PART 07

477 64 18
                                    


Maaf, ya, kalau kemarin ceritanya terlalu pendek ^^ Semoga part kali ini bisa memenuhi asupan Moment SuSeo kalian 💞

Salam Sayang,

Ngabngabcuy ^•^



'Terkadang bunga mawar yang selalu terlihat indah pun bisa tumbuh tidak sempurna dan nyatanya keledai yang bodoh pun tidak mau terperosok ke dalam lubang yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Terkadang bunga mawar yang selalu terlihat indah pun bisa tumbuh tidak sempurna dan nyatanya keledai yang bodoh pun tidak mau terperosok ke dalam lubang yang sama.'





* * * * *





Seojun masih berdiri di halaman belakang sambil mengintip ke ruang tamu melalui dinding kaca. Kedua netranya fokus memperhatikan kedua orang tua Suho yang kini tengah duduk santai sambil bercengkrama. Beruntung para pelayan bisa mencegah mereka untuk tidak pergi ke lantai dua; tempat kamarnya dan Suho berada.

Sesekali ia berjongkok sambil memikirkan cara untuk bisa pergi ke kamar agar posisinya jadi lebih aman. Kembali berdiri setelah mendapatkan ide, tetapi karena merasa akan gagal, Seojun kembali duduk lantas memasang wajah cemberut.

Ia terus memutar otak untuk menemukan jalan keluar yang tepat. Sejurus kemudian, senyuman manis nan cerah terukir di bibir tipis berwarna merah jambu tersebut. Seojun lantas berdiri dan mencari pelayan yang lewat dan menoleh ke arahnya untuk dimintai bantuan.

Kebetulan sekali Bibi Jung hendak mengambil sebuah vas bunga di atas nakas dekat pintu menuju halaman belakang. Seojun pun menyampaikan rencananya dan Bibi Jung juga menyanggupi hal tersebut.

Wanita paruh baya bertubuh agak berisi itu lantas pergi ke ruang tamu dan mulai berbincang sedikit dengan Tuan dan Nyonya besarnya tersebut. Ia melaporkan beberapa kejadian di rumah yang sekiranya bisa mengalihkan perhatian kedua orang tua Suho itu.

"Aw! Gue enggak bisa lari," desis Seojun sambil memegangi bokongnya sendiri.

Perlahan-lahan Seojun mengambil langkah sampai ke anak tangga ke lima sampai akhirnya ia memilih untuk berlari secepat kilat sampai masuk ke dalam kamar. Ia sempat lupa soal rasa sakit, tetapi akhirnya ia jatuh terduduk di lantai sambil menangis dalam diam setelah mengunci pintu. Bukannya cengeng, hanya saja rasanya terlalu sakit.

Laki-laki berhidung mancung itu perlahan bangkit dan merangkak naik ke atas ranjang. Sejenak ia mengomel sendiri dan memarahi Suho yang melakukannya terlalu kasar dan tidak memberi kesempatan untuk Seojun istirahat barang sedetik saja. Sampai kemudian ia terdiam dan mulai menghubungi Suho melalui aplikasi Chatting.



* * *

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOTTER THEN HELL  ]•[ SUHO x SEOJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang