5. Elvano Ranendra

72 8 1
                                    

*Skip Pagi Hari

Eughhhh

Kali ini Alika bangun terlebih dahulu daripada Arga. Alika mendongokan kepalanya untuk menatap lebih jelas wajah damai Arga saat tidur.

"Abang gua ganteng juga, mungkin kalo lo bukan abang gua, gua udah jadiin lo pacar bang" Gumam Alika pelan sambil tersenyum kearah Arga yang masih tertidur.

Cup

Alika mencium pipi Arga. Tangan Alika terangkat untuk mengusap pipi Arga dengan lembut.

"Bang, bangun udah pagi" Ucap Alika sambil menepuk pelan pipi Arga

Eughhhh

Arga memang lebih mudah di bangunkan daripada Alika.

"Pagi, dek" Sapa Arga dengan suara serak khas bangun tidur

"Pagi bang"

Cup

Arga mencium pipi Alika, dan mengeratkan pelukannya

"Bang udah pagi, nanti telat ke kampusnya" Tegur Alika

"Iya, iya" Ucap Arga, dan langsung melepaskan pelukannya

Arica berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum masuk, Alika memastikan terlebih dahulu jika Arga tidak tertidur kembali.

"Bang, buruan mandi, terus berangkat ke kampus. Lo ada jadwal pagi kan hari ini?" Ucap Alika

Arga menjawab hanya dengan gumaman.

Alika melanjutkan langkahnya, memasuki kamar mandi dan membersihkan diri.

Sedangkan Arga? Kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri

20 menit kemudian, Alika selesai mandi dan langsung turun ke bawah untuk sarapan.

Selang beberapa menit, Arga pun ikut bergabung ke meja makan untuk sarapan.

Dinda yang melihat kedua anaknya sudah rapi pun, bingung. Biasanya dirinya harus berteriak-teriak seperti orang gila hanya untuk membangun kan kedua anaknya

"Tumben jam segini udah bangun, baru aja Mama mau bangunin kalian berdua" Ucap Dinda

Alika mendengus kesal "Anaknya bangun pagi di bilang tumben, anaknya bangun siang dibilang anak gadis bangunnya siang, nggak malu sama anak cowok yang bangunnya lebih pagi" Cibir Alika

"Iya ma" Hanya itulah tanggapan dari Arga.

Dinda cengengesan "Kan biasanya gitu"

"Udahlah Ma, Alika mau sarapan terus berangkat ke kampus"

"Arga juga"

"Yaudah nih makan" Ucap Dinda sambil menyodorkan dua piring nasi goreng seefod

Alika dan Arga makan dengan tenang.

"Ma, Alika sama bang Arga berangkat dulu ya" Pamit Alika

"Nah gitu dong kamu manggil Arga, bang. Biar keliatan kalau Arga itu kakak kamu bukan pacar kamu"

"Sebenernya kalau bang Arga bukan kakak aku, Alika juga mau kali Ma jadi pacar abang. Jangankan pacar, jadi istri juga Alika mau. Tapi sayangnya nggak bisa, terhalang hubungan darah" Jawab Alika sambil terkekeh

Arga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya. Tapi yang di katakan Alika benar adanya, jika tidak terhalang hubungan darah pun Arga mau dengan Alika.

"Udahlah ma, Arga sama Alika pamit dulu. Assalamu'alaikum" Ucap Arga sambil menyalimi tangan Dinda, diikuti Alika

"Yok dek"

Pak Dosen Itu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang