Perasaan Nyaman

53 3 5
                                    

Tidak ada yang menyangka sebuah waktu, sudah 3 bulan lamanya Ika dan Kahfi bersama .

Kahfi rutin mengajari Ika , sementara Ika sangat senang hati di ajari oleh Kahfi.

" Makasih yah Pak kamu sudah baik sama saya, sejak saya lahir keluarga saya memang memanjakan saya dengan banyak harta benda, tapi bukan dengan ketulusan,"ucap Ika,

" Semakin lama saya disini, semakin lama pula saya selalu melihat senyum yang terlukis di sudut bibirmu yang begitu manis,"ucap Kahfi,

"Aku hanya ingin jujur Ika, apakah salah ketika kita mencintai seseorang?"tanya Kahfi,

" Mencintai seseorang itu tidak salah, tapi kadangkala takdir tidak memihak,"jawab Ika,

" Saya pernah mematahkan hati seorang wanita dimasa lalu,"ucap Kahfi,

" Saya Gemar mempermainkan hati wanita,  karena seragam saya,"jelas Kahfi,

"Saya tidak pernah serius, saya merasa wanita hanya memanfaatkan seragam saya saja untuk mereka pamer ke publik,"

" Andai kata saya tidak berseragam, andai kata saya bukan dosen kamu, apakah kamu mau berteman dengan saya?,"tanya Kahfi,

Ika hanya bisa menahan tawanya, "jawaban itu akan saya jawab ketika kita kembali ke Indonesia"

" Aku ingin jawaban itu sekarang,"

Ika menatap Kahfi ,

"Andai kata , saya hanya anak kesehatan biasa? Dan saya bukan anak yang cerdas bukan mahasiswi kedokteran apakah anda mempermainkan saya juga?" Tanya Ika kembali,

" saya tidak akan mempermainkan sesuatu yang saya kejar,"jawab Kahfi begitu simpel, namun Ika mengerti maksudnya apa,

Ika jujur, ia nyaman dengan Kahfi. Kahfi begitu sopan memperlakukannya. Bahkan Kahfi begitu peduli padanya berbeda dengan keluarganya yang tidak mengingatnya sama sekali,

Bahkan sebutan orang menyebalkan yang ia sematkan untuk Kahfi kini nampaknya sudah berubah menjadi orang yang begitu care atau cowok peka,

" Aku memasak makanan khas Makassar untuk kita makan hari ini, rupanya sangat susah mencari bumbu masakan disini,"ucap Ika,

" Pallubasa, i like It,"ucap Kahfi,

" Makan dulu gih Pak, kalau udah dingin kan ngga enak dong,"Ucap Ika,

"Saya masih mengerjakan laporan pengawasan dosen pembimbing ini, bagaimana kamu berinisiatif menyuapi dosen mu ini?"Tanya Kahfi,

Ika langsung gercep menyuapi Kahfi,

" Gimana rasanya Pak? Aku baru pertama kali masak ini,"tanya Ika,

" hmmmm....,—

" Kalau kamu yang buat enak sampai ketulang-tulangnya,"ucap Kahfi,

" Aku suka orang yang jujur, bukan yang jago gombal, please nilai dengan baik," Ika dengan Puppy eyes menggoyang-goyangkan tubuh Kahfi,

" 10/10," jawab Kahfi,

"Bener?"tanya Ika,

Kahfi mengangguk sambil memasang senyum lebar,

Ika langsung memeluk Kahfi,

Berpelukan adalah hal yang lumrah di negara ini,bahkan berciuman bibir saja tidak menjadi masalah yang penting seseorang merasa nyaman.

Namun mereka berdua masih menjaga batasan karena hubungan mereka hanya sebatas Dosen dengan Mahasiswi, dan sebatas hanya berteman saja.

SAMPO SIRI  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang