(45) Lapor Komandan | Para Saudara

70K 8.2K 848
                                    

Setelah mengabari orang tua Angkasa pagi tadi, malam ini Mama Ayu datang berkunjung ke rumah. Aku udah gak tahu harus hadapin Angkasa kayak gimana lagi, diajak ke dokter gak mau, maksa kerja padahal badan ga fit, sampai akhirnya aku gak fokus kuliah.

Untungnya Mama Ayu peka dan langsung gercep datang.

"Masa masuk angin sih?"

"Aku juga gak tahu Ma, gejalanya sih kayak masuk angin, tapi masa sembuhnya cuma sama aku."

"Anaknya di mana sekarang?"

"Lagi man___"

"Mama."

Aku dan Mama Ayu langsung mendongak ke asal suara, tampak Angkasa yang baru saja selesai mandi. Pria itu duduk di kursi. "Ada apa ke sini?"

"Katanya kamu sakit," ucap Mama Ayu. Angkasa terlihat mengernyit. "Iya, Mama tahu dari Lia. Kamu masih mual sekarang?"

Aku pura-pura tak melihat Angkasa saat tatapannya menghunus ke arahku. Kalian tahu kan pria itu bagaimana? TIDAK MAU MEREPOTKAN ORANG. Pasti bakalan semprot aku gara-gara ngasih tahu Mama.

"Nggak."

"Gak usah bohong deh sama Mama."

"Angkasa gak akan mual kalau ada Lia."

Mama Ayu tampak melirikku aneh, aku hanya mengedikkan bahu tak tahu. "Hmm.., kayaknya Mama tahu deh." Mama Ayu tersenyum aneh, lalu mengambil ponselnya.

"Kamu ngapain kasih tahu Mama?" Bisik Angkasa.

"Mama denger ya Angkasa," ucap Mama Ayu tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel sedikitpun.

Angkasa terlihat menatapku, lalu tanpa basa-basi menyenderkan kepalanya pada bahu milikku. Manjanya kambuh. "Angkasa baik-baik aja."

"Gak mungkin Angkasa," balas Mama Ayu masih fokus pada hpnya.

"Mama ngapain?" Aku bertanya.

"Nih." Mama Ayu menyodorkan ponselnya ke arahku dan Angkasa. Terpampang jelas sebuah situs web 'tentang kehamilan'. "Menurut Mama kamu hamil deh, sayang."

Aku terdiam. Hamil?

"Mama serius?" Tanya Angkasa. Tangan pria itu dengan cepat mengambil ponsel Mami.

"Serius dong. Berdasarkan hasil yang Mama cari, kamu itu mengalami morning sickness."

Kata hamil tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiranku. Karena biasanya yang aku dengan dan aku tahu, orang hamil itu kan yang muntah-muntah istrinya, bukan suaminya. Tapi, ini beneran gak sih aku hamil?

"Coba inget-inget, kapan terakhir kali kamu haid?"

Aku mencoba berpikir. Haid terakhir? Hmm, kayaknya sih udah sekitar satu bulan yang lalu.., lebih?

"Kayaknya aku telat bulan ini."

Mama Ayu bertepuk tangan dengan wajah girang. Aku dan Angkasa saling menatap. "Fiks! Mama bakalan jadi nenek."

"Serius kamu hamil?" Tanya Angkasa dengan ekspresi lucunya.

Aku menggeleng. "Gak tahu."

"Kalian kok aneh sih, masa gak nyadar kalau mau punya anak," ucap Mama Ayu.

"Angkasa gak tahu."

Mama Ayu memutar bola matanya malas. Sementara aku masih terbengong mencerna kejadian yang baru saja terjadi, mengingat-ingat 'kegiatan' ku dengan Angkasa yang bisa dikategorikan rajin, memang tidak menutup kemungkinan aku hamil.

Lapor, Komandan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang