Seorang wanita berkacamata tengah fokus menatap laptop, jemari lentiknya dengan lincah mengetik di keyboard. Wanita lain datang dan tersenyum menatap seseorang yang sangat ia cintai itu. Menggantungkan jaket hitamnya ke gantungan yang tersedia di pintu kayu dan kini menyandarkan dagunya ke bahu wanita yang sedang fokus dengan laptopnya sambil kedua tangannya bersandar di meja. Posisinya seolah ia sedang memeluk wanita itu.
"Apa yang sedang kau lakukan, Fany-ah? Kenapa tidak menyadari sama sekali saat aku sudah pulang?"
Seketika Tiffany langsung menutup laptopnya saat Taeyeon datang. Terlihat terkejut dan seolah khawatir jika Taeyeon akan melihat sesuatu yang sedang disembunyikannya.
"Hanya memeriksa dokumen perusahaan." Jawab Tiffany singkat.
"Benarkah?" Tanya Taeyeon curiga.
Namun ia tak mengambil pusing dan tak ingin terlalu ikut campur dalam hal pekerjaan Tiffany, karena ia juga tidak mengerti. Taeyeon kini memilih untuk berbaring di ranjang sambil merentangkan tangannya. Merasakan sejuknya kipas angin yang hanya ia hadapkan pada tubuhnya.
"Kenapa malah tidur? Bangunlah dan mandi, aku tidak mau ranjangku berkuman karenamu!" Ucap Tiffany sambil menarik paksa tubuh Taeyeon.
"Aku tidak mau mandi, ini sudah terlalu malam pasti akan sangat dingin..." Ucap Taeyeon menahan tubuhnya dan tetap berusaha agar bisa rebahan di ranjang.
"Aku akan memasak air panas untukmu. Bangunlah dan bersiap-siap. Jangan sampai saat aku masuk kamar lagi kau masih tetap merebahkan tubuhmu, huh?"
Mau tak mau Taeyeon kini bangun, menunggu Tiffany yang sedang memasak air untuknya. Kemudian ia lihat laptop Tiffany yang hanya tertutup setengah, ia pun mendekat dan penasaran ingin mengintipnya.
Sebelum Taeyeon membuka penuh dan akan membacanya, Tiffany kembali lagi ke kamar dan langsung merebut laptop itu. Mematikannya dengan terburu-buru dan memasukkannya ke lacinya. Ia terlihat marah dan menatap tajam Taeyeon.
"Kenapa kau menyentuh barangku tanpa izin?" Tanya Tiffany dengan penuh penekanan.
Taeyeon masih terdiam, sedikit mengalihkan pandangannya karena takut menatap Tiffany yang terlihat begitu marah.
"Aku bertanya kenapa kau lancang sekali menyentuh barangku tanpa izin?!" Dengan kasar Tiffany memaksa kepala Taeyeon agar menoleh padanya. Hingga akhirnya ia sendiri yang merasa sedikit menyesal saat terdengar suara "krek" dari leher Taeyeon.
"Hanya penasaran, maafkan aku. Tak akan ku ulangi lagi." Jawab Taeyeon merasa bersalah.
"Baiklah, sekarang keluar dan siapkan air hangatmu sendiri!" Ucap Tiffany sambil sedikit mendorong Taeyeon agar keluar dari kamar.
Taeyeon pun keluar dari kamar Tiffany dengan lemas. Merasa aneh dengan Tiffany yang terlihat sensitif hari ini, walaupun ia juga sadar dirinya memang bersalah mencoba mengintip laptop Tiffany tanpa izin.
Setelah selesai mandi Taeyeon masuk hanya memakai celana pendek dan bra-nya saja, serta handuk kecil yang ia sampirkan ke bahu. Ia lihat Tiffany sedang duduk di ranjang dan membawa hair dryer.
"Kemarilah, aku akan mengeringkan rambutmu.." Tiffany mengucapkan itu dengan lembut sambil menepuk kasurnya.
Taeyeon pun dengan canggung mendekat dan duduk memunggungi Tiffany. Membiarkan wanita itu mengeringkan rambut bagian belakangnya.
Saat rambut Taeyeon yang belakang sudah kering, Tiffany menuntun Taeyeon agar menghadap ke arahnya. Ia tersenyum saat terlihat Taeyeon masih belum berani menatapnya. Hanya sesekali melirik kemudian matanya kembali fokus ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT SLAVE (COMPLETED)✅
FanfictionBagaimana jika Tiffany bertemu takdir dengan seseorang yang menjadi target dendamnya selama ini? Kebimbangan tak pernah luput dari kehidupannya. Ia tidak bisa memprioritaskan salah satunya, yaitu antara perasaan dan dendam. Main cast : Taeyeon & Tif...