Jongsoo kembali ke mansion setelah beberapa hari tak pulang. Banyak hal yang berubah. Sepertinya para pelayan dan pengawal lebih sibuk dari biasanya. Beberapa pelayan menyapanya dengan sopan dan melintas dengan cepat. Para pengawal pun jadi lebih ketat setiap ada yang keluar masuk.
"Anda sudah pulang Tuan muda?"
Jongsoo terkejut mendapati salah seorang pengawal bertanya kepadanya. Ia baru pertama kali melihat wajahnya disini.
"Ah! Maaf jika saya lancang. Nama saya Ten, saya pengawal yang bertanggungjawab sementara di mansion ini" jelas Ten saat melihat wajah bingung Jongsoo.
Jongsoo masih tak merespon Ten. Ten yang merasa sapaannya tak ditanggapi hanya berdiri dengan tak nyaman. Ia tau jika tuan mudanya yang satu ini sangat dingin tapi tak menyangka akan seperti ini pertemuan pertama mereka. Aura yang dikeluarkan Jongsoo sama dengan Jongin saat Ten pertama kali bertemu dengan tuannya.
"Ada yang ingin kau sampaikan lagi?" tanya Jongsoo dingin.
Ten gelagapan mendapat pertanyaan itu karena melamun. Ten hanya menggeleng sebagai jawaban. Jongsoo melanjutkan langkahnya dan berlalu begitu saja melewati Ten yang terdiam. Jongsoo menaiki anak tangga hingga suara kepala pelayan membuatnya menghentikan langkahnya -lagi.
"Anda sudah pulang, Tuan muda Jongsoo"
Jongsoo berbalik.
"Nde" jawab Jongsoo.
Ten yang masih ditempatnya tadi takjub tuan mudanya menjawab dengan cepat sapaan kepala pelayan. Padahal tadi dia menyapanya tapi ia hanya didiamkan.
"Apa perlu saya bawakan makanan, tuan muda?" tanya kepala pelayan.
"Tak perlu, bibi. Akan ku panggil kalau aku butuh sesuatu dan jangan ganggu sementara waktu"
"Baik"
Jongsoo melanjutkan langkahnya menuju kamar meninggalkan kepala pelayan dan Ten. Ten mendekati kepala pelayan.
"Aku tak menyangka tuan muda Jongsoo akan membalas sapaan anda" bisik Ten.
Kepala pelayan terkekeh kecil menanggapi perkataan Ten.
"Saya mengasuh Tuan muda dari mereka bayi. Mereka sudah seperti cucuku sendiri. Nyonya besar juga sudah aku anggap seperti anakku sendiri"
Ten mengangguk. Mungkin karena tuan mudanya itu menghormati kepala pelayan jadi dia bersikap sopan kepadanya. Ia sungguh iri. Sulit sekali mendekati tuan muda sulung itu. Seperti yang dikatakan teman-temannya jika tuan muda Jongsoo sangat dingin kepada para pengawal kecuali Yun.
***
Jongsoo mengeringkan rambutnya. Akhirnya dia bisa bersantai di rumah setelah beberapa hari di rumah sakit. Jongsoo melangkah menuju jendelanya dan membuka sedikit tirai kamarnya. Sejak ia masuk ke kamar, ia sengaja tak menyalakan lampu atau membuka tirai jendelanya. Ia lebih suka gelap. Cahaya matahari menerpa tubuhnya. Tetesan-tetesan air dari ujung rambutnya bersinar terkena cahaya. Jongsoo memandang keluar kamar dimana kebun bunga milik ibunya terlihat. Beberapa tukang kebun kesayangan ibunya tampak merawat setiap bunga yang mekar dengan hati-hati. Ia tahu betul betapa ibunya sangat menyayangi bunga-bunga dikebunnya. Jongsoo mendesah dan melempar handuknya sembarangan kemudian merebahkan dirinya diatas kasur.
Ia ingin sekali terlelap tapi ada banyak hal yang mengganjal pikirannya. Mulai dari masalah ayahnya hingga kejadian kemarin yang menimpa adiknya. Ia yakin semua itu bukan kebetulan. Ia sudah mengetahui detailnya dari Jung. Jung sudah melaporkan hingga detail masalah yang terjadi di mansion keluarganya. Situasinya semakin gawat semenjak teman ayahnya itu datang. Semua begitu berantakan semenjak ayahnya pulang dengan keadaan penuh luka. Ia sudah menyadari dari dulu jika ayahnya itu memang bukan pebisnis biasa. Aura ayahnya terlalu berbeda untuk menjadi seorang pebisnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DON'T NEED A DAD (SEASON 2)
FanfictionJongin dan Kyungsoo akhirnya memiliki dua putera yang tampan seperti ayahnya. Kedua anaknya diberi nama Kim Jongsoo dan Kim Jongkyung. Jongsoo merupakan anak tertua yang memiliki sifat seperti Jongin. Berbeda halnya dengan Jongkyung yang lebih mirip...