Back:05

1.5K 145 3
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







[Kejadian yang sama persis, sama seperti apa ya
ng terjadi di masa lalu]

Jungwon . Dengan langkahnya yang berat keluar dari dalam Mobil Sport bewarna putihnya.
Di bahu kanannya tersandang sebuah Tas hitam dengan merek yang terkenal.

Jantungnya memompa dengan begitu cepat.

Jay disana , berdiri di hadapan semua mahasiswa baru.

Sama seperti dahulu, ketika Jungwon menjadi seorang Siswa baru di SHS.

Senior yang mengurus para junior.

Jungwon tak bisa mengalihkan tatapannya dari Jay.

Yang saat nampak begitu mempesona, tampan , gagah luar biasa dengan balutan baju kous putih dengan di bagian luar di balut sebuah Almamater hitam .






Yang saat nampak begitu mempesona, tampan , gagah luar biasa dengan balutan baju kous putih dengan di bagian luar di balut sebuah Almamater hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jungwon dengan langkahnya yang sedikit mengendap masuk kedalam barisan. Tentu tanpa mengalihkan tatapannya dari sosok Jay.

[Kenapa kau berubah sangat banyak, Jay Hyung?
Tidakkah kau merasa kasihan kepada jantungku ini?]

Jungwon mendramatisi.

"Selamat datang!! Untuk kalian para mahasiswa baru-"

Salah satu Senior yang berdiri di  samping Jay memulai.

Dengan senyap-sepi, para mahasiswa baru pun menyimak dan mendengarkan para Senior di hadapan mereka bergilir memberikan pidato mereka.

Sangat membosankan sebenarnya, Jungwon mengantuk di buatnya.

Tetapi, setelah waktunya giliran Jay yang berpidato. Entah kenapa mata yang tadinya hendak terpejam itu tiba-tiba saja jadi terbuka lebar-lebar.

Jay berbicara dengan begitu lembut namun tetap terdengar begitu tegas. Tanpa ada yang bisa membantahnya.

Senyumnya juga terkembang, walau hanya setipis kertas.

Jungwon meleleh di buatnya. Lagi ia terpesona.


Sial!

Sekali lagi.

Kejadian hari ini sama persis seperti 3 tahun yang lalu.
Hanya bedanya, dahulu dia datang kesekolah tidak menggunakan Mobil. Tetapi dengan Bus sekolah.     

Sibuk dengan pikirannya yang melayang ke masa SMAnya dahulu. Dimana dia juga pernah dalam posisi seperti saat ini.

Dengan Jay yang juga menjabat sebagai salah satu senior penanggung jawab siswa baru.

Jungwon tak menyadari, kalau semua mahasiswa baru telah di bubarkan oleh Jay untuk di berikan tugas di hari pertama mereka menjadi seorang Mahasiswa: Mengumpulkan minimal 50 tandan tangan para senior semester 3.

"Jungwon?"

Suara Jay terdengar. Membuat bulu kudup Jungwon meremang halus.

Mengerjapkan matanya beberapa kali. Jungwon mendongak.

Jay berdiri tegak dihadapannya , lengkap dengan senyuman manis.

"Eoh...h-hai!!"

Jungwon menyapa dengan kikuk.

Jay terkekeh " Hai- selamat pagi! "

Jungwon tersenyum.

"Awalnya aku ingin mengajakmu berangkat bersamaku, tetapi-- aku  tidak enak hati untuk mengganggu tidurmu yang nyenyak-"Paparnya jujur.

Memang sebelum memutuskan untuk berangkat ke Kampus. Jay sempat berhenti dan terpaku lama berdiri di depan pintu gerbang kayu kecil rumah Jungwon.

Hendak mengajaknya untuk berangkat bersama, namun Jay teringat satu hal.

Kebiasaan Jungwon:Yang tak bisa di ganggu tidurnya , atau dia akan menangis seperti bayi.

Jika mengingat hal tersebut Jay pasti akan dia buat tertawa terpingkal-pingkal.

Tetapi untuk saat ini, Tidak.

Sekali lagi. Dia tidak ingin menggangu tidur nyenyak seorang Yang Jungwon yang manja.

Jadinya ,Jay memutuskan untuk mengirim sebuah pesan singkat.

Setelahnya pergi.

   

"Huh?!!"..

Jay sekali lagi terkekeh. Kedua tangannya dia masukkan kedalam saku Almamaternya.
Matanya sedikit melengkung karna masih terkekeh.

"Jungwon~ya...semua mahasiswa telah di bubarkan, mengapa kau masih disini berdiri? Sendiri. Menungguku ya?"

Seringai jahil Jay dengan kedua alisnya yang bergerak naik turun. Membuat Jungwon meringis.

Kepala Jungwon menoleh kekanan dan kekiri.
Kosong.

Tak ada lagi barisan mahasiswa. Sepertinya karna keasikan bernostalgia dia sampai tak mendengar ketika Seniornya membubarkan barisan.

"Ka-kalau begitu aku sebaiknya pergi" Dengan tergagap. Jungwon membungkukkan sedikit tubuhnya.

Hal tersebut sedikit banyak membuat Jay tidak suka.

Terlalu kaku, untuk seseorang yang sebenarnya saling mengenal dekat  dan juga pernah memiliki sebuah hubungan yang spesial di masa lalu.

Jay merasa sedikt kecewa .

Mengapa Jungwon bersikap begitu kaku terhadapnya?

Mengapa Jungwon seperti enggan untuk berdekatan dengannya?

Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan  ini sudah ada di kepala Jay sejak di pertemuan pertamanya dengan Jungwon.

Jay dapat merasakan, gesturs ketidak nyamanan dari Jungwon ketika Jungwon bersamanya.

Pertanyaannya..

kenapa?

Pertanyaan yang sama. Seperti dahulu - berputar di kepala Jay.

Ketika dengan sepihak Yang Jungwon memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka yang sebenarnya baik-baik saja(?).

Tetapi kenapa?

Yang hanya di jawab hembusan angin dingin.

Sebab Jungwon yang memutuskan untuk pergi begitu saja. Bahkan sampai memutuskan untuk pindah sekolah.



Tbc

 

|| 🦅JAYWON DAILY🐈 || ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang