•
•
•
•
Acha is calling"Woy!! Kemaren malem kenapa Lo ngilang?"
"Gue gak ngilang, gue balik ketenda."
"Kok lama?"
"Yaampun Cha... Beneran deh gue ketenda."
"Kenapa lama banget? Sampe acaranya selesai elo belom balik ketenda."
"Ceritanya gue dapet coklat kan--"
"Iya, yang tempo hari kita lagi bercanda kan? Malah ada banyangkan diluar tenda."
"Iya, bener... Nah jadi si pengirim coklatnya itu nyuruh gue untuk temui dia didekat tenda gue. Terus... Gue disuruh maju 7 langkah dari tenda. Ternyata dia Kakak kelas kita, namanya Yogi. Sekaligus musuh Kak Iqbal, jadilah mereka gelut... Sampe kak Iqbal pingsan. Yaudah, gue bawa dia ke posko dibantu anak PMR Kak Arya yang ganteng itu loh."
"Serius?? Kak Arya? Parah Lo! Gak ngajak gue kalo mau ketemu Kak Arya."
"Eh, bego. Gue aja gak tau kalo kak Iqbal pingsan, masa iya gue manggil elo dulu baru Lo bisa ketemu Kak Arya."
"Iya juga sih, lain kali ajak gue."
Ceklek...
Laki-laki bertubuh tinggi membuka pintu kamarnya. Penampilannya terlihat sangat soft menggunakan kaos putih lengan pendek yang dipadukan dengan celana lepis sebatas mata kaki.
"Ke pasar malam yuk," ajaknya kepada Gistara.
Panggilnya bersama Acha harus berkahir saat Iqbal mengajaknya keluar. "Cha, gue matiin ya telponnya. Kak Iqbal ngajakin keluar."
"Yaudah matiin aja... Have fun ya," ucapnya untuk mengakhiri cerita lewat sambungan telepon.
Iqbal berjalan mendekat kearah Gistara yang sedang berduduk didepan kaca riasnya, sembari mematikan sambungan telepon Acha.
"Siapa?"
"Kepo!"
"Yaudah, buruan siap-siap kita keluar."
"Ngambek? gak gue kasih tau siapa yang telpon gue?"
"Biasa aja, buruan deh tinggal ganti aja ribet. Aku tunggu dibawah," ujarnya.
"Iya iya," jawab Gistara.
Lemari berwarna hitam itu dia buka untuk mengambil satu setelan baju santai ala Gistara.
Setelah selesai dia mencepol rambutnya sedikit berantakan, dan pakaian yang sudah melekat ditubuhnya menambah kesan cantiknya bertambah. Kaum adam yang lihat pasti dibuat terpesona melihat kecantikan Gistara yang super natural itu.
Perlahan Gistara menuruni tangga menuju Iqbal menunggu diruang tamu. Terlihat laki-laki berkaos putih itu menatap Gistara sampai tidak berkedip.
"Cantik," pujiannya membuat Gistara ingin tersenyum tapi harus dia tahan supaya tidak terlihat sedang salah tingkah.
"Yuk, udah selesai nih... Mau ngapain sih kepasar malam?"
"Jalan-jalan aja."
"Jalan-jalan doang!? Mending gue tidur Kak," jawabnya sedikit kesal. Waktu menonton drakor kesukaannya tertunda.
"Husttt.. kalo ngomong sama suami yang sopan. Itu mulut juga jangan manyun! Mau aku cium?" tanya Iqbal. Gistara hanya membelalakkan matanya. Seraya memukul punggung Iqbal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...