"Apapun untuk gadisku, bahkan nyawa sekalipun."~Farthur.
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
Saat ini Zara dan Farthur tengah menikmati bakso ditengah keramaian, kantin.
Farthur menunggu Zara didepan kelas agar dapat pergi kekantin bersama. Suara riuh kantin sama sekali tak mengusik keduanya."Arthurr kenyang banget," ucap Zara lemas akibat makan bakso hingga tiga mangkuk.
"Kamu sih makannya kaya orang kesurupan." Farthur hanya dapat menghela nafasnya, ia sudah memperingati Zara sebelum ia memesan bakso tersebut.
"Gimana dong, lemes tau mau jalan. Liat nih perutnya gendut. Kaya ada isinya," ucap Zara seraya memperlihatkan perutnya yang kian membesar.
"Ya kan emang isi bakso, gimana sih."
"Kaya isi dedek bayi," ucap Zara seraya mengusap perutnya membuatnya tertawa geli. Sedangkan Farthur hanya menggelengkan kepalanya heran. Ada saja kelakuan kekasihnya.
"Ayo ke kelas," ajak Farthur. Zara menganggukan kepalanya lemah dan menjadikan lengan Farthur sebagai penyangga. Farthur mengacak pucuk kepala Zara sebelum berjalan keluar kantin.
Langkah mereka terhenti ketika suara gaduh terdengar. "Woy Thur! Bantu yang lain didepan! ada tawuran sama SMA Ganesa!" teriak Galang.
"Aku pergi dulu ya," ucap Farthur berpamitan.
"Thur! Serius?!" Farthur menganggukkan kepalanya panik.
"Aku ikut!" ucapnya menarik tangan Farthur agar segera kedepan gerbang, tempat kejadian.
"Nggak sayang, kamu disini aja." sergah Farthur.
"Nggak! Mau ikut! Diluar kan pasti ada bang Eza jugaaaa," rengeknya.
"Nggak! kamu disini!" bentak Farthur membuat Zara merapatkan bibirnya.
"Sayang, ikuttt. Boleh ya?" Zara memohon.
"Nggak! Kalau nggak ya nggak. Disana bahaya," jelasnya. Farthur berlari keluar meninggalkan Zara yang masih terdiam.
Ketika Zara hendak melanjutkan langkah kakinya Tata, Frida, Ziva, Freya, Viza, Karin, Grace, Salsa, Sindy, Ghea, dan Olif tergopoh-gopoh menghampiri Zara."Kita harus gimana nih?" tanya Olif panik.
"Gue tau," sahut Zara cepat. Ia berlari ke belakang sekolah. Selain sepi, pagar disana juga tidak terlalu tinggi. Memudahkan mereka untuk memanjatnya.
"Gue takut!" pekik Frida yang masih ragu untuk menaiki pagar.
"Halah! Biasanya juga lo nyolong mangga milik tetangga. Gaya-gayaan takut lo!" ucap Sindy dari atas.
"Si asem kalau ngomong nylekit," sahut Frida dari bawah.
"Jangan ngintip! Punya kita sama. Awas aja kalau ngintip, gue tabok hidung lo." mereka yang berada dibawah hanya menganga mendengar penuturan Ziva.
"Gue takut serius! Gue nggak ikut deh, gue do'ain kalian aja semoga selamat dunia akhirat. Gue tonton kalian dari pos satpam ya! Dadaaaaa semangat!" teriak Frida seraya berlari sekencang-kencangnya.
Setelah berhasil turun mereka membantu satu sama lain. Melihat wajah yang lebam bahkan berlumuran darah membuatnya bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA (Queen Star's♛)
Teen Fiction❝Slow update.❞ ✧ ೃ༄ Rasa takut ketika menatap sang Ayah, membuatnya menjadi pribadi yang pendiam ketika berada dilingkup keluarga. Ketidak sengajaan yang Ayah lakukan kepada gadisnya sewaktu kecil, merubah apapun yang ada pada gadis kecilnya. Zara...