🌹 Empat Belas🌹

18K 1.5K 54
                                    

Sakti memasuki kediamannya dengan Sarah dengan wajah marah. Tungkai kakinya mengayun panjang seiring jalan. Sakti mengeluarkan aura yang sangat mengerikan.

Bahkan Pak Dadang saja yang ketemu Sakti di depan tidak berani menyapa. Suara sakti menggelegar memenuhi isi rumah.

" SARAHHHH...."

Sakti berteriak keras. Bibi Enah sampai berjengit kaget dari dapur mendengar suara menggelegar Sakti.

Sakti bergegas masuk kamar setelah melihat Sarah tidak ada di luar. Sakti melihat Sarah yang asyik main handphone di atas kasur. Sakti mendekati Sarah dan langsung merebut handphone dan membantingnya ke lantai sampai hancur.

Sarah tentu saja terkejut dan shock. Sarah menatap nanar handphone mahalnya. Sarah mendongak menatap Sakti yang menatap tajam dirinya. Sekilas Sarah tergugu dan merasa takut. Namun, Sarah memberanikan diri.

" Kamu apa apa an sih, Mas?" teriak Sarah balik.

" Handphone aku jadi rusak, kan!"

Sarah mendorong Sakti. Namun, Sakti tidak bergeming dan malah mencengkram lengan Sarah sampai Sarah kesakitan.

" Aww..., Sakit Mas." teriak Sarah keras. Sakti tidak mendengar teriakan Sarah.

" Kamu tau apa kesalahanmu?" Bisik Sakti  lirih dan mendesis sembari  menghunus tatapan Sarah.

Sarah meneguk ludah merasakan aura yang berbeda di sekitarnya. Sarah memalingkan muka tidak berani menatap wajah Sakti.

Sakti semakin marah dan mencengkram dagu Sarah. Amarah benar-benar menguasai diri Sakti. Tidak peduli Sarah istri baginya.

" Sakit, Mas! Kamu nggak bisa perlakukan aku seperti ini. Aku ini istri kamu, Mas!"

Sarah mendongak kesakitan karena dagunya di cengkram Sakti. Sarah memegang tangan Sakti agar bisa lepas. Namun cengkraman Sakti sangat kuat.

" Istri ?? Istri macam apa yang menelantarkan anaknya dan malah sibuk dengan teman-teman tidak berguna kamu di luar sana, Hah?" bentak Sakti marah ketika pikirannya kembali mengingat cerita Alea.

" Kamu jangan sembarangan, Mas. Kamu tidak tahu apa-apa." Sarah menatap nyalang kepada Sakti.

Sarah dengan sekuat tenaga melepaskan cengkraman Sakti. Namun, semakin kuat ia berusaha lepas semakin kuat Sakti mencengkram dagunya.

" Apa yang tidak ku tahu hah? Kamu pikir aku bodoh? Kamu memang istri yang tidak layak. Sampai-sampai kamu lebih memilih teman-temanmu dari pada anak kita."

" ALEA BUKAN ANAKKU." Sarah berucap lantang dan tegas.

Sakti terdiam dengan tubuh kaku. Kesempatan itu di manfaatkan Sarah untuk melepaskan diri. Sarah tertawa keras.

" Alea bukan anakku, Mas. Dia anak kamu dengan wanita itu. Wajar bukan kalau aku tidak pernah menyayanginya? Karena dia bukan darah dagingku. Aku muak melihat wajah anakmu itu. Sok polos. Ah atau Ibu dari anakmu memang wanita yang sok polos juga ya? Atau lebih parah jalang?" ucap Sarah tersenyum miring.

Tangan Sakti melayang hampir menampar Sarah. Namun, tertahan di udara. Sarah sontak saja memejamkan mata namun setelah beberapa detik tidak merasakan tamparan tersebut.

Sarah membuka mata dan melihat Sakti mengepalkan tangannya. Sarah tersenyum miring.

" Bahkan demi wanita itu kamu hampir menampar aku, Mas." Lirih Sarah pelan menatap nanar Sakti.

Sakti mendekatkan tubuh mereka dan menyentak lengan Sarah.

" Jangan pernah menghina Ibu dari anakku. Dia lebih baik dari kamu. Bukankah dulu ini permintaan kamu. Kamu tidak lupa kan kalau aku pernah menolak. Tetapi, kamu terus merengek memintaku mencari istri kedua. Lalu kenapa sekarang kamu begini dan melemparkan semuanya kepadaku. Kamu tidak lupa kan?"

" Mas," desis Sarah.

" Kamu membela wanita itu, Mas? AKU INI ISTRI KAMU, MAS!!!" teriak Sarah membabi buta.

Sakti tersenyum miring

" Sekali lagi aku dengar kamu menghina Ibu dari anakku. Aku tidak akan mengampunimu. Sekalipun kamu adalah istriku."

" Kamu berubah, Mas. Ah atau jangan-jangan kamu sudah mencintainya?"

Deg

Jantung Sakti berdetak kencang tubuhnya terpaku mendengar ucapan Sarah. Namun, Sakti kembali menguasai dirinya.

" Bukan urusanmu!" Sakti langsung keluar kamar dan berhenti melangkah dan menatap Sarah yang marah.

" Mulai dari sekarang fasilitas yang kamu miliki akan ku bekukan!"

Sarah memberontak marah mendengar ucapan Sakti.

" Brengsek kamu, Mas!!"

Sakti sudah menghilang di balik pintu kamar meninggalkan Sarah yang menghamburkan semua isi kamar. Sarah benar-benar marah.

" Wanita jalang. Ini semua gara-gara kau!!"

Sarah terus saja teriak seperti orang gila di kamarnya. Tidak ada yang berani mendekat. Sakti sudah pergi dari rumah. Tidak mau lama-lama berada satu ruangan dengan Sarah.

Tbc!!

17/05/21

Ayo voteee yang banyak dan komentar yang banyak juga gaess....

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang