BAB 21

331 38 6
                                    

****

Semua murid Sma Erlangga High School berhamburan keluar kelas karena jam pelajaran terakhir telah selesai yang berarti waktu pulang pun tiba.

Diparkiran, Sakila menunggu Glace yang menghilang sejak istirahat. Semua sahabatnya sudah pulang terlebih dahulu. Dia menghela nafas, sebenarnya tadi Kanaya dan Ilona menawarkan tumpangan, namun dia menolak, melihat mobil kekasihnya yang masih berada jelas diparkiran, membuat Sakila beransumsi bahwa lelaki itu pasti masih berada di lingkungan sekolah.


Sakila memutuskan untuk masuk dan mencari keberadaan kekasihnya.

Mendadak perasaanya tak tenang, jantungnya berdetak cepat saat mendengar derap langkah sepatu yang bergesekan dengan lantai.

Sakila menutup kedua matanya dan membalikan tubuhnya saat merasakan tepukan di bahunya.


"Hey, sayang kamu kenapa?"

Sakila membuka kedua matanya dan melihat Glace yang berdiri dihadapannya dengan kernyitan di dahi.

"Aku khawatir sama kamu, aku takut, kalo kamu kenapa napa." keluh Sakila membuat Glace terkekeh gemas dan mengacak rambut gadis itu.

"Maafin aku, tadi aku habis main basket."

Sakila mengangguk. "Yaudah pulang yuk, serem banget disini." Bisiknya takut.

Glace mengernyit. "Serem kenapa?"

"Serem tau! sekarang aja aku bisa liat pangeran disini." ucap Sakila polos.

Glace tersenyum. "Pangerannya mana?" Tanyanya menggoda.


"Ini." Sakila  menunjuk Glace yang kini tersenyum lebar.


"Pulang yuk? aku baper kalo kamu kaya gini."

Keduanya tertawa, Sakila dan Glace berjalan menuju parkiran.

****

"Gue gak mau tau gimana pun caranya kita harus singkirin dia dari dunia ini!" ucap seorang gadis sambil memainkan rambutnya.

"Elo kira gue mau lakuin itu?" tanya cowok berhodie hitam.

"Kenapa enggak?" Tanya gadis itu menaikan sebelah alisnya.

"Untungnya buat gue apa?" Tanya cowok itu menatap tajam gadis di hadapan nya.

"Lo mau liat dia hancur kan? gue mau dia, kalo elo habisin cewek itu, otomatis dia bakalan terpuruk dan gue bakalan ada untuk dia." jelas gadis itu membuat cowok berhodie hitam itu mendengus kecil.

"Lo kira gue anak tk, yang bisa lo manfaatin doang?"

"Gue gak akan pernah ikutin permainan lo ini!" Ucap cowok itu dengan tegas.

"Kenapa? Gue tau, elo suka kan, sama cewek itu?" Tanya gadis itu yang tak mendapat respon dari cowok itu, membuatnya yakin bahwa apa yang ia ucapkan itu benar adanya.

"Gimana, kalo permainannya kita ubah?" Usul gadis itu yang mendapat gelengan tegas dari cowok itu.

Cowok berhodie hitam itu membalikan tubuhnya, dia melangkahkan kakinya untuk menjauh dari sana, baru beberapa langkah gadis itu kembali berucap dengan sedikit berteriak.

𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang