ANS: 1

34 13 1
                                    

Flashback....

10 tahun yang lalu....

"Nanta sayang, kamu mau dibelikan oleh oleh apa sama mama dan papa?"

"Aku gak butuh apapun, ma, pa. Yang penting mama, papa selamat, aku udah seneng."

Mama dan papa Nanta tersenyum hangat kepada anaknya. Papa Nanta langsung menggendong Nanta dengan gemas. "Anak siapa sih ini?"

"Anak papa sama mama dong," celetuk sang mama yang berada disamping mereka. "Nanta umurnya udah berapa tahun? Coba tunjukin pakai jari."

Nanta pun menuruti perkataan sang mama dan menaikkan 5 jari di tangan kanan dan 2 jari di tangan kiri yang melambangkan angka 7. "Wah... udah besar ya anak papa sama mama. Pantesan papa gendong udah berat banget."

"Hahahaha..."

Yah begitulah seharusnya keluarga, sederhana namun hangat. Hingga....

Saat pesta ulang tahun Nanta yang ke delapan, seorang wanita hamil besar masuk kedalamnya dan menampar papa Nanta. "Maksudnya apa ini mas?! Siapa mereka?!" Tunjuk perempuan itu pada mama Nanta dan Nanta. "Kamu yang maksudnya apa?! Datang-datang langsung nampar suami saya!" bentak mama Nanta.

"Apa?! Suami?!"

"Saya tidak mau tau! Kamu harus keluar dari sini! Kalau tidak saya akan panggil security!" ancam mama Nanta.

"Dia istri kamu, mas? Mas? Jawab!"

"Kamu ini gila ya?! Saya kan udah bilang saya istrinya masih aja ngotot!"

"Heh! Yang gila itu kamu! Ngaku-ngaku jadi istrinya suamiku!"

"Apa?! Suami?!" Semua orang disitu terkejut tak terkecuali Nanta dan mamanya. Bahkan mama Nanta sudah luruh ke lantai. "Sayang!" Panggil papa Nanta. "Apa maksudnya ini, pa! Kenapa dia bilang dia istri kamu?"

Keringat dingin sudah bercucuran di tubuh papa Nanta. Jantungnya berdegub kencang dan pikirannya berlayar jauh diatas ombak. Ia sudah tau kalau ini akan terjadi. Ketakutan terbesarnya, saat kedua istrinya bertemu.

Papa kenapa ya? Kok kayak ketakutan gitu? Detak jantung papa juga...

Semua yang terjadi disana tak terlepas dari pengamatan Nanta walau sedetik pun. Tak bicara, tak marah dan tak menangis. Hanya mengamati dan mendengarkan, suara dan detakan.

Ahh... ternyata papa menyembunyikan sesuatu yang besar dan ragu mengungkapkan nya karena takut kehilangan.

Diam dan tenang, Nanta tak berkutik. Biar semuanya mengalir seperti air.

"Jawab, mas!" Bentak mama Nanta. "Iya, itu benar." Semua orang disana bagai tercekik mendengar kalimat itu. Mama Nanta seperti di hantam belati dihatinya karena ternyata suami yang ia cintai ini, menduakannya.

"Kamu tega, mas," lirih mama Nanta. "Nggak sayang dengerin aku dulu, aku-"

"Mas?! Kenapa kamu bohong sama aku mas?! Dulu kamu bilang, kamu single. Tapi ini apa?! Kamu sudah punya istri dan anak!"

"Iya benar! Dan harusnya tuh kamu nggak gampang percaya omongan laki-laki!" Bentak papa Nanta.

"Apa?! Kok kamu nyalahin aku, mas?! Jelas-jelas kamu yang bajingan!"

Dengan tersulut emosi, papa Nanta langsung menampar wanita itu.

Plakk....

AKSARA NANTA SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang