Bersyukur

6 0 0
                                    

Gue gatau apa yang gue ingin tulis, gue tau gue kurang bersyukur selama ini. Gue tau gue sangat bodoh untuk menyianyiakan semuanya. Semuanya? Ya menyia-nyiakan kesempatan yg diberikan. Yaps. Sangat bodoh. Sampe sekarang gue juga berusaha untuk memahami semuanya. Memahami kenapa gue biisa se bodoh itu untuk mengambil satu jurusan yg menentukan hidup gue kedepannya. Apa salah Tuhan lagi? Gak. Ini pure salah gue. Gue yang terlalu kepedean. Gue yg terlalu egois sehingga hanya gue yg gue doain. Hanya diri gue yang gue usahakan lulus. Trus sahabat sahabat gue? Gak. Gue ga memikirkan mereka sama sekali. Sama sekali. Gue hanya menghawatirkan hidup gue. Hidup gue kedepannya.
Tapi apa yg gue dapat?
Ya, gue merasa marah dengan diri gue sendiri. Gue gabisa jadi sahabat yang baik buat mereka. Gue ga bisa kayak gini.
At least, its not a karma. Bukan, ini cuman suatu penyesalan. GUE KURANG BERSYUKUR. ya. Itu yg tepat untuk gue.
Selalu padahal gue bilang bersyukur fau bersyukur. Tapi nyatanya? Penyesalan dan semuanya selalu ada.
Selalu ada
Kenapa?
Karena Ragu -ragu.
Setengah hati tidak menerimanya. Hati ini sungguh angkuh untuk bilang kalau sekarang harus bersyukur.
Ya. Selalu melihat keatas dengan segala kesombongan. Yang tersisa hanya lisan yg memang tidak pantas untuk di katakan. Tidak sesuai dengan hati. Munafik.
Ah. Tolonglah.
Tolong
Tolong
Tolong
Rasa bersalah ini semakin memuncak
Aku sudah tidak tahan
Tidak tahan dengan semuanya.
Kenapa terjadi di aku? HEIIII! HARUSNYA AKU BERSYUKUR
BERSYUKUR.
tapi ga, ga pernah aku bersyukur. Tidaak pernah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

about hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang