CSP.01

12 1 0
                                    

"ada dua perkara yang aku tunggu saat ini yang pertama menunggu hatimu kembali mencintaiku yang kedua menunggu seseorang datang dan membuat ku lupa akan dirimu"


Semarak teriakan terdengar dari sudut koridor lantai 2 SMA KALASI , beberapa siswa berlarian untuk melihat kedatangan seorang polisi dari jendela kelas , mencari  tersangka atas kasus tawuran yang terjadi 2 hari lalu , di SMA ERLANGGA.

seorang siswa bernama Arden tewas saat tawuran berlangsung kala itu.

'Gila sih Sampe bunuh orang segala'

'Arden anak famous di sekolah Erlangga kan? Arden yang itu?'

'Astagfirullah calon suamiku mati secepat ini'

"Risa!!"

"Kori!!" Panggil Risa saat pria itu melewatinya , ia berbalik menggandeng satu utas tali tas , dengan alis yang terangkat 'apa?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kori!!" Panggil Risa saat pria itu melewatinya , ia berbalik menggandeng satu utas tali tas , dengan alis yang terangkat 'apa?'

Risa perlahan maju berdiri tepat di hadapan Kori."gimana?"

"Apanya?"

Suara tarikan nafas panjang keluar dari sang empu.

"Mama kamu?"

"Apa urusannya sama Lo?"

"Rachel bilang semalam mama kamu kena stroke gara gara masalah kemarin"  'keadaannya gimana?'

"Hmm baik"

"Kor?"

"Hm?"

"Apa kamu nggak bakal pernah bisa berubah? Apa kamu nggak kasian sama ibu kamu?" Kori yang sedari tadi tak menatap Risa , kini beralih menatap nya tajam.

"Inget!! Lo sama gue udah nggak ada hubungan lagi , Lo itu cuman masalalu gue , jadi berhenti buat ceramhin gue , PAHAM!!" mata Risa menutup saat sebuah bentakan keras keluar dari mulut Kori.

Kori berbalik dan pergi meninggalkan gadis itu.

"Ris? Lo kenapa?"

"Nggak papa" gadis itu mengikuti arah pandang Risa , melihat punggung Kori yang semakin menghilang.

"Kori lagi?" Risa mengangguk.

"Udahlah ris , lupain Kori masih banyak orang yang suka sama Lo , contohnya kader , Aldi , sama Doni semua ngejar Lo , tapi l_"

"Nggak guna" ucap Risa memotong pembicaraan sahabatnya itu , segera ia memasuki kelas meninggal kan Kiara.

"Woy kepala batu , dengerin dulu Napa , ni anak astaga , Kori Mulu di otaknya" kesal Kiara , lalu ikut masuk kedalam kelas.

¶¶¶¶¶

'mawar berwarna putih , dengan tulisan /ini adalah kamu/'

Sambungan telpon terputus ,Risa dengan segera mengambil sebuah mawar berwarna putih lalu menjadikan-nya sebuah buket , menarik pulpen dan kertas kecil lalu mencoret nya dengan kata kata tadi.

Ting!

'Jalan kemangi , 08'

Setelah membaca pesan itu , Risa bergegas mengambil sepeda dan pamit untuk mengirim buket bunga tadi.

"Gue nganter bunga dulu , bilang sama bos kalau gue pulang lebih cepat hari ini"

"Iya Ris hati hati" 

Gadis itu mengayuh sepeda , menuju alamat yang di kirimkan.

Ting!

'rumah warna biru yang ada di sebrang jalan'

setelah mengecek Risa kembali mengayuh sepedanya ke alamat tersebut , dengan baju SMA yang masih melekat di tubuhnya.

"Yang itu bukan sih?" Ucap Risa berusaha menstabilkan nafasnya.

"Kayaknya iya , kan warna biru" monolog nya ,tanpa fikir panjang Risa memasuki gerbang dan membunyikan bel.

"Permisi!!" Setelah menunggu cukup lama , seorang wanita keluar , menggunakan cadar dan kerudung yang hampir menyentuh kaki.

"Ini buket bunga da-" kening Risa mengkerut , ia bahkan tak ta bunga itu dari siapa.

Ting!

Sekali lagi ia mengecek ponselnya.

'bilang dari suaminya'

Hati Risa menghangat mendapat pesan itu. "Ini dari suami ibu" tak nampak jelas wanita itu sedang tertawa atau tidak , tertutup oleh cadar yang ia kenakan.

¶¶¶¶¶


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita setelah putusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang