Happy reading!
••••
Setahun sudah, semuanya berlalu begitu cepat. Semuanya telah berubah.
Namun tak ada perubahan pada Aeera.
Aeera masih memejamkan matanya. Hanya ada pergerakan seperti tangan yang bergerak, atau kaki. Hal itu wajar terjadi karena ada peregangan otot yang bergerak dengan sendirinya karena tubuh Aeera yang terlalu lama terbaring.
Memang sulit dimengerti jika manusia bisa mengalami koma selama itu. Tapi itulah kenyataannya.
Aeera ada. Namun hanya raganya.
Begitulah teorinya.
Vio telah memiliki seorang anak, namun ia juga mengurus Abbiy. Ia melakukannya dengan senang hati. Ia merasa iba dengan bocah itu, semenjak Aeera yang mengalami koma Rain seperti tak memperdulikan anak-anaknya bahkan dirinya sendiri.
"Abbiy? bukankah kau memutuskan untuk kembali ke rumah?"
Vio kaget bukan main ketika suara bel yang berbunyi terdengar, dan ternyata Abbiy kembali ke rumahnya.
"Papa kembali berulah. Aku pikir ia sudah berubah, namun ia tetap menjadi pria pecundang,"
Vio mengelus pucuk kepala Abbiy yang kini berada di seukuran bahunya. Anak itu telah tumbuh dengan cepat.
"Abbiy, aku tahu kau sangat kesal. Namun tak baik menyebut ayahmu demikian, ia tetap ayahmu sayang," Vio tersenyum.
"Aku akan menganggap ia ayahku,"
"Jika ia mau mengubah keputusannya,"
~~~
"Sayang, apa kau menyayangiku?"
"Tentu,"
Kedua insan yang dimabuk asmara juga wine itu bercumbu dengan panasnya.
Terlihat tak ada rasa cinta terhadap pasangannya itu. Hanya melepaskan seluruh amarahnya, dan wanita itu adalah pelampiasannya.
Seperti hanya hubungan 'satu malam' yang akan kandas kala matahari terbit.
"Ya...,"
"Aku mencintaimu,"
"Aeera,"
"Apa kau bilang!?" Wanita itu mengehentikan percumbuannya itu.
Plakk...!!!
"Sudah kuduga kau memang belum melupakannya!"
Segera wanita itu membenarkan pakaiannya, dan menyambar tasnya akan segera pergi.
"Jika kau benar-benar mencintaiku, lupakan wanita itu terlebih dahulu,"
"Tidak! Aku mencintaimu, Anna!" Rain memegang tangan wanita itu, memohon seperti pengecut.
"Maka lupakanlah mantan istrimu itu! Ia sudah tiada, Rain!"
Plakk...!!
Rain menampar Anna spontan.
"Ia masih ada!! Istriku masih hidup!!"
Anna tertawa. "lihat! Lihatlah dirimu Rain! Kau bahkan tak menerima kenyataannya! Istrimu terus tertidur selama ini bukan? Bukankah itu sangat mendekati dengan kematian? Kau begitu plin-plan, Rain,"
" Sekarang pilihannya hanya ada dua. Istrimu, atau diriku,"
"Tapi aku yakin kau masih berpihak pada istrimu. Jadi kita harus berhenti sampai di sini, aku permisi," Wanita itu segera beranjak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECTION [LOUIS PARTRIDGE]✔️
Romance[COMPLETED] • Bahasa Baku • Typo bertebaran di where where "Mengapa kau lebih memilih gadis buta sepertiku?" "Karena kau tak akan melihat wajahku, jadi kau tak akan pernah bisa jatuh cinta denganku," Hujan jika bertemu angin mungkin akan menjadi ba...