Part 21❤

562 31 9
                                    

Happy Reading❤

•••

Sore ini, Kalila sedang berada di rumahnya sendirian. Karena, bundanya sedang berada di luar kota selama satu minggu dan pembantunya yang sedang pulang kampung.

Kalila berjalan kearah dapur untuk mengambil air putih dingin yang ada di kulkas. Setelah meneguknya hingga setengah botol, ia mengembalikan ke tempat semula.

Kalila kembali ke kamarnya untuk membersihkan badannya. Setelah lima belas menit, ia keluar dengan handuk yang melilit pada kepalanya.

Sambil menunggu rambutnya kering, ia memainkan ponselnya. Ia membuka room chatnya dengan Alden, seharian ini Alden tidak mengabarinya. Bahkan tadi disekolah ia tidak melihat batang hidungnya.

Teman teman Alden pun tidak ada yang mengetahui keberadaan Alden. Ia juga sudah menelfon Alden beberapa kali namun tidak ada satupun yang terjawab.

Ting.

Alden🐼
Online

Mbb
Knp?

Kenapa katanya??, setelah seharian Kalila mencarinya ia hanya tanya kenapa?.

Aku ganggu ya?

Tak lama ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

G
Knp syng

Bolehkah Kalila salto sekarang??

Aku salto tau! Kamu panggil sayang
Kamu tadi kemana aja??
Kok nggak sekolah
Temen temen kamu juga ngga tau

Ada ursn td
Lo dmn?

Dirumah, sendirian soalnya bunda pergi

Prgi kmn?

Luar kota seminggu

O
Tngguin gw
Readd

Kalila hanya mendengus membaca pesan Alden. Namun, tak urung ia langsung mengeringkan rambutnya dengan hair dryer agar cepat kering.

Setelah menyisir rambutnya, ia memoleskan liptint ke bibir tipisnya. Setelah itu, ia berjalan menuruni tangga ketika suara klakson terdengar.

Kalila berlari menuju pintu utama lalu membukanya. Disana, terlihat Alden mengenakan kaos putih dan celana selututnya sedang menuruni mobilnya.

Alden menoleh kearah Kalila yang berjalan kearahnya lalu ia merentangkan tangannya. Kalila memeluk leher Alden. Mereka berpelukan cukup lama hingga Kalila merasa benda kenyal menempel pada bibirnya.

Ia memukul dada Alden kesal yang dibalas kekehan oleh Alden. Mereka memasuki rumah bernuansa putih itu.

"Kamu kemana aja tadi?" tanya Kalila mendudukan dirinya ke kursi makan.

"Ada urusan-"

"Iya, urusan apa?" potong Kalila menyendokan nasi untuk Alden. Mereka bahkan sudah terlihat seperti pasutri.

"Kepo." ucap Alden setelah meneguk air putih  dan dibalas dengusan oleh Kalila.

Selanjutnya, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu. Mereka makan dalam diam. Entah karena terbiasa, atau Kalila yang- entahlah.

Setelah membereskan piring mereka, kini Kalila menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan Alden yang mainkan ponselnya.

Kalila membaringkan tubuhnya di ranjang lalu memainkan ponselnya tanpa menghiraukan Alden yang tidak menyusulnya.

Tidak, Kalila tidak marah. Ia hanya ingin Alden jujur kepadanya.

Bukannya apa, Alden menyuruhnya untuk tidak menyembunyikan apapun darinya. Namun, Alden sendiri sering membohonginya. Apakah itu yang dinamakan adil?.

Tak lama pintu kamarnya terbuka, menampilkan Alden yang masih memainkan ponselnya tanpa meliriknya.

Kalila berbalik memunggungi Alden. Ia bisa merasakan ranjang sampingnya bergerak tanda ada yang menduduki.

"Kal? Kena-" Kalila menepis tangan Alden yang mengusap kepalanya.

Alden menghela nafas kasar, ternyata gadisnya ngambek.

"Lo ngambek karena ngga gue kasih tau tadi kemana?" tanya Alden membalikan tubuh Kalila namun Kalila tahan.

"Gue tadi pergi sama papa. Papa minta gue buat bantuin kerjaannya." jelasnya sambil memeluk Kalila dari belakang.

"Percaya kan?"

"Iya, maafin aku ya? Udah salah paham sama kamu. Kirain tadi kamu jalan sama cewek lain." ucap Kalila polos sambil menatap mata Alden. Alden menyentil dahi Kalila pelan.

"Heh, jangan ngomong gitu! Gimana gue mau selingkuh, kalo gue udah punya cewek yang cantiknya kebangetan." ucap Alden enteng.

"Ihh! Aku salto tau!." teriak Kalila menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Alden.

"Salting sayang, bukan salto." ucap Alden membenarkan. Kalila mengernyit "Sejak kapan gantinya? Perasaan dulu salto deh." ucapnya polos sambil menggaruk pipinya.

"Dari dulu kali, udah ah keluar yuk Kal." ajak Alden bangkit dari tidurannya lalu memasuki kamar mandi di kamar Kalila.

Tepat pintu kamar mandi tertutup, bunyi pesan masuk terdengar dari ponsel Alden. Kalila membukanya karena ia tau sandi ponsel milik Alden.

Whatsapp

Raisa

Thankyou ya, buat tadi siang.

Deg.

Haiii

This is a my First story!!

Jadi, sorry kalo ngga sesuai sama selera kelenn!!

Ada yang mau disampein??

Buat Alden??

Buat Kalila??

Buat Ilham mungkin??

Atau buat siapa aja, buat author juga boleh<3

Mau up kapan? Komen sini! Semakin banyak vote and komen semakin cepet juga updatenyaa!!

See u❤

Childish Girl And Badboy Possesive [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang