Part23

6.6K 362 4
                                    

Happy Reading ...

Malam harinya Melvin dan juga Syifa sedang menonton tv berdua di ruang tamu.
Melvin sesekali menjahili Syifa hingga sang empu mendengus kesal.

"Vin, aku mau ngomong," ucap Syifa menatap Melvin.

Melvin tersenyum, "Ngomong apa? Tentang tadi di mob---"

Pletak!

"Aku serius, kamu mah. Mesum terus!" ujar Syifa ketus menggampar mulut Melvin.

Bukannya marah Melvin malah tertawa terbahak-bahak. Syifa yang melihat hal tersebut menatap Melvin kesal.

"Ih, Vin aku serius!" kesalnya yang sudah di ubun-ubun.

Melvin menghentikan tawanya kemudian menatap Syifa yang sudah memasang wajah ditekuk.

"Aku juga serius sayang, malah udah dari lama seriusnya," celetuk Melvin kemudian terkekeh.

"Melvinnn! Udah, ah. Gak jadi!"

"Oke-oke, mau ngomong apa?" tanya Melvin yang sudah menatap Syifa intens.

Syifa tidak membuka suara ataupun menatap Melvin.

"Sayang?"

"Syifa, mau ngomong apa?"

Lagi. Syifa tidak membalasnya. Melvin menghembuskan napasnya pelan. Rupanya gadisnya sedang merajuk.

"Aku hitung sampe tiga, kalo nggak k---"

"Aku kenapa?" potong Syifa cepat.

Melvin tersenyum jahil menatap Syifa, "Kamu bakalan aku makan," jawab Melvin dengan senyum menggoda.

Syifa mengeryitkan alisnya, "Makan? Emang aku bisa dimakan?" tanya Syifa dengan bodohnya.

Melvin mengangguk antusias. "Bisa banget. Mau coba?" tanya Melvin makin membuat Syifa bingung.

"Coba apa?"

"Emang mau?"

"Coba apa dulu?!" tanya Syifa yang sudah geram karena di buat penasaran oleh Melvin.

"Bikin kamu gak bisa jalan," ucap Melvin santai.

Mata Syifa melotot. "Jadi, maksud kamu? Kamu mau bikin aku lumpuh selamanya? Kok kamu jahat!" marahnya kepada Melvin.

Meringis melihat tingkah istrinya yang polos atau pura-pura polos itu.

"Emang kamu nggak tau, yang aku maksud?"

Syifa menggeleng, "Enggak. Emang apa?"

Melvin mendekat ke arah Syifa dan membisikan sesuatu yang membuat Syifa menengang.

"Kita bikin dede bayi yuk," bisik Melvin dengan suara lembut.

Glek

Syifa diam mematung mencerna baik-baik perkataan Melvin barusan.

"Emang bisa?" tanya Syifa sembari berbisik karena Melvin belum menjauhkan wajah nya.

Melvin tersenyum mengangguk lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher milik Syifa dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Syifa. Mungkin ini akan menjadi candunya, wangi vanilla yang sangat enak untuk dihirup.

Bulu kuduk Syifa meremang saat Melvin mencium lehernya lembut dan sesekali menggigitnya.

"Me--melvin, geli ...," lirih Syifa berusaha untuk memberontak. Namun, Melvin langsung saja menahan pinggang Syifa.

Melvin tidak mendengarkan ucapan Syifa ia tetap pada pendiriannya. Bahkan ia memeluk erat tubuh Syifa agar tidak bergerak.

"Syifa ...," lirih Melvin dengan suara serak yang sedang menahan nafsu.

Syifa yang mendengar Melvin memanggilnya pun menyahut.

"Ke--kenapa? Melvin. Le--lepas dulu," cicit Syifa was-was menatap Melvin.

"Sayang, boleh ya?" tanya Melvin yang wajahnya sudah berhadapan dengan Syifa.

Syifa menelan salivanya susah payah saat melihat Melvin yang terkesan sangat sexi. Oh no!

"Boleh apa?"

Melvin mendekatkan wajahnya berniat untuk mencium Syifa. Namun di tahan oleh Syifa.

"Vin, kita masih sekolah," tukas Syifa lembut.

Melvin bangkit dan duduk di samping Syifa. Syifa gadis itu menghela napas pelan karena Melvin tidak melakukannya. Kalian pikir ia tidak tau tentang yang Melvin bicarakan sedari tadi, walaupun tidak pernah melakukannya ia juga tidak begitu polos-polos amat.

Melvin mengganti chanel TV dan menonton film drakor.

"Kamu suka drakor?" tanya Syifa membuat Melvin menoleh.

"Nggak!" ketusnya kemudian menatap kembali ke TV di hadapan mereka.

"Kalo gak suka kenapa nonton?"

"Emang kenapa?" tanya Melvin balik.

"Berarti kamu suka drakor."

"Nggak!"

"Ck, Vin. Kamu marah ya?" tanya Syifa memegang lembut tangan Melvin.

"Nggak!"

"Eum... kalo kamu gak marah, kok ngomongnya ketus gitu?"

"Suka-suka!"

"Yaudah, kalo marah malam nggak dapat jatah!" putus Syifa bangkit dan langsung mengacir menaiki tangga dan masuk kedalam kamar.

Melvin melongo menatap istrinya itu. Sesaat kemudian matanya terbuka lebar.

"Jatah?" guman Melvin.

"Apa?! Gak salah dengar nih?"

Melvin menepuk pipihnya, "Atau gue aja yang mimpi?"

Melvin terkekeh kemudian pergi menyusul Syifa kedalam kamar. "Syifa Arradhya. I'm comming," guman Melvin tertawa gelih.

* * *

"Kak, kenapa melamun?" tanya seorang gadis kepada kakaknya karena sedari tadi sang--Kakak hanya melamun saja.

Alvin menatap adiknya itu yang sudah beranjak dewasa. Lelaki itu tersenyum lebar menatap sang--Adik.

"Kakak gak papa, El," jawab Alvin mengusap rambut adiknya lembut.

Gadis yang di panggil El itu mendongak menatap kepada Kakaknya. Seakan tidak percaya dengan jawaban Alvin.

"Kakak, ada masalah?"

Alvin menggeleng, "Gak ada," jawab Alvin cepat.

El tersenyum, "Kakak gak bohong, 'kan?"

"Kakak lagi mikir, El. Kenapa gadis yang kakak cintai menginkari janji yang dibuat sendiri," ucap Alvin tersenyum kecut.

"Kalau El boleh tau, siapa perempuan itu kak?"

"Dia---"

Dret ...

Ucapan Alvin terpotong karena ponsel milik Alvin bergetar. Dengan cepat Alvin mengambil ponselnya dan mengangkat telpon tersebut.

Gadis itu menghembuskan napasnya pelan menatap kakaknya yang pergi meninggalkannya untuk mengangkat telpon entah dari siapa.

"Padahalkan gue penasaran, siapa sih perempuan yang bikin kakak gue sampe seperti itu."

"Se-cantik, apa dia?" guman El bertanya-tanya.

TBC.

Vote sama Komennya dong!

Married By Accident (MBA_COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang