"Sore mama, sore papa!" sapa seorang pemuda manis yang baru saja sampai di meja makan. Wangi lembut bayi menguar dari tubuh pemuda itu, ia nampak segar dan manis dengan sweater berwarna soft blue tersebut. Ia lalu mengecup kedua pipi orang tuanya.
"Sore, Nana."
"Sore, baby."
Na Siwon dan Na Yoona, sepasang suami-istri yang dikaruniai seorang anak manis. Sifat manis, hangat, lembut diturunkan oleh sang ibu. Sedangkan sifat ramah, manja, jahil, dan suka melakukan kegiatan sosial diturunkan oleh sang ayah. Wajahnya juga perpaduan dari keduanya. Namun, gen ibu nampaknya lebih kuat.
Mereka menikmati makan malam itu dengan khidmat, sampai saat sang ayah berkata,
"Nana, papa ingin bicara sebentar boleh kan?"
Na Jaemin, nama anak manis itu. Ia baru saja berusia 20 tahun. Sering dipanggil Nana. Anak yang berbakti dan selalu menurut dengan orang tua. Inilah pentingnya mendidik anak dengan baik sedari kecil.
"Bicara tentang apasih papa? Kenapa terlihat serius sekali?" kata Nana sambil memanyunkan bibirnya.
Yoona perlahan menggenggam tangan anaknya, lalu mengusapnya dengan lembut dan berkata,
"Kau mungkin akan sedikit terkejut mendengar ini."Nana semakin memanyunkan bibirnya kesal. Ini kenapasih? Kenapa orang tuanya terlihat serius sekali? Tidak seperti biasanya...Ia jadi takut
"Nana, papa ingin menjodohkan mu dengan salah satu anak dari keluarga Jung." kata Siwon, ia sudah menyiapkan telinga untuk mendengar omelan kesal - namun terdengar lucu - dari anaknya tersebut.
Jaemin memelototkan matanya lucu. Ia terlalu terkejut untuk mengetahui fakta tersebut. Lagipula ia tidak tahu siapa saja anggota keluarga Jung, yang ia kenal hanya Jung Yunho, sang kepala keluarga yang bersahabat sangat dekat dengan papanya.
"Maksud papa nanti Nana akan menikah gitu?! No no no! Nana belum siap tau pa, untuk nafkahin seorang istri. " kata Jaemin sambil mendelik kesal yang maaf, tapi jatuhnya lucu bukan serem.
Jaemin memang sudah bekerja. Ia bekerja sebagai seorang guru TK. Selain menjadi guru TK, ia juga mempunyai sebuah kafe yang cukup terkenal dan ramai yang ia bangun sendiri. Ia merasa gajinya sebagai seorang guru TK dan pemilik kafe tidak akan cukup untuk menafkahi istrinya nanti. Padahal, yang dimaksud oleh ayahnya bukan istri, melainkan suami. Jaemin ini memang suka tidak sadar posisi.
"Udah, Nana terima aja. Coba dulu gak ada salahnya kan? Lagian bukan kamu yang nafkahin, tapi kamu yang dinafkahin." kata Yoona sambil tersenyum lembut, berusaha meyakinkan Jaemin.
"IHH KOK MAMA DUKUNG PAPA SIH?! Tau ah, Nana sebel! Lagian maksudnya gimana? Kok Nana yang dinafkahin sih? Mana ada ya istri yang nafkahin suaminya." omel Jaemin sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
"Nana, jadi gini sayang. Dengerin papa pelan-pelan dulu ya?" kata Siwon lembut, bisa pengang kupingnya mendengar ocehan Jaemin itu. Jaemin menurut, ia berhenti mengomel dan mulai mendengarkan papanya dengan serius.
"Nana, bukan dijodohin sama cewek, tapi sama cowok."
"APAAAA?!" Jaemin berseru kaget, ia tambah terkejut. Bisa mati muda ia lama-lama.
"Shuutt..shuutt...tenang dulu, Na. Dengerin papa dulu coba. Papa tau, kamu itu pihak bawah alias sub. Kamu tuh gak bisa mengayomi nanti sebagai suami. Papa tahu betul sifat, sikap, kelakuanmu itu kayak gimana." Siwon menjelaskan pelan-pelan ke Jaemin yang terlihat masih shock.
"IH MAKSUD PAPA APA-APAAN SIH? Lagian ya, di hubungan gay pun aku pihak dom tauuu!" lagi-lagi Jaemin mengomel sambil mengerucutkan bibirnya.
Yoona yang gemas akan tingkah laku anak semata wayangnya lalu mencubit pipi gembil Jaemin pelan, dan berkata,
"Nana, gak usah ngelak lagi. Kamu aja kadang masih ngedot, mau jadi suami modelan kayak gimana kamu?"