Come Left Chapter 12

1.9K 120 73
                                    

“ Pagi semua” ucap New ramah pada semua pegawai restorannya. New dalam suasana hati yang baik pagi itu.

“ P’New ada kiriman bunga untuk mu?”

New memincingkan mata, bunga? Siapa yang memberikannya bunga dengan tiba-tiba. Ini bahkan bunga hari ulang tahunnya atau bahkan juga bukan hari penting untuknya.

“ dari siapa Ploey?”

“ hehe aku lupa menanyakannya P’New.. aku sudah menaruhnya di ruanganmu” Ploey, pegawai New hanya menyengir begitu saja dan berlalu pergi mendahului New takut jika bosnya akan memarahinya karena kelalaiannya tanpa menanyakan siapa gerangan si pengirim bunga.

New segera berjalan ke ruangnnya yang dipenuhi dengan cat berwarna pastel. Terlihat rangkain bunga mawar putih yang begitu besar menjadi point menarik begitu ia memasuki ruangannya.

New mengambilnya dan membaca secarik kertas kecil yang ada di atas bouqet bunga tersebut.

' Hii My Sweet Pie! I hope you have a great day! Maafkan aku karena terlalu mencintaimu, -Tay Tawan V.'

Senyum merekah terpancar dari bibir New, ia membaca berulang ulang kertas itu. Tay bukanlah orang yang romantis jadi tiba-tiba memberikannya bunga tanpa sebab sungguh seperti bukan seorang Tay Tawan. Hal itu tentu sangat langka selama New mengenal Tay.

New bahkan bisa menghitung selama bertahun tahun bersama Tay, ia bisa menghitung berapa kali Tay memberikannya bunga.

New terus tersenyum seperti orang gila. menciumi bau harum semerbak dari bouqet yang ia bawa.

“ aku juga sangat mencintaimu Tay” ucap New lirih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Gun memasuki restoran dengan muka yang menunduk lesu. Bagaimana ia tidak sedih, ini hari spesial dalam pernikahan mereka dan suaminya malah tetap sibuk bekerja. Membuat pikiran buruk tiba-tiba terbesit dalam otaknya. Bagaimana jika sang suami tidak bekerja alih-alih sedang berduaan dengan seseorang yang bernama ‘Hin’. Bagaimana jika ‘Hin’ merencanakan ini semua agar suaminya tidak datang. Bagaimana, bagaimana. Kemungkinan kemungkinan gila itu semua mengacaukan pikirannya.

Gun mengertukkan giginya menahan kekesalan yang tiba-tiba memuncak. Hingga tanpa sadar ia sudah berdiri di depan ruangan VIP yang sudah khusus di pesan oleh ibu mertuanya. Gun menarik nafas dalam lalu menghembuskannya sebelum melangkah masuk ke dalam. Senyum palsu ia sematkan pada bibir tebalnya.

Ketika pintu terbuka 3 pasang mata yang ada di dalam sana menatap Gun dengan raut binar penuh kegembiraan.

“ P’Muk?’ panggil Gun terkejut karena melihat kakak iparnya yang berada disana juga. Bagaimana ia tidak terkejut pasalnya sejak menikah, sang kakak ipar ikut tinggal bersama suaminya yang berkewarganegaraan Canada.

Orang yang Gun panggil itu menghampiri Gun dan memeluknya.

“ Aku merindukanmu adik iparku” goda Muk membuat Gun tiba-tiba melepaskan pelukan mereka.

Come LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang