elpeeda • About Stars

102 15 2
                                    

[ elpeeda |  about stars ]


Tak terhitung berapa kali Minhee merubah posisi tidurnya malam itu. Menghadap kiri atau kanan ia tetap tidak bisa terpejam padahal jam dinding yang dentingnya terdengar itu menunjukkan pukul satu malam. Kepalanya menoleh melihat Yunseong yang sepertinya sudah jauh ke alam mimpi dengan deru napasnya yang teratur.

Pelan-pelan Minhee buka selimutnya dan beranjak bangkit dari kasur. Ia betulan tidak bisa terpejam dan memutuskan pergi ke dapur untuk menyeduh mie instan. Barangkali setelah  perutnya dihangatkan ia akan mudah terlelap.

Tepat ketika ia akan bangkit dari kasur tangan Yunseong menahannya. Membuatnya berbalik kaget.

"Mau kemana kamu?"

"Bikin mie rebus, aku nggak bisa tidur. Kamu kok bangun?" tanyanya balik.

Yunseong ikut bangkit dari kasur lalu berjalan dan berdiri di samping Minhee.

"Ayo. Aku mau juga."

°°°

"Satu berdua aja ya yang. Ini yang porsi jumbo soalnya."

Minhee mengangguk sambil melihat Yunseong memasukkan mie instan ke dalam panci yang airnya sudah mendidih. Kalau mereka berdua begini sudah pasti yang akan lebih banyak memegang kendali dapur adalah Yunseong. Minhee akan menjadi asistennya. Maka setelahnya ia mengambil mangkuk dan menuang bumbu mie instan ke mangkuk tersebut.

"Kamu belum tidur juga ya jangan-jangan?" tanya Minhee sambil memandang Yunseong yang mengaduk-aduk rebusan mie instan dipanci.

"Iyaa, tadi itu aku usahain merem kan taunya nggak bisa. Makanya pas kamu bangun aku buru-buru melek juga. Terus yaudah deh."

Yunseong mengekor langkah kesayangannya yang mendekati ruang makan rumah mereka. Di sana ada satu sisi tembok yang dipasang kaca seluruhnya dan diberi penutup tipis. Sehingga dari ruang makan mereka bisa melihat langit dini hari yang diterangi bulan sepenuhnya ditemani bintik bintang.

Kepala Minhee mendongak, berfokus pada bintik bintang yang malam itu jelas memancar terangnya.

"Bintang jatuh tuh beneran ada gak sih?" tanyanya ke Yunseong yang ikut mematri bintik terang di langit.

"Bintang jatuh tuh sebenernya partikel ruang angkasa yang, benda langit gampangnya nah dia ini masuk ke atmosfer bumi. Jadilah kayak bintang lagi jatuh, sebenernya bukan bintang." tutur Yunseong sembari menunjuk bintik bintang yang menghampar.

Minhee mengangguk mulai paham. "Terus kalo ada bintang atau benda langit itu jatuh kita bisa minta permintaan yang nanti kejadian?" tanyanya lagi.

"Bentar ini mie nya udah mendidih nanti keburu lodoh, nggak enak."

Yunseong bergegas mengangkat panci berisi rebusan mie yang lalu dituangnya mie tersebut ke dalam mangkuk. Yunseong membawa mangkuk tersebut ke meja makan setelah menambahkan dua butir telur rebus dan sedikit irisan cabai rawit. Minhee lebih dulu duduk di sana.

"Enak banget wanginya aku laperrrr." katanya sambil menatap kepulan asap dari mangkuk berisi mie buatan Yunseong.

"Iya makan dulu yaaah nanti kita lanjut ngomongin bintang jatuh kalo udah kenyang." Yunseong meletakkan sepasang sumpit berserta sendok dan piring kecil di hadapan Minhee dan menyiapkan untuk dirinya sendiri.

"Yuk mam."

"Yeayyy selamat mam hihi."

Keduanya menyantap hidangan sederhana yang cukup menghangatkan mereka malam itu. Sesekali mengobrol, tidak banyak karena keduanya bukan tipe yang biasa mengobrol ketika sedang menyantap makanan mereka.

°°°

"Itu mitos aja yang soal bintang jatuh terus kalo kita buat permintaan bakal kejadian."

Keduanya tidak lagi berdiri dari ruang makan sambil memandang langit melainkan mereka sudah duduk di kursi yang ada di halaman depan ruang makan, tentu saja masih dapat melihat langit luas.

"Terus kenapa bisa ada mitos itu ya? Kalo menurut aku emang enggak ada hubungannya antara benda langit jatuh itu sama pemintaan yang dikabulkan." sahut Minhee yang kepalanya bersandar nyaman di dada bidang Yunseong.

"Hm kalo menurut aku benda langit yang masuk ke atmosfer itu, yang mirip bintang karena adanya cahaya terang yang kayak bintang juga, ibarat sebuah harapan. Cahaya itu bagai secercah harapan untuk insan-insan yang mungkin ada sedang ada di kegelapan dimana mereka hanya bisa mengharap. Dan ketika ada cahaya yang jatuh ke bumi, itu menjadi harapan mereka."

Tangan Yunseong tak henti mengelus pelan surai legam Minhee sambil memberi penjelasan.

"Mungkin buat sebagian orang hidup emang semenyulitkan itu ya, sampe satu-satunya harapan ya cahaya yang turun dari langit."

Yunseong mengangguk menyetujui respon kesayangannya.

"Iya, bagi sebagian orang hidup emang segelap itu, yang. Makanya setitik cahaya yang turun dari langit aja bisa jadi titik harapan mereka."

"Hu'um, hehe makasih yaa kakak. Kamu keren deh selalu bisa jawab pertanyaan aku." panggilan 'Kak' membuat Yunseong menaikkan sebelah alisnya. Pasalnya Minhee hanya akan memanggilnya menggunakan sapaan kak disaat-saat tertentu.

"Aku kan google berjalan kamu. Tumben pake kak." jawabnya sambil terkekeh.

Minhee memainkan jemari Yunseong sambil merapatkan dirinya ke pelukan yang lebih tua. Hawa dingin mulai sedikit menyapanya.

"Soalnya kamu lagi keren jadi cocok untuk dipanggil kak hehehe."

"Biasanya nggak keren kah?"

"KEREN LAAAAH keren terus kamuu tuh. Cuma kalo kamu lagi jadi google berjalan gini kerennya bertambah berkali-kali lipat." Minhee iseng mencolek sisi pinggang Yunseong membuat si empunya kegelian.

"Heh jail ya tangannya!"

"HAHAHAAHAHAHA."

°°°

Mereka sudah ada di kamar lagi, tentu saja karena paksaan Yunseong yang melihat Minhee kedinginan.

"Sekarang bisa tidur deh aku." tutur Minhee sambil menggesekan kakinya ke bawah selimut.

"Bilang aja kamu kangen aku kan? Cie."

"Lagian aku ditinggal-tinggal terus dari kemarin. Ya ke Bandung kesini kesitu." bibirnya maju tiga senti merespon godaan dari suaminya.

"Hehe maaf sayaaang janji deh nanti aku atur jadwal supaya bisa full quality time sama kamuu okeee?"

"Iya aja dah aku mah."

"Dah sekarang bobooo."

Yunseong memberi usapan lembut badan Minhee yang ada didekapannya. Menghantarkannya supaya cepat terpejam karena jam sudah menunjukkan hampir pukul dua malam.

Tak lama ia ikutan pergi ke alam mimpi masih dengan mendekap Minhee sampai matahari pagi menyapa.

[ elpeeda | about stars - end ]

°

°

— hai? apa kabar? 🤩

• elpeeda | hwangmini •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang