangkan di atas pangkuan Sakti.

" Sayang, jangan gerak-gerak terus dong, nak." Pinta Sakti gemas. Eca tertawa menampakkan gigi rapinya.

" Hehehe...., Eca lagi bahagia dan senaaangg, Ayah." Jawab Eca dengan mata berbinar-binar.

" Kenapa? Karena di suapi makan sama Ratu?"

Eca menganggukkan kepalanya cepat-cepat. Eca kemudian tersenyum malu-malu ke arah Alea yang menatapnya dengan pancaran kelembutan.

" Enak di suapi sama Ratu?" tanya Sakti lagi.

" Enak banget. Ayah mau di suap juga?" tanya Eca balik.

Alea melototkan matanya sebentar.  Sedangkan Sakti bersorak bahagia.

Ah akhirnya.

" Mau kalau Ratu juga mau." jawab Sakti menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

Sakti menatap Alea yang membulatkan bibirnya dengan mata melotot Karena kaget dengan jawaban Sakti.

Oh shit. Bisik hati Sakti ketika melihat  bibir Alea yang merah merona dan kelihatan sexy itu.

" Ayah ni udah besar. Masa makannya masih di suapin." celetuk Eca. Sakti dan Alea menatap Eca. Sakti mengernyitkan alisnya salah tingkah.

Tadi siapa yang nawarin makan di suapin. Sekarang siapa juga yang menjatuhkan pamornya di hadapan sang istri. Siapa lagi kalau bukan anak satu-satunya. Hanya Eca yang bisa membuat Sakti merasakan malu seperti ini.

Alea tertawa merdu.

" Nggak papa. Sekalian aja. Tante suapi Ayah kamu juga, sayang." Suara lembut Alea meneduhkan hati Sakti seketika. Rasa malu nya sudah hilang tak berbekas entah kemana.

Sakti mengerjapkan matanya melihat tangan yang berisi makanan itu sudah berada di hadapan mulutnya.

" Ayo, Yah. Buka mulutnya." Ucap Eca. Sakti segera membuka mulutnya dan menerima suapan makanan langsung dari tangan sang istri. Tak lupa juga, Sakti mengulum jari tangan Alea. Sontak saja aksi tersebut membuat Alea kaget . Sakti kembali bersikap seolah tidak terjadi apa-paa setelah melempar senyum kepada Alea.

Sakti tidak tahu jika jantung Alea sekarang berdebar sangat kencang. Wajah Alea memerah dan panas. Alea mengerjapkan mata dan menunduk sambil mengaduk makanan di piring.

" Enak, Yah?" Tanya Eca.

" Enak banget," jawab Sakti mengangguk sambil menelan makanannya.

Hati Alea berdesir. Momen sekali seumur hidup seperti ini sangat di sukai Alea. Alea bahkan berdoa dalam hati semoga keromantisan dan keindahan ini tidak cepat berlalu. Alea masih ingin menikmati momen seperti ini dengan orang terkasihnya. Belum tentu, besok kesempatan seperti ini akan datang lagi. Maka dari itu, Alea benar-benar menggunakan dan memanfaatkan kesempatan yang di dapati nya sekarang ini.

" Ratuu Aaa...," Lamunan Alea memburam mendengar suara Eca. Eca sudah membuka mulutnya lagi. Alea tersenyum. Alea menyuapkan makanan tersebut untuk Eca. Bergantian dengan Ayahnya. Begitu seterusnya sampai mereka minta nambah lagi.

Selesai makan mereka masih duduk di ruang tamu. Eca sekarang berpindah duduk di pangkuan Alea. Eca menjadi anak manja bertemu Alea. Maklum saja. Dengan Sarah Eca tidak pernah merasakan di peluk dan dipangku seperti ini.

" Ayah, Eca ndak mau pulang." Sakti menengok Eca di sampingnya. Jarak duduk mereka sangat dekat sekali. Bahkan lengan Sakti  bersentuhan dengan bahu Alea.

" Kenapa?" tanya Sakti.

" Ndak mau pulang. Di rumah kita nggak asyik. Eca sering kesepian. Eca mau di sini aja sama Ratu. Boleh ya, Yah." pinta Eca memberikan puppy eyesnya.

Sakti terdiam mendengar ucapan Eca.  Dalam pikirannya apa yang diucapkan Eca barusan adalah hal yang selama ini dirasakan anaknya. Sakti merasa gagal menjadi orang tua.  Sakti tiba- tiba menjadi sedih memikirkan kalau selama ini anaknya kesepian dan tidak bahagia. Apalagi melihat perilaku dan bagaimana Sarah.

Sakti tersenyum kemudian membelai rambut Eca yang masih duduk di pangkuan Alea. Alea menatap Sakti seolah ingin meminta penjelasan. Sakti hanya menatap Alea dengan lembut.

" Emang Ratu bolehin Eca bobok di sini?"

" Boleh," jawab Alea cepat memotong. Eca tersenyum bahagia.

" Yeeyyyy....," Alea dan sakti ikut tersenyum melihat pancaran kebahagian Eca.

Tiba-tiba handphone di saku Sakti bergetar. Sakti mengangkat panggilannya. Alea mengernyit melihat rahang Sakti yang tiba-tiba mengeras dan terlihat menyimpan amarah.

Alea penasaran siapa yang menelpon Sakti dan apa yang mereka bicarakan sehingga Sakti harus berekspresi marah saat ini.

" Abang harus pulang sekarang. Ada urusan yang nggak bisa di tunggu. Kamu sama Eca baik-baik di rumah ya." ucap Sakti cepat sambil mengambil kunci mobilnya.

" Eca, Ayah pulang ya. Eca jangan nakal di sini, oke."
.

" Aye aye captain."

Sakti bangkit tanpa mendengar jawaban Alea. Sakti mengecup kening Eca. Kemudian beralih ke kening Alea yang mematung. Tidak menyangka Sakti juga akan memberikannya kecupan.

Alea menatap kepergian Sakti.

Hati-hati Abang. Bisik hati Alea.

Tbc!
11/05/21

Siapaaa yang baper melihat adegan-adegan yang tersaji di cerita ini???

Siapa yang tau kenapa Sakti marah mendapat telpon. Siapa coba yabg nelpon nya??

Part depan mau melihat keuwuan keluarga cemara ini??? Wkwkwk🤣🤣🤣

Ayo VOTE DAN KOMENTAR YANG BANYAK YAHHH.

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang