Part 31 = Kecelakaan

7.4K 881 21
                                    

HAI-HAI AKU KEMBALI UP!!

MAAF YAH TELAT KARENA BEBERAPA HARI INI AKU SAKIT HEHEHE

TERIMA KASIH BANGET BUAT KALIAN YANG UDAH BACA DAN VOTE CERITAKU. SAMPAI CERITA INI PERINGKAT 1 DIGENDRE FIKSI UMUM LOH

😭😭 TERHARU AKU, YA WALAUPUN PERINGKATNYA UDAH TURUN LAGI HEHEHE. TAPI NGGAK PAPA.

OH IYA, SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YAH SEMUA.

LANGSUNG AJA, KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF





💜HAPPY READING💜









Pagi hari yang cerah telah menyambut, tak terasa weekend telah berlalu. Saatnya kini memulai aktivitas baru dan juga cerita baru. Namun tidak bagi Ava, pasalnya pagi harinya sudah diawali dengan kesialan. Motor kesayangannya kembali bermasalah, hal itu baru diketahuinya saat ia hendak memanaskan motor. Hal itulah yang membuat ekspresi wajahnya saat ini terlihat sangat datar daripada biasanya. Inka dan Rudy pun dibuat heran dengan kelakuan keponakannya itu. Sementara Nada, gadis itu terlihat santai karena ia sudah mengetahui tentang hal itu.

"Ava kenapa muka kamu semakin datar?" tanya Rudy. Namun, Ava tidak menjawab pertanyaan Pakdenya.

"Motor Kak Ava sedang diambang maut Pah," celetuk Nada yang membuat kening Inka dan Rudy menyerit.

"Ambang maut? Maksudnya gimana, Nad?" tanya Inka bingung.

"Ya gitu Bund, motor Kak Ava harus segera dibawa ke rumah sakit, biar bisa diselamatkan," jawab Nada yang membuat kedua orang tuanya makin heran.

"Motor Ava lagi bermasalah Pakde, Bude," ucap Ava yang lama-lama jengah dengan jawaban Nada.

"Oh begitu. Ya udah kamu pakai salah satu mobil Pakde aja," ucap Rudy yang membuat Ava menghentikan makannya.

"Nggak usah Pakde, Ava naik angkutan umum aja," jawab Ava. Bukan tanpa alasan Ava menolak, kejadian masa lalulah yang membuatnya enggan untuk mengendarai mobil.

"Pakai aja mobil Pakdemu, Nak. Daripada cuma jadi pajangan. Bosen juga Bude lihat itu mobil mengurung diri digarasi. Udah kaya orang yang anti sosial aja," celetuk Inka yang membuat Ava hanya menarik napas pelan.

"Ya udah kita lanjut dulu sarapannya," ucap Rudy. Mereka pun menikmati sarapannya dengan nikmat kecuali Ava yang sedang memikirkan sesuatu.

***

Lain halnya dengan keluarga Tama yang kini tengah adu mulut untuk menentukan menu sarapan pagi ini. Inilah resiko jika tidak ada perempuan dalam hidup laki-laki, ambyar. Tama memang tidak menyewa pembantu karena ia dan anak-anaknya juga jarang berada dirumah. Tapi, setiap seminggu sekali akan ada orang yang datang membersihkan rumahnya. Saat ini Tama sedang adu mulut dengan Rama, sedangkan Gavin menonton keduanya sambil memakan roti selai coklat kesukaannya.

"Mending kalian nggak usah makan aja," celetuk Gavin yang membuat dua orang yang sedang berdebat itu menoleh ke arahnya dengan tatapan sengit.

"Papah nih, nggak mau ngalah," ucap Rama.

"Heh! Harusnya yang muda yang ngalah sama orang tua," jawab Tama.

"Udah, Ram. Lo ngalah aja sama orang tua. Mana tau besok masih ada atau nggak," sontak ucapan Gavin membuat mata Tama melotot.

"Kamu doain Papah mati?" tanya Tama galak seraya membawa pisau ke arah Gavin. Gavin yang melihat itu pun langsung berdiri.

"Papah taruh dulu itu pisaunya. Papah mau jadi psikopat?" tanya Gavin yang sudah ketakutan. Sementara Tama sudah memasang wajah tengilnya.

"Boleh juga tuh. Biar kek di cerita-cerita orang, duda hot dan psikopat berdarah dingin," ucap Tama yang membuat Gavin dan Rama yang mendengarnya mendadak mual.

"Hot darimana. Itu badan isinya cuma lemak semua, saingan sama sapi," ucap Rama yang membuat Tama menoleh dan menyeringai ke arah Rama.

"Sepertinya kamu yang pertama Papah sembelih," ucap Tama yang membuat Rama melotot.

"Papah kira Rama kambing. Kak Gavin telepon rumah sakit jiwa sekarang," ucap Rama.

"Heh! Tadi Papah didoain mati, sekarang dibilang orang gila. Kalian mau Papah kutuk jadi batu ginjal hah!" seru Tama.

"Penyakit dong Pah," ucap Gavin dan Rama bersamaan.

"Lah iya yah. Ya udah Papah ganti jadi batu akik, biar bisa Papah jual," ucap Tama.

"Udah nggak musim lagi Pah batu akik," ucap Gavin dan Rama bersamaan.

"Jadi sekarang musim apa?" tanya Tama.

"Musim duda yang nggak laku-laku akibat jandanya nikah sama orang lain," ucap Gavin dan Rama yang langsung berlari meninggalkan Tama yang sebentar lagi akan menjadi raksasa.

"GGGAAVVIINNNNN, RRRAAAMMMAAA!"

***

Setelah dipaksa oleh Inka dan Rudy, akhirnya mau tidak mau Ava harus mengendarai mobil menuju kampus. Ava mengendarai mobil itu dengan santai, karena jam kuliah juga masih cukup lama dan juga jalan raya terbilang sepi karena jam kantor sudah lewat. Saat Ava asik mengemudikan mobilnya, tiba-tiba entah dari mana ada seorang wanita berkursi roda melintas. Ava yang terkejut pun langsung membanting setir dan menabrak pohon. Mobil Ava rusak parah dan sebelum Ava tak sadarkan diri, ia sempat mendengar suara orang-orang yang membantu mengeluarkannya dari mobil.

Sementara wanita berkursi roda itu masih syok karena kejadian yang nyaris terjadi untuk yang kedua kalinya. Tak lama seorang laki-laki datang menghampiri wanita itu.

"Bund, Bunda nggak papa-papa?" tanyanya khawatir.

"Bunda nggak papa-papa kok, Ben," ucap Bunda.

"Bunda kenapa sih nekat nyebrang sendiri?" tanya Ben.

"Bu—bukan nekat, tapi seperti ada yang mendorong Bunda, Nak," ucap Bunda yang membuat Ben terkejut. Pasalnya Ben dan sang Bunda tadi tengah membeli sarapan, namun tiba-tiba Ben mendengar suara yang begitu keras dan betapa terkejutnya ia melihat sebuah mobil tertabrak pohon lalu bundanya yang diamankan oleh orang-orang.

"Ya udah kita lihat dulu keadaan orang itu," ucap Ben yang langsung mendorong kursi roda sang Bunda. Ketika dirinya sampai dan melihat siapa pengemudi, Ben langsung terkejut begitu pula dengan sang Bunda.

"Astagfirullah, Nak Ava," ucap Bunda.

"Ibu kenal sama orang ini?" tanya salah satu orang.

"Iy—iya saya kenal. Ayo segera dibawa ke rumah sakit," ucap bunda.

"Sebentar lagi ambulancenya datang, Ibu," tak lama setelah itu ambulance datang dan langsung membawa Ava ke rumah sakit. Ben dan sang bunda pun ikut ke rumah sakit naik taksi. Mobil Ava sendiri juga sudah dievakuasi oleh polisi yang tak lama datang setelah Ava dibawa ke rumah sakit. Tak jauh dari tempat kejadian, seseorang tersenyum puas melihat kejadian itu.

"Ini baru permulaan." 


BERSAMBUNG. . .

LALALA GANTUNG YAH HEHEHE

MAAFKAN. JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN.

TERIMA GAJAH😄😄😄
13 MEI 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang