.
..
.
-Menunggu-
...
.
"BERHENTI MENGIKUTIKU DASAR SINTING!"
"TIDAK! AKU MAUNYA IKUT DENGANMU!"
"MENJIJIKKAN! JAUH-JAUH DARIKU!"
Sepanjang perjalanan dipenuhi oleh perdebatan keduanya. (Y/n) dibuat gondok dengan tingkah Kirari yang seolah-olah menjadi benalu baginya. Sesekali (y/n) mempercepat larinya tapi Kirari dengan mudah mengimbangi.
"Sudah ketahuan ya habis-habisan saja," kata Kirari santai. Kedua tangannya bertumpu ditengkuk dan berjalan tegap dengan pandangan mata mengarah kelangit gelap gulita.
"Selain aku," kata (y/n). "Siapa saja yang diburu petinggi?"
Kirari menggaruk pipinya pelan dengan kuku jari kanan, "bocah bernama Itadori Yuuji diburu dua orang. Yang satu perwakilan dari klan Zenin dan yang satunya lagi special grade Okkotsu Yuuta-- eh kau mau kemana?!" teriak Kirari yang melihat (y/n) berbalik kearah Shibuya.
"Klan Zenin mengandalkan kecepatan dan serangan mendadak menggunakan senjata kutukan. Kalau Okkotsu Yuuta dia punya roh kutukan bernama Orimoto Rika." (y/n) berjalan menaiki jembatan yang dia rusak tadi. "Okkotsu Yuuta, aku pernah bertemu dengan roh kutukan pendendam Rika setahun yang lalu. Kekuatannya tidak boleh dianggap remeh. Okkotsu juga sepertinya punya kecenderungan ah, atau mungkin meniru kekuatan orang lain itu memang kekuatannya."
Kirari bersiul pelan, "fiu~ bagaimana kau tahu tentang itu semua?"
"Pengamatan. Aku mengamati Zenin Maki dan Mai, juga pertarungan hyakki-yakou setahun lalu. Yah, itu jika aku tidak salah." jelas (y/n). "Kalau lawannya Okkotsu, kau harus mengganti setiap kekuatanmu dengan yang baru, dengan kata lain aku adalah counter terbaik dalam melawan kutukan pendendam dan tuannya itu."
Kirari terus mengekori (y/n) dari belakang, "tapi bukannya kau itu lebih ke spesialis shaman support yang membantu dari belakang?"
(Y/n) berhenti berjalan, mata dan wajahnya menatap Kirari datar, "kau benar." katanya. Kakinya kembali berjalan melawan arah dari Shibuya. "Berarti kalau itu Itadori, dia pasti bisa melawan Okkotsu. Aku sudah mengajari Itadori agar bisa berpikir dua langkah lebih dulu dari lawannya. Yah, dia pasti baik-baik saja."
Kirari menatap punggung (y/n) datar, "dasar labil." ejek Kirari menunjuk (y/n) dengan kedua jari telunjuknya. "Kau serius tidak mau membantu Itadori? Lawannya shaman kelas satu dan shaman kelas spesial, loh?"
(Y/n) terus berjalan tanpa mempedulikan ocehan Kirari. Manik obsidian dengan warna ungu tua dibagian bawah netranya itu menatap gerbang kediaman yang hancur berantakan karena ulah kekuatannya tadi siang.
"Wah, ini rumahmu? Berantakan sekali untuk ukuran seorang guru."
Ucapan Kirari membuat urat dikepala (y/n) berkedut menonjol. Ingin rasanya (y/n) menonjok wajah pemuda itu dan berteriak kalau kediamannya seperti itu karena ulah Geto palsu dan anak ayamnya.
(Y/n) menghela nafas dan berjalan memasuki kediaman. (Y/n) mengobrak-abrik kamarnya, mencari buku yang berisi tentang semua keturunan Hanamika yang bisa memanggil pelayan dewa.
Sedang (y/n) sibuk, Kirari malah tiduran di atas kasur (y/n) dengan tidak merasa bersalahnya. "Uwah~ kasurmu empuk sekali. Pantas saja sih, kau kan satu-satunya pewaris keluargamu."
Dia tidak tahu saja kalau (y/n) lebih suka membelanjakan uang gajinya sebagai shaman untuk membeli makanan.
"Jangan merusak kasurku!" pekik (y/n) kesal. (Y/n) kembali melanjutkan kegiatannya tanpa menindahkan Kirari yang terlihat mulai terlelap di atas kasurnya. "Sialan, kasurku diambil alih dedemit."
(Y/n) berhasil menemukan buku yang dia cari-cari. (Y/n) membawa buku itu ke engawa dan duduk bersila disana. Tangannya membuka halaman dimana di sana terdapat tulisan tiga pintu. Dia masih tidak paham dengan takdir tiga pintu yang diceritakan Sukuna. Tentang bagaimana caranya dia bisa melewati pintu kekuatan dalam keadaan tanpa pembatas karena Gojou tidak ada disampingnya saat ini.
Dibawah sinar bulan, (y/n) membaca ulang isi buku itu dan kembali mempelajari isinya. Jemarinya mengusap cincin tempat Kyrin berada, berharap setidaknya laki-laki itu membalas panggilannya. Jarang sekali Kyrin tidak menjawab panggilannya lebih dari dua kali dan itu cukup membuat (y/n) sedih.
.
.
.Ditempat lain, kini Itadori dihadapkan pada kakak kelasnya bernama Okkotsu Yuuta yang siap mengeksekusinya. Dan seorang rahim kutukan bernama Choso yang sibuk menangkis serangan dari perwakilan klan Zenin, Naoya.
Laki-laki berambut hitam cepol dua itu terpojok kedinding dengan luka diperutnya yang menganga lebar.
Naoya memegang senjata kutukan berbentuk pisau ditangannya. Kedua laki-laki itu bercakap-cakap mengenai hubungan seorang kakak dan adik. Yang datu akur dan yang satu yang lagi bagaikan musuh abadi.
Itadori terpojok dipelukan sesuatu yang muncul dibelakangnya. Suara khas Rika Orimoto muncul.
"Apa yang kalian lakukan?"
Okkotsu tersenyum tipis dan menghilangkan energi kutukannya pada pedang patah yang dia pegang. "Kami hanya bermain-main, Rika-chan. Tahan dia seperti itu."
Okkotsu mendekat dan menusuk dada Itadori dengan ujung pedangnya, "maaf ya."
Ditempat Choso dan Naoya, Choso berhasil membalik keadaan. Kini Naoya tertelungkup di atas tanah dengan tubuh dipenuhi darah beracun Choso.
Okkotsu muncul dari belakang dan langsung memukul bagian samping wajah Choso hingga Choso pingsan ditempat.
Okkotsu membuat perjanjian bersama Naoya dengan syarat Okkotsu menyembuhkan Naoya dengan teknik pembalik dan Naoya melaporkan tentang eksekusi Itadori pada petinggi.
Laki-laki itu kemudian menyeret tubuh Itadori dan Choso kedalam bangunan sepi. Okkotsu mengingat kembali percakapannya dengan Gojou diluar negeri. Laki-laki berambut legam itu menyembuhkan luka Itadori dan menaruh Choso sedikit jauh dari Itadori.
Okkotsu membakar beberapa kayu sebagai penghangat karena suhu udara Shibuya yang sudah mendingin.
Okkotsu menunggu Itadori bangun untuk menjelaskan semuanya.
.
.
..
.
..
.
..
.
.T
B
C.
.
..
.
..
.
.San: Kirari hati" ntar ketahuan gojou sama sukuntl mampus lu gara" gangguin yeen 🤣🤣
.
.
..
.
.See you next chapter 🏃🏻♀💨💨
12 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Sensei!!! [Gojo Satoru x Reader]
FanfictionLangit berbintang itu indah, langit biru juga indah. . . . Hanamika (y/n), perempuan berusia dua puluh dua tahun, alumni sekolah Jujutsu sekaligus calon guru baru disana. "Mohon bantuannya, Gojou-sensei." "Osu! (y/n)-chan!" . . . ║▌│█║▌│ █║▌│█│ ║▌...