21. Pernikahan

78 7 0
                                    

°•• Happy reading ••°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•• Happy reading ••°

"Eommaaaa...." Andresa memanggil ibu Jimin seperti ibunya sendiri. Dia sangat gugup sekali di hari pernikahannya dengan Jimin.

Sodam ibu Jimin lantas tersenyum melihat menantunya yang sangat gugup. "Kenapa? Eomma di sini putriku, ada apa?"

"Aku sangat gugup eomma, aku rasanya tidak bisa berjalan," rengeknya lagi pada Sodam.

Sodam duduk di samping Andresa, lalu mengelus punggung tangan Andresa yang dingin sejak tadi. "Tidak apa-apa...jangan dipikirkan, nanti princess di dalam sini juga ikut khawatir." Sodam mengelus perut Andresa dengan lembut.

Andresa menatap Sodam dengan mata yang berkaca-kaca. "Eommaaaaa....terima kasih sudah menerimaku...hikss...eomma sangat baik padaku."

"Hey..." Sodam menghapus air mata Andresa yang mulai jatuh. "Kau putriku sayang....kau sudah seperti anakku sendiri, dari kecil kau bersama Jimin, tentu saja aku akan selalu menerimamu."

Tangisan Andresa pecah. "Eommmaaaa...." tangannya naik untuk minta dipeluk Sodam.

Sodam perlahan memeluk Andresa dari samping. "Sudah...nanti makeupnya luntur, sebentar lagi kau akan memasuki altar untuk mengucapkan janji suci, aku tidak ingin putriku menjadi jelek karena menangis."

***

Pernikahannya tidak semewah dan seramai yang dipikirkan. Mereka sengaja tidak ingin yang terlalu ramai, hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat bagi mereka.

Hoseok? Tentu tidak akan datang.

Andresa berjalan memasuki altar bersama pendamping yang telah diperintahkan Sodam untuk mengantarnya ke altar. Berbalutkan gaun pengantin putih yang sempurna gadis itu semakin terlihat manis dan menawan dengan perut besarnya.

Jimin? Matanya sudah berkaca-kaca. Sudah beberapa kali dia terus mengelap air matanya tidak tahan. Gadisnya, yang selama ini ia tunggu akhirnya akan menjadi pendamping hidupnya. Jimin bersyukur, sangat. Tuhan mengabulkan do'anya. Mulutnya sedikit bergetar hendak mengeluarkan suara tangis saat Andresa hampir tiba dihadapannya. "Andresa...sangat cantik....," lirihnya dengan sangat kecil.

Sodam menatap Andresa dengan kasih sayang, jujur dia sangat ingin Andresa yang menjadi menantunya, karena Sodam tahu Jimin hanya akan menjadi anak yang baik dan penurut jika dia bersama Andresa. Sodam sangat hapal itu, bahkan dari kecil. Ingat saja, Jimin tidak akan makan siang jika dia belum bertemu Andresa. Jika Andresa demam maka Jimin besoknya juga menyusul demam. Saat Jimin pertama kalinya dibawa oleh ayahnya (jisub) kerumahnya, Jimin menangis tidak bisa tidur karena selalu teringat oleh Andresa.

Oke, saat Sodam sedang asik memerhatikan putri dan putranya yang berada di altar, dia tak sengaja beradu pandang pada Jisub di seberang sana. Sodam hanya tersenyum tipis dengan keramahan. Dia tidak menikah dengan Jisub, Jisub hanya bertanggung jawab atas Jimin. Jisub dulu menemukan Jimin dan ibunya saat anak laki-laki itu sudah berusia 6 tahun.

The Paradise - JHS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang