3. It's about Norman & Kyle

160 9 9
                                    

Malam harinya....

"Aku pulang. Norman? Dolly?" sapa sebuah suara. Rupanya, itu adalah suara Ryan. Tampak ia tengah melepas sepatunya diikuti Kory, Dylan, dan Nathan lalu mereka meletakkannya di rak sepatu di dekat pintu.

"Tu-Tuan...." dari arah Dapur muncul seorang Pelayan. Ia berjalan ke arah Ryan dan yang lainnya lalu Ryan dan yang lainnya menoleh ke arahnya.
"Bibi...." sapa Ryan.
"Ada apa, Bibi?" tanya Dylan.

"Begini, tadi saat saya membuatkan minuman untuk Nyonya Dolly, Tuan Muda Norman, Tuan Muda Kyle, dan Nyonya Hera, Nyonya Dolly menjelaskan siapa Tuan Muda Norman sebenarnya. Lalu, mereka pergi ke Pemakaman Umum Kota Daedo. Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan di sana. Tetapi, setelah pulang dari sana, Tuan Muda Norman mengurung diri di kamarnya dan Nyonya Dolly menyendiri di Taman samping kiri yaitu Taman di sebelah utara."

"Apa????" ucap Kory terkejut. Ryan, Dylan, dan Nathan yang mendengarnya juga terkejut.
"Maaf, Tuan. Saya tidak ada maksud untuk menguping. Saya hanya kebetulan mendengarnya."

"Tidak apa-apa, Bi. Terima kasih sudah menjelaskannya pada kami," jawab Nathan.
"Sama-sama, Tuan."

"Apa Dae Ha sudah pulang?" tanya Ryan.
"Belum, Tuan."
"Aku mengerti."
"Saya permisi dulu, Tuan."
"Ya, silakan."

Sang Pelayan pamitan pada Ryan dan yang lainnya lalu ia berjalan ke arah Dapur. Ryan menoleh ke arah Kory, Dylan, dan Nathan lalu ia bersuara.

"Sebaiknya kita bagi tugas. Aku dan Dylan menemui Norman sementara Nathan dan Kory menemui Dolly."
"Baiklah," jawab Kory setuju diikuti anggukan Nathan dan Dylan.

Kory, Dylan, dan Nathan setuju dengan usulan Ryan lalu mereka berpencar. Ryan dan Dylan berjalan ke arah kamar Norman sementara Nathan dan Kory berjalan ke arah Taman samping kiri. Sesampainya di kamar Norman karena Ryan dan Dylan ke sana dengan menaiki lift, Ryan menghela nafas lalu ia menatap ke arah Dylan. Dylan mengangguk lalu Ryan mengetuk pintunya perlahan.

Tok... Tok... Tok...

"Nak, ini Ayah Ryan dan Ayah Dylan. Bisakah kami masuk? Kami ingin bicara denganmu."

Dari dalam kamar terdengar suara langkah kaki yang cepat. Sepertinya ada yang berlari. Pintu terbuka lalu tampak oleh mereka seorang anak kecil yang menubruk kakinya sembari terduduk dan menangis.

"Maafkan aku, Ayah...huaaa...."
"Norman, ada apa, Nak? Kenapa kamu minta maaf?" tanya Ryan sembari terkejut.

"Norman...." hanya itu respon Dylan. Ia dan Ryan agak jongkok lalu ia melepas pelukan Norman kemudian Ryan menangkup kedua pipinya.

"Maafkan aku, Ayah...hiks...."
"Maaf untuk apa?"
"Ibu bilang ini bukan salahku. Tetapi, tetap saja aku merasa ini salahku. Huaaa...."

"Apa yang kamu bicarakan, Nak? Ayah tidak mengerti," ucap Dylan.
"A-aku sudah tahu semuanya, Ayah," ucap Norman sembari terbata karena ia terisak.

"Tahu tentang apa, Nak?" tanya Ryan penasaran.
"Tahu tentang siapa aku sebenarnya dan kenapa aku bisa dilahirkan ke dunia ini."


JDERRR

Ryan dan Dylan yang mendengarnya mematung dan Norman kembali menangis. Mereka pun teringat tentang cerita Ayah mereka berdua tentang orang tua Limo dan Nenek Ma saat Suho menghilang dulu. Mereka juga teringat dengan kematian Dilly, Suho, Ayah Dilly dan Dolly, serta Ibu Ryan dan Kory. Tidak lupa, mereka teringat dengan laporan Tarren tentang siapa Norman dan Kyle berikut siapa orang tua mereka serta kondisi mereka semua saat ini yaitu sudah meninggal dunia.

Ryan dan Dylan menunduk lalu mengepalkan kedua tangan mereka erat. Tampak raut wajah mereka mengeras karena marah dan sedih yang luar biasa. Detik berikutnya, mereka dibuat terkejut dengan ucapan sang anak yang tidak mereka duga.

Five Loves for My Son Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang