7. Fever Phase: Keep It

19 4 0
                                    

"Astaga, Hangyul, akhirnya kamu pulang."

Paman Kang ternyata menungguku pulang. Beliau duduk di satu anak tangga depan pintu rumahku. Paman Kang juga bilang tidak bisa masuk ke rumah karena terkunci, aku minta maaf dan mengucapkan terima kasih padanya.

"Ya sudah, kamu sudah makan?"
Katanya sembari berdiri.

"Sudah kok, Paman."

Paman Kang tersenyum dan menepuk pundakku. Mungkin karena tangannya merasa hangat saat menyentuh kulit, Pamanku itu langsung melontarkan tanya.

"Kamu sakit, Hangyul?"

"Ah, ku rasa iya. Mungkin sedikit kena demam."

"Kamu sih gak pake jaket kalau motoran."

"Hehe, iya, Paman."

Padahal demam ini karena fase demam yang masih aktif dan belum selesai. Paman Kang menawariku tidur di rumahnya, aku menolak dan bilang kalau akan segera sembuh kalau tidur. Paman Kang dengan mudahnya mengiyakan, lalu beliau pamit dan mengijinkanku tidak ke toko bunga besok. Saat Paman Kang menjauh, aku masuk ke rumah.

Beres-beres sedikit, mengunci rumah, menutup kelambu, lalu mematikan lampu, aku masuk ke kamar kecilku dan merebahkan tubuh. Menempatkan diri dalam posisi nyaman kemudian terlelap dengan cepat.

SWIIIISH~

Mendengar seperti suara angin, aku membuka mataku. Ku lihat Pak Sangyeon merebahkan tubuhnya. Aku mendekat dan minta melanjutkan fase deman ini. Pak Sangyeon menyuruhku bersila dan sandar di batu Surearium. Aku mulai menutup mata dan fokus.

Lagi, aku merasa tidak enak, segera ku buka mataku. Aku berdiri di hamparan padang pasir dimana langitnya seakan gelap namun aku masih bisa melihat sekitar. Tidak ada panas atau terik matahari, tempat ini sungguh unik.

"Hey, nak, kau mendengarku?"

Suara Pak Sangyeon menggema disana.

"Dengar, Pak."

"Aku tidak berada di sekitarmu lagi. Disini kamu akan bertemu dengan perempuan yang dipercaya oleh Dewi Kelinci, panggil dia Putri Dewi. Ujianmu disini adalah menerima pemberian Putri Dewi dan simpan itu sampai selesai."

"Huh, kedengarannya mudah."

"Memang terdengar mudah. Intinya, kamu harus tetap berpegang teguh pada benda yang kamu terima pertama kali. Setelah itu, kamu tidak boleh menerima apapun yang ditawarkan oleh Putri Dewi."

"Baiklah. Apa ada hal lain yang harus ku lakukan disini, Pak Sangyeon?"

"Kamu dan Putri Dewi akan berjalan mencari aliran air yang menghubungkan Surearium ke Namukum. Jika berhasil sampai Namukum dengan Putri Dewi, kamu akan mendapat sesuatu lagi untuk dimasukkan ke rongga batu Surearium."

"Aah, baiklah-baiklah."

Kedengarannya mudah, ku rasa aku bisa melewati ini tanpa ada halangan apapun. Usai berbincang dengan Pak Sangyeon, aku mendengar tapak kaki melewati pasir-pasir ini. Ku putar badanku dan melihat sesosok wanita muda sedang menatapku dengan senyum di bibir meronanya. Keindahan yang agung ini membuatku tak berhenti menatap eloknya paras perempuan di depanku. Jadi dia Sang Putri Dewi.

 Jadi dia Sang Putri Dewi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang