Happy reading...
.
.
.
Kedua tangan pria paruh baya ini mengepal dengan kuat hingga kuku jarinya memutih menancap pada kulit tangan. Wajahnya enggan menatap maupun melirik kearah sang putri yang terlihat tengah begitu bahagia. Berbeda dengan istrinya yang justru mengusap-usap lembut bahu putri cantiknya dan sesekali mengusap ke arah perut sang putri.
"Seharusnya kamu tidak membiarkan dirimu hamil, Mina."
Itu ucapan pertama yang keluar dari bibir ayah Mina setelah sejak tadi diam begitu mendengar putrinya mengabari jika dirinya tengah hamil.
"Ma-maksud Ayah?"
"Perusahaan Ayah sudah kembali bangkit, sebentar lagi Ayah akan mengembalikan semua uang yang sudah Jeongyeon berikan pada Ayah. Mimpi burukmu akan segera berakhir." Ucap ayah Mina dengan dingin.
"A-ayah kenapa ngomong kayak gini, aku gak ngerti. Apa yang Ayah maksud dengan mimpi buruk, Yah?"
"Tentu saja pria itu," mata ayah Mina menyalang menatap tajam Chaeyoung yang sedang memainkan gelas minumannya. Pria itu tersenyum melihat gambar lucu di badan gelas itu. "Sebentar lagi kamu tidak perlu menderita karena pria itu lagi."
"Ayah!" Pekik Mina dengan keras, Chaeyoung yang mendengarnya juga kaget hingga hampir menjatuhkan gelas minumnya. "Ayah ngomong apa! Aku gak pernah merasa menderita karena pernikahan ini."
"Kamu jangan bercanda Mina, mana ada wanita yang akan betah menjadi istri orang yang tidak normal seperti dia."
"Ayah, tenang dulu. Kita bisa bicarakan ini baik-baik. Jangan buat Mina emosi, ingatlah dia sedang mengandung." Ucap ibu Mina yang mencoba menenangkan kembali situasi yang mulai memanas ini.
"Tenang bagaimana? Putri kita mengandung dari pria idiot itu. Apa kau mau mendapat cucu dari pria idiot itu huh? Menjijikkan, aku tidak pernah sudi." Ucap ayah Mina kembali.
Mina menyisir rambutnya dengan kasar, dia menarik nafas dengan lelah berkali-kali untuk mengendalikan diri. Ucapan ayahnya sangat keterlaluan. Dimata ayahnya sehina inikah suami yang selalu ia sayangi dan banggakan. Hingga dia sadar saat Chaeyoung meraih tangannya, pria itu menatap takut pada Mina.
"Mina..." lirih Chaeyoung dengan pelan bahkan hanya Mina saja yang mendengarnya. Mina tersenyum lembut seolah menenangkan Chaeyoung. Lalu dia kembali menatap pada ayahnya.
"Aku gak akan pernah bercerai dengan Chaeyoung." Ucap Mina dengan penuh keyakinan.
"Ck, omong kosong itu Mina. Kamu pikir selamanya kamu bisa hidup dengan pria tidak waras seperti dia? Berpikirlah lebih realistis, sudahlah Ayah janji akan menerima anakmu itu setelah kalian bercerai. Tapi lepaskan saja pria itu."
Mina berdiri dari duduknya, nafasnya kian memburu karena sudah terpancing emosi dengan perkataan ayahnya itu.
"Cukup Ayah! Aku kira kekecewaan terbesarku pada Ayah adalah disaat Ayah menikahkanku dengan orang yang tidak ku kenal. Tapi ternyata aku salah, ucapan Ayah yang barusan adalah yang paling membuatku sakit hati. Aku benar-benar kecewa dengan Ayah! Kenapa ayahku sendiri yang selama ini ku hormati tega berucap hal sekejam itu? Aku kecewa, Yah!" Ucapnya Mina penuh emosi.
Mina melirik pada Chaeyoung lalu mengulurkan tangannya pada Chaeyoung. "Ayo kita pulang saja Chaeng."
Chaeyoung mengangguk cepat dan meraih tangan Mina, dia mengekor di belakang saat Mina membawanya cepat pergi dari rumah ayah Mina.
"Cih bisa-bisanya putriku berkata seperti itu, apa yang dia lihat dari pria idiot itu sih."
"Ayah, jangan bicara seperti itu. Dia suami Mina."
KAMU SEDANG MEMBACA
So Bad - michaeng (END)
FanfictionTentang Mina yang harus mengurus suaminya Chaeyoung yang berbeda dari pria lainnya.