//Meet You//
Memandangi sekeliling dengan mata teduh yang terhias mascara dan wajah yang dibalut make up kasual lainnya, Yesicca Tamara duduk di cafe hanya sekedar untuk meneguk kopinya di siang hari. Wanita cantik itu diam sendirian menyesap kopi Americano yang dengan santainya ia tambahkan pemanis."Norak lo!"
Mendengar seruan seseorang yang baru saja selesai memesan roti almond dan kopi latte. Yesicca atau yang dengan akrab disapa Chika itu mengernyitkan dahi saat melihat orang yang menghampirinya.
"Americano pake gula. Jangan pesan Americano kalau masih harus nambah gula!"
Sisca, rekan kerja Chika yang tiba-tiba saja menyusulnya untuk pergi minum kopi saat jam istirahat makan siang. Chika mencebikkan bibirnya karena merasa kesal, jadwal minum kopi siangnya harus dirusak oleh komentar teman dekatnya sendiri.
"Not your even fuckin' business." umpat Chika, menyahuti seruan Sisca yang menurutnya sangat mengganggu.
Dengan santai, Chika kembali meneguk kopi hitam dinginnya. Lumrahnya memang orang tidak mencampurkan gula pada kopi berjenis Americano. Tapi untuk sebagian orang yang tidak suka pahit, terkadang mereka mencampurkan pemanis supaya bisa menikmati kopinya. Ini tentunya hal cukup yang manusiawi. Hanya kadang beberapa kaum anak muda menganggap kawannya tidak keren jika punya selera yang berbeda.
"Masih galak banget aja sih, Chik?"
Chika melirik pada Sisca yang duduk di sampingnya. Mereka berada di bagian out door cafe, melihat pemandangan kota di siang hari yang tidak begitu terik.
"Astaga, ya Tuhan. Oke, gue pergi deh ya?"
Masih diam, Chika hanya memutar pandangannya ke arah lain untuk melihat beberapa orang memasuki cafe dan ia merasa ada sebuah objek yang bergerak masuk dengan pancaran yang memaksanya untuk lebih fokus.
"Chika, gue duluan ya?"
Tak mau diinterupsi, Chika hanya mengangguk saat Sisca pamit dan melambaikan tangannya. Sungguh Sisca sangat mengganggu karena objek yang menarik perhatian Chika sempat terhalang.
Menoleh ke kanan dan kiri, Chika nyaris kehilangan seseorang yang ia perhatikan. Tapi ia terkesima sekali lagi saat akhirnya netranya menemukan orang itu. Kesan pertamanya adalah, lucu. Orang itu terlihat lucu.
Chika mengatupkan bibirnya karena sadar ia hampir saja tersenyum di muka publik hanya karena melihat seseorang yang tak ia kenali. Dan bodohnya, sama seperti orang-orang lain yang pernah tiba-tiba merasa sangat tertarik pada seseorang yang tidak kita kenali di situasi dan tempat yang tidak terduga juga.
Gerak pupil Chika sejalur dengan tiap gerakan yang dibuat oleh orang itu. Jarak mereka mungkin tak sampai empat meter. Hanya berjarak satu meja dan kursi yang kosong. Yang Chika perhatikan, orang itu membawa tumpukan map dan laptop usang keluaran lama.