🌹 Lima Belas 🌹

18.5K 1.5K 65
                                    

BAB 16-20 DI KARYAKARSA ATAU BISA BELI NOVEL NYA DI PLAYSTORE/GOOGLE PLAYBOOK YA

Sakti memutuskan kembali ke rumah Alea. Sakti membuka pintu rumah. Dirinya punya kunci cadangan. Jadi, kapan pun Sakti mau kesini Sakti bebas.

Penampilan Sakti sangat kacau. Wajahnya masih menyisakan gurat-gurat marah dan lelah. Sakti menarik nafas dan membuangnya secara pelan-pelan.

Setelah merasa tenang sedikit, Sakti membuka pintu kamar. Perasaan Sakti langsung tenang dan sejuk melihat pemandangan di depannya tepatnya di atas ranjang.

Kemarahannya yang masih menggumpal di dada hilang tak berbekas ketika melihat Alea dan Alesha tidur berpelukan. Senyum tipis terbit di bibir Sakti saat ini juga.

Sakti mendekat. Sakti membuka kemeja dan celananya sehingga menyisakan boxer yang menggantung di pinggul dan bertelanjang dada. Sakti memang terbiasa tidur tidak pakai baju kalau sudah bersama Alea.

Sedangkan selama dengan Sarah, Sakti selalu pakai baju tidur. Sarah yang meminta, namun Sakti terpaksa menuruti. Padahal, Sakti lebih suka dalam keadaan seperti ini.

Sakti mengecup kening Eca dan Alea bergantian. Sakti juga mencuri kecupan bibir  Alea. Kalau Alea sadar Sakti belum tentu bisa merasakan bibir manis Alea.

Alea sedang memeluk tubuh Eca, begitupun dengan Eca yang melingkarkan tangannya di leher Alea. Mereka sudah seperti perangko saja yang tidak bisa di pisahkan. Hati Sakti menghangat.

Sakti bisa merasakan kau Eca sangat bahagia. Terlihat dari tidur pun. Wajah anaknya menyisakan senyum. Sakti merasa bersalah karena sudah memisahkan mereka berdua. Selama ini Eca tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ibu. Ternyata, selama ini Sarah tidak pernah mencintai anaknya.

Sakti menyesal karena baru sekarang pintu hatinya terbuka. Sakti menyesalkan kenapa Sarah bisa seperti ini. Tidak bisakah istri pertamanya itu mencintai dan menyayangi anaknya. Walaupun, Eca bukan darah dagingnya. Sakti kembali mendesah kasar ketika mengingat perlakuan Sarah yang jarang bahkan tidak pernah menyayangi Eca selayaknya Ibu kepada anak.

Sakti melesatkan tubuhnya ke atas ranjang. Tepatnya di samping Alea. Sakti melihat Alea bergerak. Mungkin karena merasakan beban kasur dan orang di dekatnya. Namun, selama ini Alea tidak pernah terbangun ketika Sakti datang menjelang malam. Kenapa malam ini Alea bisa terbangun. Pikir Sakti.

" Hhhggg." Alea melenguh. Sakti mengusap kepala Alea.

" Ssttt..., Tidur lagi sayang," bisik Sakti menenangkan.

Namun, Alea sudah membuka mata dan menatap Sakti berkedip-kedip. Sakti semakin gemas melihat gaya Alea yang polos.

" Aku pasti mimpi lagi," gumam Alea pelan. Sakti tersenyum. Ia mengerti apa yang di maksud Alea barusan.

Sakti mendekap pinggang Alea erat. Tubuh mereka menempel erat tidak menyisakan ruang sedikitpun. Lilitan tangan Eca sudah lepas. Anaknya itu berbalik memunggungi mereka.

Kesempatan pikir Sakti senang.

" Mimpi apa Sayang?" tanya Sakti dengan suara serak dan parau. Mata Alea membesar. Mulutnya terbuka sehingga membentuk huruf O. Sakti menatap Alea dengan geli.

" A...abang," panggil Alea lirih dan tidak percaya.

" Hm," Sakti membelitkan kakinya ke tubuh Alea. Sehingga Alea tidak bisa bergerak.

Alea menahan dada Sakti dan memundurkan kepalanya.

" Abang di sini?" Pekik Alea lumayan keras.

" Sssstttt. Jangan keras-keras. Nanti anak kita bangun," Sakti meletakkan jari telunjuknya di bibir Alea. Alea mengatupkan bibirnya erat baru menyadari kalau Eca sedang bersama dirinya.

Jantung Alea berdebar kencang ketika mata Sakti menghunus tatapannya. Alea gugup setengah mati. Alea merasa posisi mereka saat ini intim sekali. Dan terasa sangat nyata.

" Abang di sini?" tanya Alea berbisik. Sakti tidak menjawab dan malah mengeratkan tangannya di pinggang Alea.

" Tidur sayang!" Ujar Sakti pelan. Alea menggeleng.

Sakti tersenyum miring melihat penolakan Alea. Sakti beraksi dan membuat mata Alea melotot.

" A...abang, tangannya," ucap Alea terbata. Alea menahan tangan Sakti yang sudah berada di dalam bajunya.

" Pilih tidur atau---,"

" Tidur Abang," jawab Alea cepat memotong ucapan Sakti. Wajah Alea memerah. Sakti terkekeh kecil.

Sakti menyerukkan wajahnya di leher   Alea. Tangannya masih asyik bertengger di dalam baju Alea.

" Biarkan seperti ini," pinta Sakti lirih.  Alea terdiam tidak percaya dengan kondisi mereka malam ini. Alea takut ini hanya sekedar mimpi saja.

" Jantung kamu debarnya kuat sekali," wajah Alea semakin panas.

" Abbaaang," Alea tak sadar merengek karena di goda Sakti. Alea terpekik pelan ketika lehernya terasa di hisap dan di gigit. Siapa lagi kalau bukan ulah Sakti.

Dalam hati sebenarnya Alea sangat bahagia sekali bisa sedekat ini dengan pria yang berstatus suaminya.

Hati Sakti berbunga-bunga mendengar rengekan Alea. Pasalnya, pertama kali ini Alea pernah merengek manja begini.

" Ayok bobok sayang." Ajak Sakti setelah memberi tanda di leher Alea. Sakti yakin leher Alea besok akan berbekas tanda cintanya.

" Iya Abang,"

Sakti dan Alea berusaha membuat mata mereka tidur dan menikmati momen seintim ini berdua.

Tbc!!

18/05/21

Siapaa yang mauu kayak Sakti dan Alea???

Siapa yang baper melihat keuwuan mereka ini??

Siapa yang jingkrak-jingkrak ???

Ahhh part depan mau gimana???

Ayo voteee voteee dan komentar yang banyak gaesss!!!

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang