18. Aku Pergi

259 50 16
                                    




Tidak. Seulgi tidak ingin mendengar itu. Apapun alasannya, tetap Taehyung-lah yang pergi meninggalkannya tanpa kabar. Bahkan waktu itu Seulgi sempat mencari keberadaannya tetapi nihil. Nomor ponsel tidak aktif, media sosial dihapus, dan apa lagi? Taehyung benar-benar melepasnya tanpa penjelasan apa-apa.


Seulgi menutup mulutnya rapat-rapat setelah mendegar pertanyaan itu. Tidak ada percakapan selanjutnya. Ia diam seribu bahasa.



Dan tanpa terasa hari semakin malam, lalu lintas semakin sunyi hampir tak terderngar. Hening. Tidak terdengar aktivitas apa-apa. Itulah yang membuat Seulgi penasaran. Apakah Taehyung pulang tanpa memberinya kabar?



Perlahan dia keluar kamar dan memeriksa kamar dari Seojun. Seulgi cukup kaget karena kamar tersebut masih kosong, tidak ada Seojun disana. Lantas, dimana Taehyung berada? Dia pulang diam-diam karena diacuhkan? Ya mungkin seperti itu. Mungkin... tapi kenapa Seulgi merasa bersalah?



Dengan perlahan tapi pasti kedua kakinya berjalan tanpa terdengar bunyi.



Astaga, ternyata Seulgi salah. Taehyung tertidur sendiri di sofa bersama TV yang sedang menyala. Ingin membangunkan pria itu tapi ia tidak tega. Taehyung sama sekali tidak bisa menyembunyikan kelelahannya didepan Seulgi. Atau mungkin hanya dia yang paling peka terhadap Taehyung?


Digenggamnya tangan pria itu lalu diusapnya lembut, kemudian beralih ke ponsel untuk menanyakan kabar Seojun.


"Seulgi biarkan Taehyung menginap dirumah. Urusanku di rs belum selesai." Seulgi mengerjap berkali-kali.

"Kau gila?! Kita tidak punya kamar tamu disini, kak."


Dan setelah mendengar balasan Seojun dia tidak bisa mengelak. Memang benar seorang Kang Seulgi takut ditinggal sendiri dirumah.



Ah, apakah Taehyung mengingat fakta itu?




"Kim Taehyung.." digerakkannya bahu pria itu mencoba membangunkan. Taehyung perlahan bangun, yang Seulgi artikan bahwa pria itu tidak sepenuhnya tertidur. "Kamu tidur di kamar kak Seojun saja. Kelihatannya pegal kalau tidur di sofa."




Hari semakin malam dan udara semakin dingin. Taehyung bungkam dan bergeming. Itu membuat Seulgi bertanya apa dia salah dengan ucapannya? "Ka-kalau kau ingin pulang kamu bisa bawa mobilku." Seulgi merutuki ditinya karena gugup tanpa sebab. "Aku tunggu sampai dia pulang. Kamu tidak bisa sendiri dirumah, apalagi sudah tengah malam."





Deg. Jantung Seulgi mulai berpacu sekarang.





"Tidak masalah sebenarnya aku tidur disini atau dikamar. Tapi aku tidak bisa tidur tenang karena-"





"Susu?" Sambung Seulgi disambut senyum hangat dari Taehyung. "Kamu masih ingat rupanya." Seulgi cuma bisa mengeluarkan senyum kikuknya. Sayangnya, ia ingin menahan senyum tapi tak bisa. "Kamu sudah dewasa, Taehyung. Ku pikir kamu sudah tidak lagi melakukan itu." Seulgi mencoba acuh tak acuh walau Taehyung tau dia sempat salah tingkah.




"Bukannya kamu dulu yang selalu mengingatkan aku minum susu sebelum tidur?"






*^*




Canggung rasanya. Seulgi begitu kaku didalam mobilnya sendiri. Penyebabnya siapa lagi kalau bukan Taehyung. Terlalu banyak masa lalu yang diungkit pria itu dan sukses membuatnya kesal dan sedih. Kesal karena mengingat kesalahan Taehyung, sedih karena Taehyung yang adalah orang paling ia percaya berbuat salah padanya.




Antropologi Rasa | vseulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang