Jam besar di stasiun Lenteng Agung menunjukkan pukul 07.00 WIB. Seorang lelaki dengan kemeja putih bercelana bahan warna hitam, mencoba menerobos barisan manusia yang berjejalan, sudah dua kereta melintas manis seperti percuma berhenti tak bisa menampung lagi, aquarium berjalan sudah penuh aneka manusia.
Sepatu pantofel hitam yang disemir semalam sudah berubah warna, tapak cokelat kotor hasil terinjak-injak sepatu lainnya tak terhindarkan demi mendapatkan jatah masuk kereta yang selalu penuh di jam sibuknya.
Kereta terlambat datang sudah biasa, tapi terlambat bangun itu perkara lain, janji wawancara kerja pukul 08.00 WIB di daerah Sudirman sepertinya harus molor sesampainya.
Berjibaku diantara kesibukan para pengejar mimpi tidak pernah mudah, keringatnya sudah memudarkan aroma parfum. Sudah tidak bisa mundur lagi, kereta ini harus dinaikinya."Sial ... andai papah ngasih dispensasi, pakai motor udah pasti kekejar, gue ga boleh gagal terus," motivasi disematkan dalam hati Bram. "Ayo semangat Bram."
Sudah enam bulan dia menjalani hukuman dari Ayahnya, dan sudah kesekian kalinya dia mengikuti wawancara kerja yang selalu berujung gagal. Ayahnya memang tak main-main jika sudah kecewa, klien yang sudah pasti menghasilkan miliaran rupiah saja banyak ditolaknya, pengacara sukses yang terkenal tegas dengan tingkat keberhasilan kasus cukup tinggi.
Akibat sudah terlalu dimanja fasilitas, sekolah pindah dua kali, hingga kuliah jurusan hukum di tiga kampus sudah dia cicipi, nilai buruk dan terancam DO lagi di semester tiga dirasa sudah cukup oleh Ayahnya.
Semua karena hobi dan cita-citanya menjadi pemain game online profesional, hal yang tak pernah dimengerti dan didukung sang Ayah.Bram harus rela semua fasilitas mewahnya dicabut, uang saku tiga puluh ribu satu hari harus cukup untuk mencari kerja. Sudah tidak ada lagi jatah kuota gamenya. Lelaki memang harus berjuang untuk masa depannya sendiri.
****
Gerbong ketiga menjadi akhir aksi dorong badan diluar tadi. Tas selempang hitam masih dipelukannya, matanya beredar mencari sandaran nyaman untuk punggung yang sudah tidak betah beradu dengan punggung lelaki di belakangnya, momen romantis drama Jepang yang tidak pernah diinginkannya.
Maniknya terhenti melihat pintu keluar dekat gerbong kedua, sosok wanita manis berambut gelombang yang sedang menunduk, bibir tipisnya tersenyum-senyum dihadapan lelaki yang terlihat berbicara kepadanya. Bram mengedipkan matanya berkali-kali seolah tak percaya sosok wanita cantik misterius yang sudah lima tahun tidak bertemu.
"Rana, itu pasti Shairana Ayu Mina," bibir Bram seketika mengerut, memorinya untuk nama itu tak pernah pudar. Keriuhan penghuni kereta seketika hening di telinganya. Otaknya memaksa ia mengingat kembali masa lalu di SMU Garinda, rasa bersalahnya pada wanita itu selalu menghantui.
Seketika badan Bram membeku, sosok wanita yang dipastikan bernama Rana itu melihatnya yang sedang melamun. "Dia tersenyum padaku, Rana masih ingat aku," Bram berdecak sambil mengangguk kecil memastikan, wanita itu kembali menyunggingkan senyuman ramahnya.
"Tambah cantik ya Tuhan ... aku yakin seribu persen, itu pasti Rana." Kali ini perasaan yang dulu berkecamuk masih tetap sama, sudah bulat keyakinan Bram dalam hati.
****
Dua stasiun sudah dilalui, penumpang sudah sedikit berkurang, ruang berjalan Bram menuju Rana sudah ada. Perlahan Bram memberanikan diri menghampiri.
"Hai, maaf mengganggu, kamu Rana kan?. "Bram menyapa dengan pelan, dia sudah tak peduli lelaki dihadapan wanita ini pacarnya atau bukan, ia hanya berniat menyapa.
"Salah alamat kayanya bro, dia namanya Mustika!." Lelaki dengan kumis tipis menjawab sok akrab, dengan mata sinis seperti merasa terganggu.
"Maaf mas, saya yakin ini teman SMA saya di Garinda, ... Syairana Ayu Mina namanya kan mba?," mencoba sopan walau nada Bram sudah terkesan memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Bayang Rana
Misterio / SuspensoDalam 1 hari, pertemuan tak disengaja setelah 5 tahun berlalu, memberikan kesan mendalam pada sosok pemuda malas bernama Bram Harlan, ia sedang menjalani hukuman kemandirian dari sang Ayah. Sosok wanita misterius yang sempat dicarinya, muncul kembal...