Ciuman Rahasia

119 20 2
                                    


Terima kasih sudah menunggu author update!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini para senior mengajak para junior mereka untuk minum di tempat tongkrongan tak jauh dari kampus. Suara cekikikan riang dan cerita-cerita yang melayang di udara seakan menjadi melodi malam itu. Gelas-gelas berkilauan penuh dengan minuman berwarna-warni, menciptakan pemandangan yang mempesona di atas meja kayu yang polos. Mereka dikelilingi oleh aura keakraban, percakapan gemerlap dan tawa riang menjadi melodi sepanjang malam.

"Empat, lima, enam."

"Tujuh, delapan."

Para senior laki-laki itu mengincar Joo Hyun dengan tatapan nakal. Terlihat jelas bagaimana mereka berakting, sengaja membuat Joo Hyun kalah dalam permainan agar dia harus meminum semua soju yang ada di depannya.

"Ah tidak" ujar Joo Hyun malu-malu saat ia mendapatkan giliran untuk menyebutkan tiga puluh satu. 

Dalam permainan ini, pemain bergantian menyebutkan angka secara berurutan, dimulai dari 1 hingga 31. Setiap pemain dapat menyebutkan satu, dua, atau tiga angka sekaligus. Namun, pemain yang harus mengucapkan angka terakhir sebelum mencapai 31, harus minum.

Para senior laki-laki itu berbondong-bondong menawarkan diri untuk mengambil hukuman Joo Hyun. Tapi Joo Hyun menolaknya. Ia memilih untuk meminum hukumannya. Semuanya bertepuk tangan seakan-akan Joo Hyun tengah memenangkan lotre.

Di ujung matanya, Joo Hyun dapat melihat para wanita mencibirnya. Di kelilingi oleh para laki-laki, dan menjadi primadona kampus memang hal yang akan mengundang iri. Namun, dia memilih untuk tetap tenang dan tidak memperdulikan tatapan sinis mereka. Dengan kepala tegak dan keyakinan dalam dirinya, dia tidak membiarkan cemoohan orang lain mengganggu kepercayaan dirinya.

"Minum. Minum!" teriak para laki-laki itu dengan semangat.

Joo Hyun tidak tahu bagaimana ia bisa keluar dari sini. Ia terjebak oleh para senior laki-lakinya yang nampak sengaja ingin membuatnya mabuk. Namun disisi lain, ia adalah junior yang tidak bisa memberontak. 

Sistem senioritas  masih sangat kental dan merupakan bagian yang sangat mendalam dari budaya sosial. Senioritas dianggap sebagai prinsip yang penting dan bagian dari masyarakat. Joo Hyun pun tidak dapat dengan mudah menolak perlakuan mereka.

Kemudian Tae Hyung datang dengan langkah-langkah yang pasti, berharap jika datang terlambat maka ia akan cepat pulang. Tidak menyangka bahwa di tempat itu, dia akan menemukan Joo Hyun. Senyumnya meredup sejenak, digantikan oleh rasa khawatir melihat Joo Hyun di tengah para laki-laki itu. 

Joo Hyun berada di tengah-tengah sekelompok laki-laki, terlihat sudah mabuk dan berusaha bersemangat dalam percakapan yang berlangsung. Senyumannya yang ramah memancar di antara kehadiran maskulinitas di sekitarnya. Dibalik keramahan itu, Tae Hyung bisa menangkap betapa Joo Hyun merasa tidak nyaman dengan para senior laki-laki yang mendekatinya.

Love in SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang