"Jadi kemarin Bumi bilang pacarnya Bulan?"
"Ya katanya sih gitu."
"Serius Grey bilang gitu?"
"Ya gitu. Se-playboynya Grey, mana mungkin dia boong sama gue, Man."
"Yahhh. Ngga rela gue, sumpah ga re..-
"Tak rela sungguh ku tak rela, bila nanti kau harus kehilanganmu!
Masa lalu biarlah masa lalu jangan kau ungkit jangan ingatkan aku masalalau!
Biarlah masa lalu. Sungguh hatiku tetap cemburuu!" Naya menghapus keseriusan antara Manda dan Sapna.
Tangannya berlagak sok lembut mengusap telinga Jagat di sampingnya, "Ada apa si?"
"Gila lo, nyanyi mulu," komentar Sapna.
"Tapi, nyambung juga ya," kata Manda manggut-manggut.
"Siapa dulu! Nayaka! Iya kan Jagat?" balas Naya dengan menyibakkan anak rambutnya, lalu menoleh ke Jagat.
"Iya," balas Jagat kalem.
"Ada apasi emangnya?" tanya ulang Naya.
"Kepo lo!" lecut Manda.
"Kan gue denger, nama Amas gue disebut-sebut," ujar Naya, lebay.
"Ga salah ngomong lo Nay?" komen Jagat.
"Harusnya apa bu guru?" Naya mencuat masuk ke tengah kursi Manda dan Sapna, membuat keduanya memekik, Jagat menggeleng.
"Amis!" ketus Jagat kemudian menangkap tas yang Naya lemparkan, lalu membawanya ke tempat duduk.
"Bener tuh! Bumi cuma milik Manda seorang," kata Manda.
"Masa sih, Bumi pacaran sama Bulan?" Sapna yang masih syok melanjutkan kembali jiwa-jiwa sad girls nya.
"Ha kapan jadian!" bentak Naya kaget.
"Makanya dengerin!" sewot Manda.
"Iya denger iya. Gimana-gimana? Kok gue ga dikasih pajak jadian sama Bebebeubulan sih? Ngaco kalian pasti nyebarin berita hoax ya!" tuduh Naya.
"Ga percaya?" tantang Manda kemudian mengambil ponselnya, mengotak-atiknya sebentar dan menaruhnya di atas meja.
"Beb, Bumi sama Bulan pacaran kan!" teriak Manda sengaja.
"Iya sayang. Kenapa?"
"Ceritain!" perintah Manda.
"Yang mana sayang?"
"Ck. Apa buktinya kalo mereka pacaran!" sewot Manda, memanyun-manyunkan bibirnya ke atas meja.
"Ya, kemarin Bumi dateng ke LB mau gantiin Bulan, karena dia pacarnya. Kami ga percaya si. Tapi iyain aja. Kebetulan banget musuh pas itu si Esa, kamu tau sendiri kan By? Trus si Esa bikin tantangan kalo dia menang, Bulan punya dia. Esa kalah. Bulan tetep punya Bumi. Mereka keliatan lagi uring-uringan. Apa emang gitu si? Ga tau lebih jelasnya."
"Makasih By!" teriak Manda kemudian menekan tombol merah.
"Denger!" ketus Manda ke Naya yang masih menumpang wajahnya dengan kedua tangan di atas meja.
"Jagaat!" panggil Naya keras, padahal tempat duduk Jagat di depannya.
"Apa?"
"Sakitnya tuh di sini di dalam hatiku sakitnya tuh disini pas ke..-
"Na hatiku, sakit. Sakit. Sakitnya tuh di sini!" sambung Huda memasuki kelas dan langsung duduk di meja paling depan. Meja.
"Lanjutt!" teriak Naya heboh, lupa dengan suasana hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takut Nyaman
Roman pour AdolescentsDISARANKAN UNTUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Ssstt, folback? DM aja, aman. . . . . . KALAU KAMU BERANIN KE SINI, KAMU HARUS PERCAYA SATU HAL. "Pola pikir itu dibentuk, situasi juga bisa diciptakan."