Appoinment 12

319 63 5
                                    

💜 Happy Reading 💜

Sudah tiga hari berlalu sejak Zhao Yunlan menerobos masuk halaman rumah di tengah malam. Itu bukanlah rentang waktu yang sulit bagi pemuda itu. Dia bahkan menjalaninya penuh antusiasme dan rasa gembira. kadang-kadang sedikit tidak nyaman  jika dia memaksa terlalu dekat pada dr. Shen karena sang dokter tampan akan secara otomatis mundur dan mengendalikan diri.

Dr. Shen sulit ditangkap, seperti angin. Dan jika angin bertiup ke arah yang salah. Jangan  mencoba menembusnya agar tidak terlempar secara brutal.

Tapi sebenarnya mereka jarang bertemu apalagi duduk atau bicara terlalu dekat. Naluri mereka memberi tahu mereka apa yang pikiran sadar tidak akan pernah mengerti.

Kedekatan ini berbahaya.

Sebenarnya Zhao Yunlan sudah cukup beruntung diizinkan berada di rumah sang dokter dengan alasan tidak masuk akal. Sebenarnya itu sudah melampaui kebiasaan dr. Shen yang cenderung menarik diri dan introvert.

Sebenarnya, Zhao Yunlan tidak seharusnya berharap lebih. Tetapi otaknya yang berminyak terlalu sulit untuk memahami. Dia akan selalu menemukan cara untuk mengganggu dokter Shen lagi dan lagi.

Seperti hari ini.

Dr. Shen tiba di rumah lebih sore dari biasanya. Dia mengabaikan Yunlan seakan-akan pemuda itu tak pernah ada. Mungkin dia melewati hari yang rumit di klinik, tetapi Yunlan berpikir bahwa tidak semestinya masalah pekerjaan dibawa sampai ke rumah.

Emosi di kantor yang berlanjut ke rumah sama sekali bukan gayanya. Tentu saja itu tidak selalu berlaku pada semua orang.

"Kau sudah pulang, " Yunlan menyapa dengan senyuman.

Dr.  Shen hanya melirik sekilas, dia terlihat lelah, menaiki tangga dan sebelum masuk ke kamar, sempat menoleh pada Yunlan dan berkata.

"Kenapa kau masih di sini?"

Yunlan merengut, dia melompati dua tangga bermaksud mendekati Shen.

"Ini  belum satu minggu."

Dr.  Shen mendesah berat, membuka pintu dan segera masuk. Zhao Yunlan menyerbu ke depan pintu kamar Shen, tetapi langkahnya kalah cepat. Pintu ditutup keras tepat di depan hidungnya.

Blamm!

".....??"

Zhao Yunlan  meringis,  mengusap-usap ujung hidungnya yang nyaris mencium pintu.

"Shen, oke kalau kamu kesal. Paling tidak katakan padaku aku harus masak apa untuk makan malam?"

Yunlan mengetuk pintu.

"Tidak perlu memasak. Pergilah!"

"Tapi---"

"Pergi!"

Ada apa dengan Shen? Apa dia tertular penyakit jiwa dari salah satu pasiennya?

Zhao Yunlan  mengangkat bahu dan berjalan menuruni tangga.
Dia duduk sendiri kebingungan di ruang tengah. Televisi menayangkan acara yang tidak disukainya.

Ponselnya tergeletak di meja dan sudah berbunyi puluhan kali sejak pagi tadi. Kebanyakan staff perusahaan. Mereka kelimpungan dengan absennya Yunlan berhari-hari.

Posisi Yunlan sebagai CEO memang penting tetapi dia nekad mengabaikan pekerjaan dan memilih menjadi pelayan di rumah dr. Shen. Dia tidak ingin melibatkan diri dalam pekerjaan yang membosankan sementara ini, namun ternyata mendekati Shen juga bukan hal yang sederhana.

Seharusnya tidak terlalu sulit bagi Yunlan untuk melakukan hal yang benar. Tapi, sepanjang sore, ia menggertakkan gigi melawan dorongan yang membuatnya terus menerus merindukan Shen.

𝐌𝐲 𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐢𝐚𝐭𝐫𝐢𝐬𝐭 (𝐆𝐮𝐚𝐫𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang