𝙃𝙞 𝙆𝙖𝙥𝙩𝙚𝙣!⁴⁰

1.6K 351 35
                                    

○●○

Yudha menatap lurus kearah lala, Gadis itu dengan tak berseleranya mengaduk-aduk spagetti yang ia pesan.

❝ kenapa gak dimakan ? ❞

Lala menggeleng lemah, mendorong piring berisi spagetti yang masih penuh ❝ gak nafsu kak ❞

Yudha menghela nafasnya, menarik piring spagetti lala dan menyumpitnya sedikit. Tangan itu menjulur ke arah lala ❝ makan ❞

Lala menatap mata Yudha sekilas, perintah jelas tersirat dimata pemuda itu. Ia membuka mulutnya membiarkan yudha menyuapinya.

Sebenarnya rasanya sangat enak, namun entah kenapa ia tak bisa menikmatinya.

❝ gue ke london buat kuliah la, sekalian belajar ngurus perusahaan disana. Kalo ada libur, gue pasti pulang kesini ❞

❝ apa yang lo khawatirin ? ❞

Lala menggigit bibirnya kecil, gadis itu enggan menatap yudha

❝ kalo yang lo takutin gue bakal berubah, itu gak perlu. Karena gue akan selalu jadi yudha yang lo kenal ❞

❝ kalo yang lo takutin kita lost contac, itu juga gak perlu. Karena gue akan selalu curi waktu buat ngehubungin lo ❞

Lala menundukan kepalanya, ucapan yudha memang ketakutannya. Takut pemuda itu akan berubah dan takut hubungan mereka terputus jarak dan waktu.

❝ gak ada yang harus lo takutin dengan perginya gue la── masih banyak orang yang ada disamping lo ❞

❝ itu salah satu alasan kenapa gue tenang buat ninggalin indonesia── karena gue tau, banyak yang sayang dan jagain lo selain gue ❞

Lala mengangkat kepalanya, gadis itu berkaca-kaca. Tak seharusnya ia menjadi alasan yudha tetap tinggal disini, sedangkan ia tak pernah mencoba membalas rasa oemuda itu.

Ia tak boleh egois.

❝ kak yudha janji gak akan berubah kan ? ❞

❝ janji ❞

❝ kak yudha juga janji akan terus hubungin lala kalo ada waktu senggang kan ? ❞

❝ janji la ❞

Gadis itu mengembangkan senyumannya, mengusap sudut matanya yang berair. Ia harus mengantarkan yudha dengan senyuman agar pemuda itu merasa tenang diperjalanannya.

Lala membuka mulutnya, yudha terkekeh dan kembali menyumpitkan spagetti, menyuapi gadis berponi tersebut ❝ gue berangkat, pipi lo gembul. Gue pulang, pipi lo juga harus gembul oke ? ❞

Lala mengembungkan pipinya ❝ ih! Nanti lala gendut kak ❞

❝ gak papa gue malah suka ❞

Keduanya terkekeh, lala mencoba mengikhlaskan mulai dari sekarang. Karena ia tahu, hidup yudha bukan selalu tentangnya.

Gadis itu menatap ke luar jendela, hujan deras bersama angin kencang menyapu jalanan ibu kota.

 |✓|𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐢𝐜𝐚𝐭𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang