Banyak kisah yang sudah aku lewati yang mungkin kalau di jelaskan satu persatu akan terlihat serumit soal matematika yang tidak pernah ku sukai semasa sekolah. Tapi di antara semua kisah, hanya satu bagian saja yang membuatku menolak lupa sampai detik ini.
Masih hangat sekali di ingatan momen pertama berkenalan dengannya, ajaib sekali hidup ini kalau ku pikirkan dengan serius. Di antara banyaknya perempuan di dunia ini waktu itu, hanya dia saja yang ku rekam di kepala dan di dalam dada perihal kehadirannya.
Pertama kali menyentuh jemarinya yang di balut kulitnya yang begitu cerah, malam itu tidak ku kira akan sampai sejauh ini kisahnya. Entah mengapa aku begitu mudah untuk menceritakan sebagian dari diriku yang begitu sederhana ini. Menceritakan kekuranganku lebih tepatnya dan jawaban-jawabannyalah yang membuatku merasa ada sesuatu yang bergerak dalam dadaku selain jantung dan anatomi lain dalam tubuhku.
Semuanya terjadi begitu saja, pertemuan yang tidak pernah ku bayangkan menerbitkan kisah-kisah unik yang seimbang antara senang dan menyedihkannya kisah asmaraku.
"Halo kak, namaku Aria" Ucapnya dengan senyuman lebar yang khas di wajah bulatnya.
"Halo Aria, aku Semesta" jawabku dan membuatnya sempat terkejut. "Itu seriusan nama kakak Semesta?" Tanyanya seolah tidak percaya.
"Aku lupa bawa dompet, nanti aja ya liat KTPnya sekalian. Sekarang jangan percaya dulu, nanti aja percayanya" Ucapku berusaha menghilangkan perasaan gugupku.
"Ya ampun, maaf kak. Soalnya aku baru kali ini ketemu sama seseorang yang namanya Semesta. Soalnya aku suka banget sama kalimat Semesta. Aku suka kagum dengan Alam semesta yang banyak misterinya ini" Jawabnya sambil tersenyum kegirangan.
Perkenalkan namaku adalah Semesta wijaya , aku bukan anak gembala tapi aku adalah seorang penikmat musik dan sekaligus pemain musik dari cafe ke cafe. Hehe.
Yang membawa dia kepadaku adalah saat teamku mencari seseorang vokalis yang akan di ajak bergabung dalam beberapa project untuk mengembangkan team yang sejak empat bulan lalu kita bentuk. Malam itu di cafe milik sahabatku, kita sempat berbincang tentang beberapa hal yang membuatku seolah menemukan bagian dari diriku yang ada padanya. Caranya bercerita membuatku terpikat, entah ini hanya sementara atau hal apa. Tapi setelah dia kembali pulang, aku yang pelupa ini sempat melupakan namanya. Ingin bertanya kembali siapa namanya, tapi nomor kontak yang ku kantongi seperti tidak berarti. Hm.. Bodohnya.
[Kalau kamu suka, vote ya!❤]
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerimis air mata semesta
Teen FictionAku tidak hanya sekedar mencintainya, aku menyukai semua yang ada dalam dirinya. Suaranya, tatapan matanya, senyumannya, wajahnya yang bulat, sikap anehnya, cerita-ceritanya, dan semua hal menyebalkan dari dirinya yang selalu membuatku jengkel!