02. Dimensi lain.
•••
Silauan cahaya matahari pagi yang lewat dari sela-sela jendela kamar membuat Sora terusik. Ia melenguh, membuka kedua matanya malas, mengerjap pelan karena pandangan nya sedikit kabur. Dengan kepala yang masih sedikit pusing, ia memutuskan untuk duduk terlebih dulu. Tangan kanan nya mengelap bekas iler di bawah bibirnya.
Setelah berdiam sebentar, Sora yang setengah sadar karena nyawa nya belum benar-benar terkumpul, bangun dari tempat tidur, menunju ke kamar mandi. Sempat beberapa kali terpentok, karena sekilas ia bingung dengan denah kamarnya.
Di kamar mandi, Sora membasuh mukanya, menyikat gigi dan kemudian mandi. Gadis itu masih terlihat mengantuk tapi terbesit di pikiran nya ia harus cepat selesaikan ini dan berangkat ke sekolah, karena jarak dari rumah ke sekolahnya lumayan jauh.
Selesai mandi, Sora memakaikan baju handuk putih pada badannya, lalu memeras rambut menggunakan kedua tangannya, berusaha mengeringkan. Ia mendengus, menatap sebentar cermin kamar mandi di hadapannya. Sesaat dia terperangah, apakah dirinya memang secantik dan semanis ini? Menurutnya- dia sendiri tipekal orang yang biasa-biasa saja. Wajahnya tidak jelek, tidak begitu cantik. Biasa. Pintar? nilai-nilai nya sangat standar. Itupun dia bersyukur masih ada materi yang masuk ke otaknya. Biasa. Keluarganya yang tidak begitu kaya, hanya, mampu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Biasa. Apa keistimewaan dirinya? mungkin jawaban nya, tidak ada. Sora terkekeh, memang nya apa yang dia harapkan? Hidup seperti gadis-gadis di komik?
"Nona?"
Sora tersentak pada lamunannya.
Eh.. Apa?
"Maaf Bibi langsung masuk begitu saja, saya khawatir dengan apa yang kemarin nona lalui. Nona dikamar mandi ya? Apa.. nona baik-baik saja??" ucap wanita paruh baya di luar kamar mandi dan terselip kecemasan di dalamnya.
Suara itu terdengar seperti berbicara dengan bahasa dan aksen Jepang? Sora sekilas paham apa yang dia bicarakan, ya tentu saja karena ia otaku. Tapi apa maksud nya? Nona? Bibi? Seingatnya, di rumahnya tidak ada asisten rumah tangga sama sekali. Setiap hari ia menyiapkan semuanya sendiri. Siapa yang dia maksudkan? Tunggu, siapa orang itu?
Sora mandadak panik, apakah itu tetangga nya yang lagi ngigo? atau.. Sora menggelengkan kepalanya, tidak mungkin, mana ada di tetangga disekitar rumah nya yang mau sok akrab dengan rumah yang banyak gosip miring ini?
Di saat Sora lagi fokus-fokus nya berfikir, ia tak sengaja menatap cermin kamar mandi itu lagi. Matanya terbelalak, melihat bayangan dirinya yang bukan dirinya.
HA?!!!!
•••
Sora beberapa kali sengaja menampar kedua pipinya, sedikit sakit, tapi ia benar-benar kaget. Tidak hanya dirinya saja yang berubah, tapi rumahnya, kamarnya, sekitarnya. Apa-apaan.
"I-ini dimana??? kenapa aku baru nyadar sekarang??" gumamnya, ia mengenggam erat kedua tangannya dan tidak berhenti gelisah sedari tadi, semua ini sangat tidak masuk akal.
"Ini mimpikah—?"
".... Non? ada apa? tadi nona sempat berteriak? apakah sesuatu terjadi??" tanyanya.
"—sepertinya enga"
Sora memejamkan matanya, berusaha menetralisir semua yang terjadi padanya. Ini bukan tubuhnya, dia berada di tubuh orang lain yang bahkan dia tidak tahu siapa. Dan juga berada dirumah dan suasana sekitar yang sangat asing ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suna Rintarou | Ma Mood booster
Teen FictionMalam itu Sora yakin ia benar-benar tertidur pulas saat setelah menonton ulang anime kesukaannya- Haikyuu season 4. Tepat saat dirinya terbangun dan membuka kedua matanya, Sora berada di tempat yang berbeda, suasana yang berbeda dan dimensi yang be...