Jiya menyusuri dan menyicipi konstelasi ini dengan sangat baik; dalam artian ia menyukai sebuah lini tergores apik di saat ia memiliki momen khusus bersama Taehyung dengan dominasi komposur yang kentara. Perempuan tersebut tidak mengerti soal perasaannya. Entah memang betul-betul tengah membalas afeksi murni atau hanya sekedar ucapan secara tidak direk karena kemarin malam Taehyung menyelamatkan dirinya.
Ia tidak bermaksud mengkhianati Jimin dengan bersikap santai dan menikmati dirinya sendiri yang diberi afeksi penuh oleh Taehyung. Jiya hanya sedang digerogoti rasa bingung. Apa yang dilakukan Taehyung selalu berhasil membuat Jiya dikelilingi rapsodi. Jimin juga sebetulnya; namun, Jiya tidak puas dengan tindakan Jimin yang terkesan plin-plan kemarin malam.
Sesuai apa yang Jiya ketahui, Jimin selalu menolak Yieun. Namun, kemarin malam, untuk pertama kalinya Jiya bisa melihat bahwa ada yang lain dari sorot netra laki-laki perfeksionis itu. Sikap yang ditunjukkan Jimin merujuk pada: Jimin mencoba untuk menggapai hal esensial yang memang sudah seharusnya ia gapai; namun eksistensi Yieun dan prestise dadakan yang sarat akan aromatik bagai inkarnasi itu membuat Jimin buyar dan ragu untuk menggenggam hal esensial itu.
Jiya itu sadar sekali atas atmosfer yang menghampirinya. Dulu, saat ia kenal Jimin untuk pertama kalinya, Jiya bisa merasakan ada suatu yang eksentrik. Jimin tertarik pada Jiya. Seolah baru bertemu perempuan. Dan kali ini, Jimin begitu pada Yieun. Barangkali Jiya terima sebuah realitas bahwa sepasang tunangan itu saling memberi konektivitas saliva. Toh, Jiya sadar, ia memilih Jimin, tetapi masih sering melakukan hal haram dengan Taehyung. Jiya hanya sedang muak dengan makna sorot netra Jimin yang terkesan memuja Yieunㅡmeskipun mulutnya selalu membela Jiya.
Great. Terserah. Jiya juga lelah akan kegilaan ini. Ia ingin bebas.
Aromatik khas pagi hari sudah sangat cukup memberikan komposur. Meskipun Jiya masih digerogoti oleh rasa sakit yang sudah minim atas pusing dan mualnya, Jiya menganggap ini sebagai setawar dan sedingin baginya. Motorik mendadak kaku, enggan pergi dari atas tilam; atau secara harfiah terlalu asyik untuk menciumi raksi Taehyung di kala adam itu masih tentram menikmati mimpi di alam subkonsius.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]
Romansa[ 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝. ] Ketika netra saling bersitatap kembali, varietas perasaan eksentrik sontak bersarang dalam serebrum dan sanubari. Turbulensi saraf menyerang, katastrofe melanda. Dalam rengkuhan relasi absurd itu, Jung Taehyung dan Kim Jiya m...