Author's Pov
"Aku tidak mengerti dengan maksudmu." Ucap Amoretté sambil menatap Nagini dengan tatapan bingung.
Nagini dalam bentuk manusianya menghela napas. "Chamber of secret berisi sebuah hewan, lebih tepatnya basilisk."
"Apa itu?" Tanya Amoretté.
"Ular, tapi semacam naga juga. Agak sulit menjelaskannya padamu, tapi yang jelas, itu menyeramkan." Jelas Nagini.
Amoretté mengangguk pelan. "Okay, aku mulai mengerti sekarang."
"Baguslah," Balas Nagini. "Akhir - akhir ini kemampuan parseltongue mu meningkat. Ada apa?"
"Eh? tentu saja aku mempelajarinya supaya bisa bicara padamu." Jawab Amoretté.
Nagini mengangkat kedua pundaknya. "Sepertinya tuanku mengajarimu dengan baik dulu."
"Tidak juga, dia langsung menyuruhku berbicara dengan ular sungguhan. Itu menyeramkan ugh," Ujar Amoretté yang teringat dengan masa lalunya.
Nagini mengangguk. "Well, tidak salah sih. Apa gunanya kau belajar parseltongue tapi tidak pernah bicara pada seekor ular?"
"Dan sekarang aku sedang bicara dengan seekor ular besar yang kuubah menjadi wujud manusia." Ledek Amoretté.
Nagini memutar bola matanya. "Ini semua karena kutukan keluarga."
"Oh ya? kau maledictus?" Tanya Amoretté lagi.
"Ya... begitu lah." Jawab Nagini. "Dulu saat aku masih bisa kembali ke mujud manusiaku, aku dipergunakan untuk sebuah sirkus. Menyebalkan memang, tapi akhirnya aku bisa pergi dari sirkus sialan itu karena menggigit salah satu pemiliknya."
Amoretté menatap Nagini ngeri, dan sedikit memundurkan kursinya karena takut.
Nagini mendengus. "Aku tidak akan menggigitmu."
"Oh," Respon Amoretté lalu kembali menjadi tenang. "Jadi, apa lagi yang kau ingin ceritakan?"
"Sebaiknya kau jaga anakmu. Eh, tapi dia bukan muggle-born kan?" Tanya Nagini.
"Bukan," Balas Amoretté. "Dii half-blood."
"Good. Ada bagusnya juga kau menikah dengan si Black itu." Ucap Nagini.
"Hih, lama - lama kau menyebalkan ya." Balas Amoretté yang jengkel.
Nagini tersenyum. "Sudah lama aku tidak bicara santai seperti ini dengan seseorang."
"Memangnya kau tidak pernah berbincang dengan tuanmu?" Tanya Amoretté.
Nagini menggeleng. "Tidak. Dia hanya akan berbincara denganku kalau...ya... hal penting baginya."
Amoretté mengangguk pelan. "Apa lagi yang dia rencanakan?"
"Well, dia mengirim salah satu anak buahnya, aku lupa namanya, tapi yang jelas dia pria yang memiliki rambut putih panjang." Jelas Nagini. "Dia meminta pria itu menaruh buku diary nya di salah satu tumpukan buku milik seorang murid."
"Buku diary nya??" Amoretté menatap Nagini bingung.
"Lebih tepatnya horcrux. Apa kau tau?" Balas Nagini. "Dia akan membuat murid yang memegang buku diary nya menjadi terpengaruh untuk membuka chamber of secret."
"Tunggu, buku diary itu sudah menjadi sebuah horcrux??" Tanya Amoretté.
"Iya. Dia menciptakannya saat umur 16 tahun." Jawab Nagini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Hayran Kurgu"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...