#11

1.1K 119 73
                                    

Prabu dan keempat putranya serta Dewi Rengganis dan Syekh Nurjati sudah tiba di Pajajaran.
Terlihat, kalau Keluarga Istana sudah berdiri di depan pintu istana menunggu kepulangan mereka.
Setelah mengantar Prabu sampai ke Istana Pajajaran, ratusan prajurit Iran mengepung Pajajaran dan dijaga ketat.
Sontak, hal itu membuat tanda tanya bagi keluarga istana.

"Putraku Walangsungsang!"ucap Subang Larang sambil memeluk erat Walangsungsang dan mengelus rambutnya.

Subang Larang sempat syok melihat banyak goresan luka di wajah Walangsungsang, Prabu dan yang lainnya.
Gagak Ngampar dan Dewana kembali ke pelukan ibunda mereka.
Subang Larang mendekat ke arah Prabu lalu menyentuh luka luka di wajah Prabu.

"Kakanda...!"

Prabu langsung memegang telapak tangan Subang Larang yang menyentuh lukanya.

"Dinda...!"jawab Prabu. Ia langsung memeluk Subang Larang dengan sangat erat dan mengelus rambut Subang Larang.

"Kanda, apa yang terjadi? Kenapa tiba tiba Kanda seperti ini?"tanya Subang Larang.

"Maafkan Kanda, Dinda. Kanda gagal menjaga putra kesayangan kita, Kian Santang!"

"M-maksud Kakanda?"

"Putra kita Kian Santang tewas ditangan Raja Iran!"

Ucapan Prabu benar benar membuat Subang Larang sangat syok.
Matanya terbelakak seakan tak percaya.
Ia terdiam di dalam pelukan Prabu.

Keluarga Istana yang mendengar kabar tewasnya Kian Santang, turut ikut bersedih.

"Kanda juga ingin meminta maaf kepada kalian semua, karena Kanda gagal menjadi Raja yang baik. Kanda sudah kehilangan semuanya, Istana bahkan Putraku sendiri!"ungkap Prabu diiringi raut wajah kesedihan.

Kabar kekalahan Prabu di dalam medan pertempuran melawan Raja Iran sudah tersebar luas hingga rakyat pajajaran sudah mendengar kabar itu.

"Andai saja Raden Kian Santang tidak memutuskan untuk rehat pasti tidak akan terjadi seperti ini!"

"Kau benar kisanak, ini semua karena kita sudah percaya kepada Raden Dewana. Nyatanya ia sudah gagal membawa kemenangan untuk Pajajaran!"

*****

Sementara disisi lain, Di Medan Pertempuran terjadi hal yang sangat tidak masuk akal.

Saat Sultan Ardashir ingin mendeklarasikan kemenangannya atas Pajajaran dengan menancapkan bendera Iran tiba-tiba, sebuah Pedang keluar dari asap bekas ledakan bola meriam tadi lalu menancap di tanah depan Sultan Ardashir dan Panglima Basyhar berdiri.

"Bukankah, ini pedang milik...!"ucap kaget Sultan Ardashir.

Tidak lama, dari asap bekas ledakan bola meriam tadi munculah Kian Santang.
Ternyata, Kian Santang masih hidup dan belum tewas.
Memang benar, Kian Santang masih hidup tetapi ia dipenuhi luka luka yang cukup banyak.
Wajahnya terdapat banyak goresan luka dan badannya juga.

Kemunculan Kian Santang dari balik asap ledakan benar benar membuat Sultan Ardashir kaget bukan kepalang namun, berbeda dengan Panglima Basyhar.

V.O Panglima Basyhar
"Aku tahu, Raden Kian Santang adalah anak yang sangat kuat dan sakti tidak mungkin dirinya bisa tewas begitu saja!"

Kian Santang berjalan mengarah ke arah Sultan Ardashir sambil mengelap bekas luka di ujung bibirnya.

"Sudah cukup bermain-mainnya Sultan Ardashir, kini giliranku untuk membalas semua serangan dan kelicikanmu!"teriak Kian Santang sembari ia mengeluarkan Jurus Tapak Sancang.

Kian Santang berlari ke arah Sultan Ardashir menggunakan Jurus Tapak Sancang miliknya lalu, ia melompat ke atas pedangnya yang tertancap dan menendang Sultan Ardashir hingga tersungkur jatuh ke tanah.

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang