Part04

9.1K 560 20
                                    

Happy Reading ...

Eugh ...." Syifa membuka sedikit matanya. Kepalanya pening terasa mau pecah. Ia mengedarkan pandangannya dilihatnya seorang lelaki sedang membaringkan kepalanya di samping tangan Syifa. Syifa juga dapat merasakan lelaki yang di kenal sebagain Sean sedang menggenggam tangannya.

"S--sean," panggilnya dengan suara serak khas bagung tidur.

Sean lelaki itu mengerjabkan matanya kemudian melirik kearah Syifa. Senyum terbit di bibir manisnya melihat gadis itu sudah sadarkan diri.

"Lo, udah bangun, ada yang sakit gak?" tanyanya tetap setia menatap wajah pucat yang sedang terbaring di brangkar.

Syifa menggeleng lemah kemudian tersenyum," Makasih yah, lo udah nolongin gue," ujar Syifa.

"Iya sama-sama, itukan udah kewajiban gue, sebagai calon pacar. Haha ...." Syifa ikut tertawa mendengar perkataan ngawur Sean barusan.

Sean menatap lekat wajah gadis itu. Syifa yang ditatap seperti itupun jantungnya berdetak lebih cepat.

"Syifa ...?" Suara lembut Sean membuat tubuh Syifa menengang.

Brak!

Sean maupun Syifa tersentak kaget. Karena, pintu UKS didobrak dengan kuat. Mereka berdua menoleh melihat siapa yang datang, dahi Sean mengkerut mendapatkan Melvin yang sedang berdiri di ambang pintu dengan menatap Syifa.

"Lo ngapain di sini?" tanya Sean mambuat Melvin menatap kearahnya.

Syifa hanya diam melihat kedua orang itu. Dia juga tidak suka dengan kehadiran Melvin di sini.

'Suami laknat! Bahkan lo gak pantes di sebut suami!' batin Syifa menggerutu.

Melvin berusaha mencari alasan. Ia juga tidak tau, mengapa perasaannya tidak tenang saat mengetahui Syifa pingsan tadi. Karena mengkuti perasaannya yang tidak baik, dia terpaksa berbohong kepada Aurel--kekasihnya, pergi ke toilet.

"Gue ada urusan sama sepupu gue, jadi lo boleh keluar, 'kan?" alibinya berharap lelaki itu keluar.

Sean mengangguk dan menatap Syifa lalu tanpa aba-aba Sean mencium kening Syifa. Syifa yang mendapat perlakuan dari Sean sontak kaget dan tidak bisa berkata-kata lagi. Apalagi ini didepan Melvin, suaminya.

"Cepat sembuh ya," katanya." Aku keluar dulu, ya. Sepupu kamu ganggu sih," ucapnya setengah berbisik kemudian terkekeh. Syifa hanya bisa mengangguk suaranya seakan tidak mau untuk keluar.

Melvin yang menyaksikan semuah kejadian itu. Rahangnya mengeras, ia mengempalkan kedua tangannya, ia juga tidak tau kenapa dengan perasaannya seakan tidak suka melihat Syifa di sentuh oleh lelaki lain. Apakah dia cemburu? Tapi tidak mungkin. Hatinya masih sepenunhya milik Aurellistya, yah dia yakin itu.

Sean berjalan pergi meninggalkan ruangan UKS. Sepeninggalan Sean didalam ruangan hanya ada keheningan, tidak ada satupun yang membuka suara.

Melvin berjalan mendekati brangkar dimana Syifa berbaring. Syifa yang menyadari itu hanya diam enggan untuk melihat lelaki itu sekarang.

"Udah makan?" tanyanya dengan wajah datar.

Syifa tertegun sebentar. Hatinya seakan menghangat saat Melvin bertanya kepadanya. Apakah ia peduli? Tapi, Syifa tidak boleh baper karena Melvin punya pacar. Mungkin ia hanya kasian.

"Kenapa lo peduli?" Bukanya menjawab Syifa malah bertanya balik.

Melvin terdiam sebentar mendengar jawaban Syifa. Apakah salah ia peduli kepada wanita yang berstatus sebagai istrinya sendiri. Salah?

"Gue cuman nanya, jawab aja susah amat."

"Belum." jawab Syifa cepat.

"Kenapa gak makan? Lo mau sakit terus, biar bisa dapat perhatian dari gue gitu?"

Deg!

Sesak lagi, kenapa Melvin berpikiran seperti itu. Dia tidak sarapan karna memang waktunya sudah mepet. Ia beralih menatap Melvin dalam.

"Kok lo ngomong gitu?" tanya Syifa dengan menahan sesak didadanya.

Melvin mengangkat kedua bahunya." Siapa tau kan, lo butu---,"

"Gue gak butuh!" bentaknya." Dan gak akan pernah berharap. Lo ingat itu!" peringatnya dengan menatap Melvin tajam.

Melvin terkekeh sinis." Oohh ... bagus deh, kalo lo mati juga gue gak perduli." sarkasnya dan pergi meninggalkan Syifa sendiri yang sedang menahan isakan tangisnya.

"Biadab lo!"

"Gue benci! Gue benci lo! Melvin Sebastian Avvredo."

'Ya Allah bantu aku,'

TBC.

Married By Accident (MBA_COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang