11

21.7K 1.3K 73
                                    


"Abu?" tanya Abel memastikan.

Laki-laki yang bernama Abu pun mengangguk dengan antusias.
"Lo gak lupa'kan sama gue?"

"Ck, gue orang yang nganterin lo pulang. Waktu itu lo kucel gara-gara di siram," sambungnya ketika melihat keterdiaman Abel.

Abel memutar bola matanya jengah, "gak usah ngomong gue kucel. Iya, gue inget. Kenapa? Lo mau nagih utang?"

"Bel, lo kenal sama dia?" bisik Laura.

"Kenapa lo gak pernah cerita punya kenalan seganteng dia?" sambungnya.

"Diam dulu, nanti gue ceritain!" balas Abel dengan berbisik.

Laura pun bungkam.

"Jadi?" tanya Abel pada Abu.

"Ya, seperti yang lo bilang tadi, gue pengen nagih utang sama lo!"

"Belibet amat. Mau gue bayar berapa? Gue buru-buru, nih."

"Gue mau lo traktir gue. Gimana?"

Sebenernya Abu tidak benar-benar ingin Abel menelaktirnya, tapi dia hanya ingin dekat dengan Abel saja.

"Oke. Nanti gue teraktir, gue harus ke kelas. Gue tunggu lo di kantin!"

Abu mengangguk dengan semangat di sertai dengan senyuman yang merekah.
"Sip." balasnya dengan mengacungkan jempolnya.

"Udah ya, gue duluan!" pamit Abel dan berlalu dengan menggandeng tangan Laura.

Abu hanya memandang punggung Abel yang kian menghilang dari pandangan dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

Setelah puas, Abu pun kembali ke kelasnya.

Di sisi lain sedari tadi seorang pria yang tak lain adalah Abi, terus menatap percakapan orang yang berlawanan jenis itu.

"Kak? Kakak?" panggil Citra dengan menggoyang-goyangkan langan Abi.

"Kenapa, Cit?" tanya Abi ketika sadar dengan apa yang Citra lakukan.

"Kakak liatis apasih? Aku lagi cerita loh," ucapnya dengan wajah masamnya.

"Nggak ngeliatin apa-apa, mending sekarang kakak anterin kamu ke kelas," balasnya dan menggandeng tangan Citra menuju kelas Citra.

"Kak, nanti kakak gak usah nungguin aku pulang. Aku ada kerja kelompok lagi," ucap Citra dengan mendongah menatap Abi.

Abi mengangguk singkat, "belum beres juga? Bukannya udah dari hari minggu?"

Citra menggeleng pelan, "belum."

Ya, ini lah alasan kenapa Citra tidak menghadiri acara nikahan kakaknya Abel. Mungkin sampai saat ini pun dia tidak mengetahui setatus kakaknya dengan Abi.

"Masuk gih! Belajar yang bener!" pesan Abi dengan mengelus kepala Citra yang tertutup hijab.

"Iya. Kakak juga semangat belajarnya!"

Abi terkekeh singkat dan mendorong tubuh Citra pelan supaya masuk kelas.

Kejadian ini pun tak luput dari pandangan orang-orang, tatapan iri begitu jelas di mata mereka.

Tak menunggu lama lagi, Abi pun berlalu menuju kelasnya.

________________________

"Dor!" teriak Abu dengan memukul pundak Abel.

Abel yang terkejutpun tersedak air yang dia minum.
"Uhuk! Uhuk!"

Abel terus mencoba memukul dadanya.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang