Part 33 = Titik Terang

7K 850 55
                                    

HAI-HAI SEMUA!!! AKU KEMBALI UP

GIMANA NIH MASIH ADA YANG NGIKUTIN CERITA INI NGGAK?

TERIMA KASIH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA, VOTE, DAN KOMEN.
KADANG AKU KETAWA SENDIRI BACA KOMEN KALIAN HEHE

OK DEH, KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF😄😄




💛HAPPY READING💛










Kini Ratu tengah berlari menuju rumahnya untuk mencari keberadaan sang Papah. Sesampainya di dalam rumah, Ratu terus berteriak memanggil sang Papah. Tak lama suara sang Papah pun terdengar dari halaman belakang, dan dengan segera Ratu berlari menuju tempat orang yang dicarinya. Di sana, dirinya menemukan sang Papah sedang memberi makan ikan hias kesayangannya. Dengan langkah cepat Ratu segera berlari dan memeluk sang Papah dari belakang yang membuat si empunya heran.

"Kamu kenapa? Kok kaya senang gitu?" tanya sang Papah sambil memberi makan ikan-ikan hiasnya.

"Ada berita bagus, Pah," jawab Ratu yang membuat sang Papah melepas pelukan sang anak dan berbalik menatap Ratu.

"Ava kecelakaan," ucap Ratu yang membuat sang Papah terdiam.

"Hah! Kenapa bisa?" tanya sang Papah yang membuat kening Ratu menyerit.

"Loh bukannya itu rencana Papah?" tanya Ratu bingung.

"Papah memang ada rencana, tapi bukan untuk Ava," ucap sang Papah.

"Anggap saja ini sebagai keberuntungan," ucap seseorang yang membuat kedua orang itu menoleh.

"Bukan 'kah kamu harus melenyapkan wanita berkursi roda itu terlebih dahulu?" tanya papah Ratu.

"Awalnya seperti itu. Tapi, kejadian di luar rencana terjadi, yang menjadi korban bukan wanita itu. Tapi pemeran utamanya dan anggap saja ini keberuntungan," ucapnya.

"Berarti kita harus mengubah rencana kita. Kita harus segera melenyapkan wanita itu karena wanita itu bisa jadi penghalang untuk kita," ucap papah Ratu.

"Siapa wanita itu, Pah?" tanya Ratu yang sedari tadi diam.

"Kamu akan tau nanti. Sekarang kalian bisa pergi, ada yang ingin aku urus," ucap papah Ratu. Ratu dan orang itu pun mengangguk dan segera pergi. Merasa keadaan sudah aman, papah Ratu berjalan ke arah gudang yang letaknya tak jauh dari kolam ikan hias. Setelah memasukkan kunci, pintu gudang itu pun terbuka.

Terlihatlah gudang dengan penerangan yang minim, debu yang banyak, dan juga pengap. Tepat di belakang kotak besar, terlihat seorang wanita yang terikat. Wajahnya penuh luka lebam dan juga baju yang sudah tak layak pakai. Merasa ada yang menghampiri, wanita itu pun mendongkak dan menatap tajam orang di depannya.

"Hai, apa kabar?" tanya papah Ratu tersenyum sinis.

"Belum puas kamu membuat keluarga Wibowo mendapat masalah, Aslan?" tanya wanita itu.

"Belum. Bahkan ini baru permulaan," jawab papah Ratu yang bernama Aslan.

"KAMU BIADAB ASLAN. KALAU RUDY DAN TAMA MENGETAHUI FAKTA SEBENARNYA, AKU YAKIN KAMU AKAN HABIS DI TANGAN MEREKA," teriak wanita itu.

"MEREKA TIDAK AKAN TAU FAKTA SEBENARNYA. KARENA YANG MENGETAHUI FAKTA ITU HANYA KAMU DAN TINA," teriak Aslan.

"Aku pastikan tidak akan lama lagi mereka akan mengetahui fakta itu. Kamu hanya perlu menunggu waktu saja, Aslan," ucap wanita itu.

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, Mita. Hah! Berbicara denganmu hanya membuat aku emosi. Lebih baik aku pergi dan mulai menjalankan rencana selanjutnya," ucap Aslan seraya pergi meninggalkan wanita yang bernama Mita. Tak lama setelah Aslan pergi, Mita tersenyum misterius.

"Kita lihat siapa yang akan menang, Aslan."

***

"Ada kah fakta yang terlewat olehku?" tanya Rudy pada orang di depannya. Sementara orang di depannya diam. Saat ini dirinya tak dapat lagi kabur seperti sebelum-sebelumnya.

"Jawab!" seru Rudy.

"Mas! Kendalikan diri kamu. Kamu baru habis donor darah," ucap Inka seraya mengelus lengan suaminya. Rudy pun menghela napas pelan, sementara orang di depannya hanya diam. Saat Rudy hendak membuka suara, Gavin dan Monica datang menghampiri mereka.

"Om, gimana keadaan Ava?" tanya Gavin dan Monica bersamaan.

"Masih di tangani oleh dokter di dalam," ucap Rudy.

"Kalian kenapa bisa kesini?" tanya Inka.

"Tadi Citra memberi tau kalau Ava kecelakaan dan kami langsung lari ke sini," jawab Monica. Tanpa sengaja mata Gavin menatap wanita di dekat Rudy dan seketika itu juga ia menegang. Gavin pun perlahan berjalan mendekati wanita itu. Sementara wanita itu pun menatap heran dirinya. Sesampainya Gavin di depan wanita itu, ia langsung berjongkok dan menatap wanita di depannya. Rudy yang paham akan raut bingung wanita di sampingnya pun membuka suara.

"Dia Gavin. Anak sulungmu, Tina," ucap Rudy yang membuat wanita itu terkejut dan langsung memandang Gavin. Tanpa membuang waktu, Gavin segera memeluk wanita di depannya yang mendapat balasan oleh wanita itu.

"Ma—mah. In-ini ma-mamah 'kan?" tanya Gavin terbata.

"Ga-Gavin anak ma-mamah. Kamu udah semakin dewasa, Nak," ucap Tina yang menangis. Keduanya menangis melepaskan rindu yang sudah lama terkubur dalam-dalam. Inka, Rudy, dan Monica yang melihat itu pun terharu melihat keduanya. Namun, ada satu pertanyaan yang sedari tadi Inka pendam.

"Tin, setauku kamu hanya memiliki dua anak, Gavin dan Rama. Lalu pemuda yang memanggilmu Bunda tadi siapa?" tanya Inka yang membuat Gavin dan Tina melepas pelukan mereka dan Tina memandang Inka dengan tatapan dalam.

"Di-dia anak kalian yang hilang pas kejadian itu," jawab Tina yang membuat mata Inka dan Rudy melotot.

"APPAAA!!" teriak seseorang.

BERSAMBUNG. . .

HHMM UDAH MULAI TERJAWAB YAH RASA KEPO KALIAN SELAMA INI HEHEHE. TAPI TENANG, ITU BELUM SEMUA KOK. SABAR YAH HEHEHE

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN YANG BANYAK😄😄😄

TERIMA GAJAH😄😄😄
17 MEI 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang