PART 08

393 58 16
                                    

Aku kembaliiiii~ 🦖
Uuuwiiiii~ 🦖

Salam sayang,
Ngabngabcuy ^•^







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



'Perasaan seseorang memang sulit dipahami. Sekalipun wajah dan namamu sudah terukir dalam hatinya, tetap tidak menutup kemungkinan bahwa dibalik ukiran itu ada sosok lain yang lebih didambakan.'




* * * * *



Terkadang sama sekali tidak terasa bahwa waktu sudah terlewati begitu banyak. Ratusan bahkan ribuan cerita hidup sudah terukir. Ada yang diingat dan ada juga yang sengaja dilupakan karena sama sekali tidak menyenangkan.

Hari ini tepat tiga bulan Seojun menjadi pasangan sah dari Suho. Dan, sekarang ia tengah duduk santai di ruang keluarga sambil menikmati setoples kacang almond kesukaannya. Memperhatikan baik-baik acara memasak yang dibawakan oleh salah satu juru masak terkenal di Korea Selatan.

Seojun ingin bisa menyiapkan makanan untuk Suho setiap sarapan, makan siang, dan makan malam. Setidaknya ia ingin menjadi pasangan yang bisa diandalkan dalam hal yang sangat penting; menjaga kesehatan Suho.

Jarum jam baru menunjukkan tepat pukul sepuluh pagi dan ia sudah kembali merasa lapar. Seojun ingin sekali makan olahan seafood yang biasanya dijual di restoran pinggir pantai. Ia pun beranjak untuk bersiap-siap berangkat sendirian. Tidak ingin mengajak Suho karena tahu bahwa laki-laki itu sedang sangat sibuk di kantornya saat ini.

Akan tetapi, sepertinya Tuhan sedang tidak sejalan dengannya sekarang. Saat tengah sedang di ruang tamu dan meminta Bibi Jung untuk mengatakan bahwa dirinya pergi sebentar pada Suho yang jika nanti pulang lebih dulu darinya, saat itu juga orang tua Suho masuk tanpa mengetuk pintu.

Tatapan kaget Seojun bertemu dengan tatapan tajam Tuan Lee. Kedua mata lelaki berusia dua puluhan itu mulai berkaca-kaca dan bibirnya bergetar karena takut dan tidak tahu harus berkata apa. Tubuhnya ikut gemetar dan jadi salah tingkah. Perlahan kepalanya menunduk dan bola matanya bergerak liar seolah sedang mencari-cari sesuatu yang tidak akan pernah ketemu lagi.

Tuan Lee berjalan dengan langkah wibawa seperti biasanya. Berhenti tepat satu meter di hadapan Seojun. Tatapannya masih sama, bahkan semakin besar kobar api kebencian yang tampak di netra hitam tersebut. Tangan kanannya mencengkeram erat bahu kiri Seojun sampai si empunya harus menahan rasa yang teramat sakit dan menahan rintihan agar tidak lagi dianggap lemah.

"Sedang apa di sini? Sudah berapa kali kukatakan untuk menjauhi Lee Suho? Apa kau tidak punya telinga, hah?!"

Suara lelaki paruh baya itu cukup keras hingga bergema ke seluruh sudut rumah juga membuat telinga Seojun yang paling dekat di sana jadi berdenging. Bibi Jung yang tidak bisa ikut bicara pun hanya diam, tetapi dalam hati berdoa agar pasangan Tuan Mudanya itu bisa selamat dan rahasianya tidak terbongkar. Sementara di sisi lain, sosok ibu tiri Suho hanya bisa menatap bingung pada suaminya dan juga Seojun secara bergantian.

HOTTER THEN HELL  ]•[ SUHO x SEOJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang