BRAKK
"LO APAIN ADEK GUE, BANGSAT!" Kalo kalian nebak Abian, yaps kalian bener.
tadi Abian sempat ngelihat Ray membawa Reyna kebawah. Pikir Abian, mereka hanya main gendong gendongan. Tapi, Abian melihat Ray orang kesetanan membawa mobil. Dan yap, Abian menyusul Mobil Ray. Lebih tepatnya mengikuti mobil Ray.
Karena jalanan macet, dia kehilangan jejak. Makanya ia baru sampai.
Bugh!
Satu pukulan mendarat pada pipi Ray. "LO APAIN ADEK GUE, HAH?" Tanya Abian bertubi-tubi.
Bugh!
Lagi, satu pukulan mendarat di rahang Ray karena Ray tak kunjung menjawab pertanyaan Abian.
Bugh!
"LO BUDEG, HAH? JAWAB ANJING! LO PUNYA MULUT TAPI GAK BISA JAWAB!" Teriak Abian
Bugh!
Ray tak mau kalah, ia membalas pukulan yang kena di wajahnya. "GUE NGAKU GUE SALAH! TAPI, LO GAK TAU KEBENARANNYA! LO GAK USAH SOK HEBAT! GAK USAH SOK PEDULI!" Jawab Ray memukul hebat wajah Abian.
"CIH! BANGSAT BANGET JAWABAN LO!" Abian berdecih sinis
"Eunghh" Reyna terusik mendengar keributan disaat dia tidur.
"Sayang..." Ray mendekat ke Brankar milik Reyna.
"Abang" Panggil Reyna menghiraukan Ray yang berada didekatnya. Abian yang merasa terpanggil segera menghampiri Reyna. Ia mengelus puncak kepala Reyna.
"Lo kenapa bisa gini sih?" Tanya Abian.
"Reyna kecapean aja bang... oh iya! Mami sama papi kemana?"
Ray memilih menjauh dan duduk disofa yang telah disediain diruang inap Reyna.
"Mami sama papi ada tugas keluar kota. Tadi pengen pamit sama lo. Tapi, mami sama papi gak tega bangunin lo" jelas Abian yang masih setia mengelus puncak kepala Reyna.
"Reyna mau pulang bang" Rengek Reyna
"Besok pagi, lo udah bisa pulang. Jadi, lo harus istirahat. Abang ada janji ke teman-teman. Jadi bang gak bisa lama-lama disini" pamit Abian.
Reyna terlihat kecewa. Namun Abian tidak bisa menolak. Ia sudah terlanjur janji.
"Em.. yaudah deh! Hati-hati ya bang" Ucap Reyna
Setelah mendapat persetujuan dari Reyna, Abian keluar dari ruang inap Reyna. Setelah Abian keluar, Hening seketika. Reyna yang masih marah. Dan Ray gak tau mau ngomong apa.
Ray memutuskan menyelesaikan permasalahan Antara dirinya dan Reyna.
"Sayang" panggil Ray mendekat kearah Brankar Reyna.
"keadaan Reyna gimana? Reyna pusing gak? Haus atau laper?" Tanya Ray mengelus pucuk Rambut Reyna.
"Reyna baik" ucap Reyna tidur membelakangi Ray. Ray menghembuskan nafas kasar.
"Sayang... Bram minta maaf" hanya kata maaf yang dapat ia katakan.
Hening!
Reyna memilih diam daripada merasakan sakit. Reyna berkutat pada pikirannya. Apakah ia harus memaafkan Ray? Apakah dia salah membohongi perasaannya? Jujur, Reyna mencintai dan menyayangi Ray! Ralat, sangat mencinta dan sangat menyayangi Ray. Ya, seharusnya ia memaafkan Ray. Ray tadi lagi Emosi. Mungkin dia lagi banyak pikiran, pikir Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Teen Fiction"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...