Chapter 1

2K 238 41
                                    

Eomma, kenapa Eomma dan Appa menitipkanku pada paman Sanha?”

Itu adalah pertanyaan yang entah keberapa kali untuk pagi ini dari mulut Byul. Jinri bahkan tidak tahan untuk tidak menghela napas akan pertanyaan berulang dari putrinya. Ia tengah terburu-buru menyiapkan segala perlengkapan Byul ketika putrinya itu masuk ke kamar dengan rentetan pertanyaan.

“Karena hanya paman Sanha yang bisa menjagamu hari ini, sayang.” jawab Jinri pada akhirnya. “Eomma dan Appa harus berangkat bekerja hari ini. Untuk sementara waktu kau bermain di tempat paman Sanha. Okey?”

Byul menatap ibunya dengan wajah serius. Jinri yang baru saja selesai merapikan perlengkapan putrinya itu tampak mengerutkan kening. Apa lagi yang dipikirkan putri cantiknya itu. Byul selalu punya argumen untuk menjawab perkataannya.

“Bermain di tempat paman Sanha itu membosankan. Aku hanya bermain sendiri sedangkan paman selalu melamun di depan alat lukisnya.” sahut Byul mulai mengeluarkan protesnya.

“Bagaimana jika Byul membawa mainan atau buku cerita kali ini?” tawar Jinri. “Jadi, ketika paman Sanha melamun Byul bisa mengajak paman Sanha bermain atau membaca buku.”

Wajah Byul kembali serius, mempertimbangkan saran ibunya. Astaga... Jinri gemas sendiri melihat kelakuan putrinya. Ekspresi wajah seriusnya saat berpikir benar-benar mengcopy ekspresi Jungkook.

“Apa Byul bisa membawa cetakan takoyaki dan buku resep milik Eomma?” tanya Byul masih dengan wajah seriusnya.

Perkataan Byul berhasil membuat Jinri mengerutkan keningnya. Lagi.

Ide apa lagi yang tengah dipikirkan oleh putri kecilnya itu. Terkadang cara berpikir Byul tidak sesuai dengan umurnya. Byul baru saja berumur lima tahun namun cara bicara maupun cara berpikirnya sering membuat ia dan Jungkook terkejut.

“Untuk apa Byul membawa cetakan takoyaki dan buku resep?” tanya Jinri. “Jika Byul ingin takoyaki, Eomma akan memberitahu paman Sanha untuk membelinya saat di jalan nanti.”

“Byul ingin mengajak paman Sanha membuat takoyaki agar paman Sanha terhibur. Karena membuat takoyaki itu menyenangkan.” jawab Byul dengan polos. “Sepertinya paman Sanha melamun karena sedang merasa sedih.”

Oh... betapa menggemaskannya pikir Jinri. Ia tidak tahan untuk tidak mencubit pipi lembut putrinya. Ternyata niatnya sangat baik yaitu ingin menghibur pamannya walaupun sepertinya malah membuat Sanha semakin repot kali ini.

“Byul-ah, apa kau sudah siap? Paman Sanha sebentar lagi datang.” Jungkook datang dari arah pintu, mengecek apakah putri kecilnya yang cerewet itu sudah siap.

Biasanya butuh lama untuk bersiap-siap karena kebiasaan Byul yang ingin sendiri memilih barang apa yang akan ia bawa atau pakaian apa yang akan ia kenakan. Sangat mirip dengan Jinri batin Jungkook.

“Tunggu sebentar, Appa.” sahut Byul. “Kami berdua Eomma sedang mengobrol.”

Jungkook melirik Jinri dengan sorot mata meminta jawaban. Jinri hanya mengangguk mengiyakan jika mereka sedang membicarakan sesuatu. Pada akhirnya, pria itu ikut bergabung duduk di sebelah Jinri untuk mendengar apa yang tengah dibicarakan oleh anak dan ibu itu.
“Kalian sedang mengobrol tentang apa, hm?” tanya Jungkook penasaran.

“Aku ingin meminjam cetakan takoyaki milik Eomma dan mengajak paman Sanha membuat takoyaki bersama-sama.”

Seperti Jinri, Jungkook terlihat langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar perkataan putrinya. Membuat takoyaki? Jangankan membuat takoyaki, membuat makanan instan saja Sanha terkadang salah. Setahunya Sanha sangat payah dalam hal memasak. Apa yang bisa diharapkan dari anak berumur lima tahun dan seorang paman yang tidak bisa memasak?

Married by Accident 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang