Memasuki tahun ajaran baru, kini aku tidak mengenakan pakaian putih biru seperti aku duduk dibangku SMP.
Aku sudah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamaku dan sekarang Aku duduk di bangku depan bersama gadis asing yang tak pernah ku lihat sebelumnya.
Fifi Maharani begitu kata yang tertulis di betname seragamnya. kami berdua mengenakan seragam yang resmi setiap Sekolah Menengah Atas di Indonesia.
Aku sebenarnya adalah orang baru di kota ini, karena sebelumnya aku menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamaku di kota lain.
Namaku Fanisa, anak kedua dari tiga bersaudara yang kini sedang menjalani tugasku sebagai murid di SMA Negeri bersama teman-temanku.
Fifi dan aku melewati hari-hari kami di sekolah bersama, karena kami merasa kami memiliki hal serupa, yaitu tidak mengenal siapapun di ruangan yang besar yang dikenal ruang kelas 10-1.
Menurutku, Fifi bukanlah tipe orang yang mudah diajak bicara. Ia hanya berbicara sedikit saja. Sungguh, itu membuatku sedikit aneh dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Melihat lawan bicaramu hanya berbicara sedikit dan lebih banyak diam tidak merespon.
Jadi kami memilih untuk banyak diam di hari pertama sekolah.
Padahal jika kamu dapat memandangi suasana disana, kamu akan melihat anak-anak lain yang bertegur sapa dan terlihat akrab bersenda gurau.
Dan pada akhirnya aku mengetahui beberapa di antara mereka adalah teman semenjak SMP, bahkan teman sebangku mereka adalah orang yang sama yang kini duduk di samping mereka.
Baiklah, kira-kira begini kondisiku selama beberapa hari yang ku lewati Bersama Fifi.
Kami sedikit mendapat kesulitan untuk berkumpul dengan yang lain, karena mereka sepertinya sedang tidak ingin diganggu oleh pihak luar.
Hari-hari berikutnya masih seperti itu, masih sama dengan hari yang lalu sampai pada akhirnya, aku memberanikan diri untuk bergabung dengan murid lain.
Suatu hari, Ada satu teman yang akhirnya aku menemui banyak kesamaan lagi padanya.
Wah, saat itu aku sangat bangga berkenalan padanya dan bisa akrab dengannya.
Dan sekarang, kami menjadi teman akrab.
"Debby,, kita jadi satu kelompok lagi kan?"
tanyaku pada anak perempuan yang duduknya di baris belakang
"ia dong fan!"
balas Debby tersenyum girang
Aku kini sedang dekat dengan Debby karena kami adalah menyukai pelajaran yang sama, Bahasa Inggris.
Memasuki minggu kedua di tahun ajaran baru kelas kami sudah mendapati banyak tugas dari Guru berbagai mata pelajaran.
Aku dan Debby kembali untuk menjadi satu tim lagi di pelajaran Bahasa Inggris kali ini.
Kami mendapat tugas membuat percakapan dan mempresentasikannya di depan kelas.
Nama kami berdua pun sudah tercatat di papan tulis, mungkin agak aneh untuk anak lainnya.
Karena Guru tersebut membebaskan kami untuk memilih satu teman membuat tugas bersama.
Aku dan Debby bukanlah teman sebangku.
Kami berdua sepakat untuk menghargai teman sebangku kami Fifi dan Tasya karena tidak mereka ingin pindah atau bergantian posisi duduk dengan kami berdua.
Jika kamu mau tau, posisi duduk kami agak jauh sebenarnya, Aku diposisi ku yang sekarang di depan baris kedua bersama Fifi.
Sementara Debby dan Tasya baris ketiga posisi belakang kedua.
Hari presentasi pun tiba, semua murid sudah mengumpulkan hasil tugas mereka.
Namun, tidak semua kelompok dipanggil ke depan untuk mempraktekan hasilnya.
Hanya sepuluh kelompok terbaik yang akan di persilakan untuk mempresentasikan percakapan mereka di depan kelas.
Aku tidak tau persis, bagaimana kriteria tugas terbaik menurutnya. Dan sebenarnya, Aku dan Debby berharap untuk menjadi salah satunya.
Kelas pelajaran Sosiologi pun sudah berakhir. Memasuki jam kedua, aku dan Debby terlihat sangat antusias menunggu Guru Favourite kami.
"Fanisa Haris dan Debby Suri Sanjaya, please practical your work"
ucap seorang wanita dengan pakaian yang modis seperti mengikuti zaman yang sedang terlihat duduk di kursi Guru.
Ya, ia adalah Guru Bahasa Inggris kami. Miss Fey begitulah kami semua memanggilnya.
Aku dan Debby mempresentasikan hasil tugas kami yang sudah kami buat.
Selama kami mempraktekkan tugas kami di depan, suasana kelas hening mendengarkan.
Pandangan mata dari masing-masing pemiliknya tertuju padaku dan Debby.
Sesekali ku lihat Miss Fey tersenyum dan ia senang dengan tugas yang ku buat bersama Debby.
Nilai kami sangat memuaskan untuk tugas hari ini.
Karena aku dan Debby adalah murid yang paling tertarik dan bersemangat bila memasuki pelajaran Bahasa Inggris, Miss Fey mudah mengenali kami dan selalu memberikan kesempatan untuk mengajak kami berdiskusi atau melakukan tanya jawab.
Sebulan di sekolah baru dan bersama teman baru pun sudah ku lalui.
Hingga pada suatu hari aku mendengar kabar bahwa Debby sedang berpacaran dengan salah satu teman laki-laki di kelas kami.
Aku sedikit terkejut karena Debby tidak pernah mengatakan apapun padaku.
Ternyata laki-laki itu adalah orang yang sama yang pernah menarik perhatianku ketika masa orientasi sekolah kemarin.
Ia sudah membuatku kagum saat pertama melihatnya, dan sebenarnya aku pun juga menyukainya.
Tapi berita jadian mereka tidak membuatku marah atau menghindari Debby, karena aku paham tidak ada satu pun yang bersalah untuk situasi ini.
Dan ku fikir, bukan hanya aku yang kecewa mendengar berita ini.
Sepertinya ada banyak teman perempuan ku yang juga menyukai laki-laki rupawan itu.
"Selamat yah, udah jadian" ucapku padanya.
"ia fan, makasih ya" balas debby dengan senyuman yang terlihat jelas diwajahnya.
Setelahnya aku menghela nafas dan merelakan bahwa kenyataannya Debby berpacaran dengan orang yang kusukai.
Dan untuk kalian yang pernah mengalami hal serupa seperti ini, ku ucapkan selamat!
Karena telah mampu menutupi rasa kecewa dengan senyuman indah saat mengetahui bahwa orang yang disukai adalah pacar temanmu.
Tapi Debby tidak pernah tau kalau aku juga menyukainya.
Tidak ada yang benar-benar tau. Perasaan ini menjadi rahasiaku sendiri dan aku yakin mungkin sebentar lagi akan hilang.
karena menurutku, aku mungkin hanya sekedar mengaguminya bukan untuk kumiliki.
Dan kini aku benar-benar harus melupakannya agar tidak lagi mengenang masa-masa orientasi bersamanya.
~ 000 ~
Hai... Selamat datang
Udah cukup kenal belum sama tokohnya? Ada yang mengalami seperti Fanisa dan Debby? Jadi klop karena favorit mereka sama.
Tapi kalau suka sama cowok yang sama gimana tuh? Apa masih bisa klop?
Kalau suka ceritanya lanjut baca yuk!
jangan lupa tinggalin jejak kalian yah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bully Crush
Teen Fiction"Dia adalah korban cintanya" [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Selamat datang di cerita pertamaku 🙋. Di kesempatan kali ini aku memakai sudut orang pertama yang sedang bercerita. Kalian setuju gak sih kalau masa SMA itu emang masa yang paling indah? ****...